08. between

151 4 0
                                    

Sudah tiga hari ini Kala menghabiskan waktunya bersama Jean. Tepat sekali di saat akhir pekan. Tak terhitung berapa kali sudah Kala mengangkang untuk Jean selama tiga hari ini. Mereka juga menghabiskan waktu dengan jalan-jalan.

Kala sedikit khawatir tentang ia ketahuan oleh orang yang mereka kenali. Ia masih amatiran untuk menjadi kekasih gelap. Tetapi, Jean berkali-kali menenangkannya untuk tidak khawatir. Hal itu membuat Kala menjadi lebih percaya diri menghabiskan waktu di luar bersama Jean.

Saat ini Kala hanya rebahan di atas kasur setelah melayani Jean semalaman lalu berlanjut pagi. Kala menatap langit-langit kamarnya. Terasa nyeri di selangkangannya. Tetapi, Kala menyadari sesuatu, sudah tiga hari ini ia bangun pagi tidak dengan kondisi sakit kepala karena mimpi buruk. Meskipun ya sakitnya pindah ke selangkangan.

Suara langkah kaki Jean yang mendekati mengalihkan perhatiannya.

"Pagi, sayang," sapa Jean dengan senyuman santai.

Kala menjawab dengan senyuman lalu merentangkan kedua tangannya agar Jean memeluknya. Jean merangkul Kala dengan lembut, dan keduanya terdiam sejenak dalam pelukan yang nyaman.

"Pagi yang indah, bukan?" ujar Jean sambil mencium lembut kening Kala.

Kala mengangguk setuju lalu mencium balik Jean di pipinya.

"Saya sudah masakin kamu nasi goreng. Semoga kamu suka sayangku." Jean tersenyum penuh kehangatan sambil menatap mata Kala. Kala merasa hangat melihat perhatian Jean.

"Gendong," ucap Kala manja.

Jean gemas sekali dengan perempuan ini. Ia mencium Kala sebelum menggendongnya menuju meja makan.

Aroma wangi nasi goreng sudah tercium oleh Kala. Ia duduk di kursi, sementara Jean dengan penuh kelembutan meletakkan mangkuk nasi goreng di depannya. Mereka berdua tersenyum satu sama lain, menciptakan momen pagi yang penuh kedamaian.

Mereka mulai menyantap sarapan dengan penuh keceriaan. Kala merasa beruntung memiliki Jean di sisinya, meskipun ia tak bisa menghilangkan ketakutannya terkait hubungan terlarang mereka.

"Saya minta nomor rekening kamu." Ujar Jean sambil mengunyah makanannya.

"Buat apa?" Kala balik bertanya.

"Uang jajan."

"Kan aku udah pegang kartu kamu."

"Saya tetap mau ngasih kamu uang jajan."

Keberuntungan apalagi ini. Mana bisa Kala menolak. Sudah diberikan kartu tanpa limit kini diberikan uang pula. Kala merasa senang, meskipun ada resikonya tetapi ia sangat menikmati semua yang telah diberikan Jean kepadanya.

"Upgrade juga apart kamu ini. Saya mau taruh baju-baju saya disini, minimal dua kamar jadinya."

Kala hanya mengangguk-angguk setuju saja. Ia tidak perlu pusing memikirkan bayarannya. Tinggal pilih-pilih saja, gampang!

"Tetap di apart sini aja ya. Males banget harus pindah kawasan lagi."

"Iya sayang."

Setelah sarapan, Jean membantu Kala membersihkan meja dan mencuci piring. Keduanya kemudian kembali ke kamar, duduk bersama di ranjang.

"Kamu mau apa saja bilang. Jangan malu dan jangan takut. Saya juga milik kamu sekarang."

Kala tersenyum senang mendengar kata-kata Jean. Ia merebahkan dirinya nyaman dengan dada Jean sebagai bantalnya.

"Hari ini saya pulang. "

Kala merasa sedih mendengarnya. Tiga hari ini ia benar-benar dibuat gila oleh Jean. Sebegitu senangnya ia berasama pria itu.

 Dancing Shadows of Secret Liaisons | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang