Budak Seg!!

3.2K 43 0
                                    

Silas×Shane 🔞
[Romance, fantasy, Vampire]

"Selamat malam Tuan dan Nona! Pasti kalian sudah menunggu barang-barang kami yang begitu bagus haha!"
Ruangan di penuhi dengan orang-orang yang memakai topeng, kini yang ternyata berada di dalam sebuah tempat lelang yang digunakan para petinggi untuk menjual para budaknya.

"Yang pertama kami memiliki lelaki berusia 22 tahun yang masih sangat muda tentunya, ia bisa mengerjakan segala hal" pelelangan itu mengeluarkan manusia dengan keadaan tanpa memakai sehelai pun.

Terlihat tubuh yang putih bersih, wajah yang begitu kecil dan badannya yang kekar, membuat seisi ruangan langsung mengangkat nominal terbesar mereka.
Pelelangan budak ini sudah menjadi sarana para penguasa mencari orang yang di incarnya.

Beberapa sudah terlelang hingga pelelangan budak tersebut membuat keramaian.
"Baik tuan dan nyonya, sudah waktunya kami menunjukkan barang langka yang kami punya untuk kalian" pelelangan itu tersenyum dan berbicara.
"Dia bernama Silas, berambut hitam pekat, bulu mata yang lentik, kulit yang lembut dan badan yang sangat sehat tanpa luka sedikitpun, hingga kami akan melelangkannya dengan harga yang fantastis! Dia kami lelang senilai 100M!!" Harga untuk sebuah budak yang sangat tidak masuk akal tersebut membuat semua tercengang, saat mereka melihat wajahnya yang sungguh mempesona, beberapa menawarkan harga yang lebih tinggi.

"120! 150! 200! 350! 500!!" Keadaan memanas hingga wanita muda yang sangat anggun mengangkat tangannya ke udara.
"1 billion!!!" Nominal yang membuat semua kagum akan kekayaan apa yang di miliki wanita muda itu dan langsung saja terjual kepadanya.

"WOWW!! 1 BILLION, KAMI AKAN MENJUALNYA KEPADA ANDA!"
Tuk tuk tuk~
Pukulan yang menandakan barang lelangan terjual.
Wanita itu menyeringai dan langsung pergi dari ruangan itu.
"Segera bawa dia ke tempatku!" Wanita itu menyuruh anak buahnya untuk membawa barang lelangan nya.
.
.
Pelelangan POV

"HAHA AKU KAYAAA, AKU KAYAAA!! Hey Silas, lihat kan kau adalah barang berharga kami, sshhh kami tidak mungkin menjualmu HAHAHA!!" ternyata pelelang itu tidak luput dengan tipuan.
SRUKK~
Sebuah pedang tersusuk ke jantung pelelangan tersebut dan langsung meninggal di tempat.
"Mari, nyonya memintamu" prajurit itu sudah tau niat pelelangan sehingga tidak segan-segan membunuhnya.
Silas yang sudah tidak punya ekspresi wajah tadi, sekarang menunjukkan ketakutan yang terpancar dari wajahnya.
.
.
Silas memakai bajunya dan sekarang berada di dalam sebuah kereta yang kita tau ia sedang menuju, ke kediaman wanita yang membelinya, Silas berfikir takdirnya tidak akan berubah dan ia akan selalu di buang semua orang. Hingga saat Silas sudah berada di mansion yang sangat mewah, ia di tunjukan untuk memasuki sebuah ruangan dan membukanya.

"Selamat datang, duduk lah" wanita itu tersenyum dan menyuruh Silas untuk duduk di sebelahnya.
"Silas!? Kau tidak mempunyai marga?" Wanita itu berbicara dan menandatangani sebuah kertas.

Wanita itu melihat Silas yang sedari tadi menundukkan kepalanya.
"Namaku Shane Velint, Kau bisa memanggilku Shane!" Shane melihat Silas yang hanya menganggukkan kepalanya dan menjawab lirih.
"Ba baik nyonya Shane" Silas masih syok dengan kejadian tadi, sehingga Silas takut memandang Shane.

Shane beranjak dari kursi kerjanya dan mendekat ke arah Silas.
Silas yang sadar mengepalkan kedua tangannya ke bawah dan terlihat ketakutan.
Shane mengangkat dagu Silas agar ia bisa menatap matanya. "Tenang lah kau tidak perlu takut kepadaku" sambil tersenyum Shane mengatakannya, kembali melepas dagu Silas dan mengusap kepalanya.

Silas sedikit tersentuh dengan usapan kepala Shane.
[Sedikit background Silas, ia merupakan rakyat biasa yang sudah terbiasanya di jadikan budak dalam urusan apapun. Namun ia mengalami hidup yang tidak mudah, ia di lecehkan, di pukul, hingga di jadikan tempat pelampiasan sesaat dari tuan-tuannya]

"Sekarang bersihkan badan mu, setelah selesai aku akan menunjukan ruangan mu" Silas mengangguk dan membersihkan dirinya di kamar mandi Shane.
Sepanjang Silas membersihkan dirinya, luka-luka yang di tutupi menggunakan bedak perlahan terlihat.
Yang ada di pikiran Silas, ia takut akan di buang atau di siksa karena kebohongan yang di lakukan pelelang tersebut.

Silas kini keluar menggunakan pakaian yang sudah di siapkan Shane.
"Huh, aku sudah menduganya, bajingan itu memanfaatkan semua orang dengan barang yang ia maksud bagus ini" Shane melihat leher Silas yang mempunyai bekas luka.
"Kemarilah" Shane memanggil Silas dan sesuatu mengejutkan Silas.

Cup~
Kecupan bibir yang dilakukan Shane membuat Silas menutup matanya erat, di benaknya ia akan dijadikan pelampiasan nafsu oleh Shane.
Sringg~
Sesuatu bercahaya membuat Silas menutup matanya erat dan membukanya secara perlahan.
"Luka ku? Nyo nyonya yang melakukan ini?" Bekas luka yang timbul di sekujur badan Silas menghilang tanpa sisa.
"Sshh, kau akan jadi barang berharga ku mulai sekarang, aku tidak ingin melihat barang berharga ku tersiksa" Shane tersenyum kecil dan mengusap kepala Silas.

"Baiklah, pergilah ke kamar di sebelah ruangan ini, aku sudah menyiapkan apapun yang kamu butuhkan!" Silas mengangguk dan segera pergi dari tempat kerja Shane.
.
.
Silas POV

Silas masih kebingungan memikirkan apa yang terjadi pada diri nya sekarang.
Ia tidak tau apa yang dihadapinya ini hal buruk atau malah hal baik, namun hati Silas masih belum terobati seluruhnya, ia masih memikirkan bahwa yang terjadi padanya sekarang hanya awal manis yang berujung pahit.

Dengan rasa bimbangnya, ia membuka pintu kamar tersebut dan melihat seisi ruangan yang terlihat mewah.
Balkoni yang bersebelahan dengan ruang kerja Shane memiliki pemandangan yang sangat indah, di belakang mansion yang besar ini, ternyata terhubung langsung dengan luasnya pantai dengan air yang berwarna biru.

"Apa aku akan di buang lagi?" Gumam Silas sambil memandangi matahari yang akan segera hilang.
.
.
Malam hari sudah terlihat, Silas yang hanya mengurung dirinya dari tadi membuat Shane penasaran apa yang ia lakukan di dalam.
Shane mencoba mengetok pintu dan memanggil nama Silas, namun sudah 7 menit ia berada di luar tanpa sahutan dari Silas.
Dengan penasaran Shane membuka pintu tersebut yang ternyata tidak terkunci dari dalam.
"Silas?" Shane melihat kamar yang begitu gelap yang hanya di terangi pantulan cahaya bulan dari luar.

Shane mencoba menelusuri ruangan tersebut hingga melihat Silas yang terduduk di ujung samping ranjang, dengan kedua kakinya yang ia peluk sambil melamun.
Karena melihat Silas yang masih belum terbiasa dengan situasi ini, Shane berjalan menuju Silas dan menanyainya.

"Apa kau tidak nyaman berada di sini?" Sentak Shane
"Ti tidak sa saya sangat nyaman nyonya!" Silas kaget dan langsung menjawab spontan pertanyaan tersebut.
"Lalu kenapa kau duduk di sudut ruangan seperti ini?" Kata Shane
Terlihat Silas yang kembali murung dan mencoba terlihat sopan membuat Shane merasa sedikit marah.

"Ah apa kau membenciku?" Sorotan mata Shane yang tajam menusuk lamunan Silas.
"Tidak nyonya maafkan saya, saya bersalah, silahkan lakukan apa yang nyonya inginkan!" Silas nampak takut dan ia mencoba melepas pakaiannya.
"Sa saya akan melayani nyonya dengan baik"
Sekarang Shane mengerti kenapa Silas terlihat ketakutan dari tadi.

"Duduk lah" saat Silas mencoba duduk di ranjang itu, dengan sejentik jari tangan dan kaki Silas terikat dengan kain di atas ranjang tersebut.
"Kau sudah terlalu sering mengalami hal buruk, aku akan membuatmu merasa lebih baik" dengan sentuhan hangat Shane, Silas yang masih merasa ini waktunya ia di siksa membuat Silas ketakutan.
"Ahh nghh nyo nyonya di situ tidak nyonya ngh" tangan Shane menyentuh 'barang' Silas yang membuatnya terangsang.
"Sshh bukannya ini yang kau mau?" Shane menyeringai dan menciumi Silas.

Silas terkejut, sentuhan yang diberikan Shane sangat berbeda dari tuan-tuannya dulu, sentuhan yang hangat membawa sensasi panas yang membuat tubuh Silas menggeliat.
"Aku tidak akan melakukan dengan tubuhku, tapi dengan tanganmu sendiri, keluar lah di depanku" Ikatan yang mengikat kedua tangan Silas menghilang, kini Silas yang masih malu, mencoba memainkan dirinya sendiri.

"Ngh nyonya, bisakah kau menciumku?" Shane menarik dagu Silas tanpa aba-aba dan menciumi nya seganas itu.
"Aku akan keluar nyonya nghhh" desahan yang menyebar di seluruh ruangan membuat Shane sangat menikmatinya.

"Nyonya ahh aku nghhh~" Silas terbaring lemas setelah ia mengeluarkan hasratnya itu.
"Haha anak pintar, tenang lah hidupmu akan jauh lebih baik dari masa lalu mu"

Done.

Femdom Area [❗ONESHOT❗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang