- 💉 : Seandainya

28 6 0
                                    

❀┊"Jika seandainya aku menyerah duluan. Tolong jangan menyusul ku dengan cepat. Jika bisa, teruslah berjuang. Walau pada akhirnya dirimu harus berjuang sendiri"

𔘓𓂃 ִֶָ🌹

Bel pulang sekolah telah berdering 5 menit yang lalu. Membuat segerombolan murid mulai berlari keluar dari kelas mereka masing-masing. Memang bel pulang sekolah adalah bel yang sangat dinanti oleh banyak nya siswa-siswi.

Kini Haekala dan juga Reihanza sudah berada di halte sekolah untuk menunggu abang nya Haekal untuk menjemput mereka.

Ya, Reihanza pulang bareng Haekala atas permintaan sang empu disebelah nya yang kini tengah sibuk dengan ponsel genggam nya.

Tit Tit

Suara klakson mobil yang kini tengah berada di hadapan keduanya lantas mengambil alih atensi keduanya.

Itu Jon.

Lantas mereka berdua segera masuk kedalam mobil itu.

"Haekal, gimana keadaan kamu?" Tanya Jon dengan mata nya yang tetap fokus mengendarai mobil itu.

"Biasa aja" Jawab nya seadanya.

Jon menghela nafas pelan. Memang Haekala ini sangat sulit untuk ditanyai seperti ini.

"Bener ga yang dibilang sama Haekala, Reihanza?" Kini ia melempar pertanyaan itu untuk Reihanza yang pandangannya mengarah ke arah luar jendela mobil.

"Bener bang. Baik-baik aja dia" Jawab Reihanza dan dibalas anggukan lega oleh Jon.

"Baiklah"

Beberapa menit berlalu, kini mobil yang dikendarai oleh Jon mulai memasuki perkarangan rumah Haekala. Mereka bertiga lantas langsung segera turun.

Haekala langsung mengajak Reihanza ke labtai dua tempat kamarnya berada agar masuk ke kamar nya dan segera mengganti baju.

"Baju lo ada di lemari biasa, Rei" Ucap Haekala dan dibalas anggukan juga oleh Reihanza. Kini ia beralih ke arah lemari tempat biasa ia menitipkan baju nya jika tiba-tiba ia akan bermain ke rumah Haekala.

"Pakai aja kamar mandi dikamar gue. Gue kekamar mandi di lantai bawah aja" lagi-lagi janya anggukan yang ditpilkan oleh Reihanza dan langsung mengarah ke kamar mandi Haekala.

Saat sampai dikamar mandi ia langsung mengganti pakaian nya. Sesekali ia akan melihat penampilan nya di cermin yang ada di kamar mandi itu.

Sedikit pucat. Namun tak sepucat biasanya.

Itu lah tampak wajah Reihanza untuk sekarang.

Reihanza menghela nafas nya pelan, lantas mengeluarkan obat yang selalu ia taruh dikantung baju maupun celananya untuk berjaga-jaga saat dia kambuh ataupun jadwal harian nya meminum obat.

Ia telan butiran obat itu tanpa air..

Sudah biasa baginya.

Ya walaupun kalau dibayangin rada gimana gitu..

Lantas saat sudah dirasa sudah selesai ia langsung keluar dari kamar mandi itu bersamaan dengan masuk nya Haekala kedalam kamarnya yang kini sudah berpenampilan sedikit lebih santai.

"Yuk lah langsung ke rumah pohon" Ajak Haekala.

"Yuk"

Dan disinilah mereka berada sekarang. Disebuah rumah pohon sederhana namun nampak sangat kokoh milik mereka berdua.

 Disebuah rumah pohon sederhana namun nampak sangat kokoh milik mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berakhir || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang