Chapter 4

74 51 12
                                    

"Kehilangan merupakan fase terendah manusia"_Xyfel

~~~


"Apa???" teriakan itu berasal dari Dara, yaa dia kaget bahkan sampai gemetaran. "Jangan bercanda Jhon, atau saya akan berbuat nekat sama kamu" suaranya berubah parau.

"M-aaf nona, tapi non Nara memang benar kecelakaan" jawab Jhon

Pernyataan itu, membuat seluruh pertahanan tubuh Dara runtuh sudah. Iya harus kembali sekarang juga.

"Albert tolong siapkan jet pribadi, saya harus balik sekarang juga" perintah Dara gemetaran. "Baik nona"  jawab Albert lugas, dia tahu saat ini nona-nya lagi tidak stabil, berita yang baru saja menghampiri dirinya bukanlah berita biasa.

15 menit kemudian

"Nona, jet pribadi sudah siap" ujar Albert ketika dia mendapatkan kabar dari bawahannya. "Baik, saya percayakan sisa pekerjaan di sini sama kamu Albert" ujar Dara bersiap menaiki mobil

"Tidak perlu khawatir nona, saya akan mengurus sisanya" ujar Albert sambil menekan pedal gas mobil melaju ke bandara.

Tidak lebih dari lima menit kemudian, sekarang ini Dara sudah take-off. Kembali dengan keadaan seperti ini bukanlah keinginan Dara. Sejahat-jahatnya dirinya kepada sang adik, bukan ini yang dia mau. Kanara lah satu-satunya harta berharga untuk dirinya sekarang ini.

Disepanjang penerbangan Dara melamun, berbagai pikiran buruk hinggap di kepalanya. Harusnya dia pulang lebih awal agar hal ini tidak terjadi, Dara takut, dia trauma akan kematian orang tuanya, sekarang malah dia dikabarkan adik satu-satunya dilarikan ke rumah sakit.

•••

"Jhon, Ara bakal baik-baik aja kan?" tanya Dara penuh kekhawatiran.

"Kita berdoa aja nona, non Nara kan anak yang kuat" tutur Jhon menenangkan walaupun saat ini dia juga kurang yakin. Keadaan Kanara yang cukup mengenaskan tadi, cukup membuat hati kecilnya pesimis. Tapi, Jhon tahu dia harus lebih kuat dari Dara.

Perbincangan mereka berhenti, ketika pintu ICU terbuka. "Dok, gimana keadaan adik saya?" tanya Dara tergesa. Saat ini hatinya tidak karuan, dia butuh kabar baik, setidaknya.

"Nona maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain, nona Kanara sudah meninggalkan kita semua" jawab dokter tersebut penuh keprihatinan.

"APA???, JANGAN SEMBARANG, ADIK SAYA PASTI SELAMAT DOKTER, ADIK SAYA NGGAK MUNGKIN NINGGALIN SAYA SENDIRIAN DI SINI, ANDA PASTI BERCANDA" bentak Dara tanpa peduli sekarang dia mencengkram jas dokter itu, emosinya memuncak.

"Maaf nona" ujar dokter itu pasrah

"JUJUR SAMA SAYA, ADIK SAYA SELAMAT KAN? ADIK SAYA LAGI ISTIRAHAT SEKARANG? JAWAB DOK, JAWAB!!!" bentak Dara semakin menjadi-jadi.

"Nona tenang, mending sekarang kita lihat non Nara" ajak Jhon sambil melepaskan cengkraman Dara. Menuntun Dara yang masih ingin meluapkan emosinya ke dalam ruang ICU. Di depan mata mereka, perawat hendak melepaskan alat-alat bantu yang digunakan Kanara.

"Jangan ada yang berani melepaskan alat-alat itu, adik saya lagi istirahat" ujar Dara penuh intimidasi. Seketika semua berhenti dari aktivitas mereka. Mengambil langkah mundur, mempersilahkan Dara yang mengambil tempat di samping brankar sang adik.

"Ara... Kakak udah di sini sayang. Katanya kangen sama kakak. Ayo bangun sayang, kakak juga kangen sama kamu" ujar Dara melembut. Saat ini hati dan pikirannya kacau, dia tidak terima dengan fakta bahwa saat ini adiknya sudah pucat, badannya dingin dan yang tak akan membuka matanya lagi. Tak ada sambutan hangat yang biasanya dia dapatkan dari sang adik, berupa pelukan hangat, senyum sumringah, dan dia tak mendapatkan pemandangan mata sang adik yang meneduhkan.

Tugirls Though [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang