"Seperti pepatah, roda itu akan berputar. Nggak selamanya kita di atas, karena kemungkinan kita akan berada di bawah"_Xyfel
~~~
Kanara tahu, dia emang nggak setangguh kakaknya. Nggak sekuat kakaknya. Nggak sehebat kakaknya.
Dia juga tahu, fisik dan mentalnya juga sangat memprihatinkan. Dia sering sakit. Dia sering terganggu mentalnya.
Bahkan, sekarang kehidupan SMA yang ia bayangkan sangat menyenangkan. Berbalik 360° di luar ekspektasinya. Dia hancur, baik fisik maupun mental.
Semua bermula, ketika anak baru memasuki sekolahnya. Dia gadis berambut sebahu, tubuh ideal, mata setajam elang. Liora Adibasti.
Gadis pendatang baru itu, menghancurkan dunia Kanara. Liora mampu memutarbalikkan fakta. Si playing victim. Sudah dua bulan, entah dosa apa Kanara di masa lalu. Dia dibully oleh Liora.
"Nar, Lo tau gue nggak suka banget sama Lioranjing itu. Kenapa sih Lo nggak ngadu aja sama kak Dara. Dia pasti bisa basmi Lioranjing" gerutu Clarissa. Yah, Clarissa pun muak melihat kelakuan anak baru.
"Jangan dong, Sa. Nanti yang ada aku malah di homeschooling. Aku nggak mau" ujar Kanara
"Oke, lagi dan lagi. Gue bakal ikutin kemauan Lo. Tapi, lain kali kalau dia udah kurang ajar. Gue yang bakal ambil tindakan buat kasih tahu kakak Lo. Lebih baik lo homeschooling Nar, dari pada gue tiap hari lihat Lo menderita kayak gini" tutur Clarissa sambil menarik nafas menahan kesal.
"Dan satu lagi, ini harus Lo tanam di otak Lo. Gue nggak selamanya bisa bareng terus sama Lo, Nar. Bayangin aja tadi kalau gue terlambat sedikit mungkin dia udah bunuh di kantin. Please, love yourself. Don't make me feel even more guilty later" lanjut Clarissa.
Keadaan Kanara sekarang memang sangat menyedihkan. Beberapa menit yang lalu, keadaan kantin yang ribut. Tiba-tiba terdiam ketika Liora sengaja mencekal kaki Kanara sehingga terjatuh di lantai kantin. Lebih parahnya lagi, dia menumpahkan jus ke rambut Kanara.
Belum puas, hanya melihat Kanara tersiram. Liora juga menginjak tangan Kanara dengan kuat tanpa belas kasihan sedikit pun. Lebih menyedihkan lagi, tak ada satu orang pun yang mau menolong Kanara. Masa SMA benar-benar mengerikan.
•••
"Kak, tolong kabarin Ara. Ara kangen banget" gumam Kanara.
Dara tetap Dara. Walaupun beberapa waktu lalu. Dia berjanji akan lebih banyak meluangkan waktu dengan Kanara. Itu hanya janji. Janji semu, yang tidak ada pastinya.
Perusahaan lebih membutuhkan Dara. Apalagi, dia meninggalkan pekerjaan dengan percuma hanya untuk menyenangkan hati adiknya. Pasti kertas bertumpuk, menanti Dara untuk mengecek lembar demi lembar.
Panggilan kerja ke Amerika, membuat dia harus terbang ke sana. Tidak ada yang tahu kapan dia akan balik. Dan lagi, dia berjanji akan cepat pulang.
"Kak, Ara takut. Ara takut ke sekolah. Makin ke sini yang kakak bilang benar. SMA bukan hal yang menyenangkan. Ara pengen peluk kakak sekarang" lirih Kanara
Dia mulai menangis, andai dia mengikuti saran kakaknya untuk homeschooling. Dia tidak akan bertemu Liora. Iblis satu itu sungguh menyeramkan.
"Tadi, Clarissa juga bilang gitu sama Ara. Lebih baik Ara homeschooling. Tapi kak, nanti kalau aku homeschooling teman Clarissa siapa? Ara juga nanti pasti sendirian di rumah. Ara jadi bingung" ujar Kanara lagi. Anak plin-plan.
Kanara sudah seperti orang gila saja. Dia berbicara dengan sang kakak. Tanpa figur nyata, hanya ada foto kakaknya dan dirinya. Bagaimana lagi, Dara susah dihubungi. Orang super sibuk memang gitu kali yaa.
Lagian kegiatan yang ia lakukan beberapa hari ini. Hanya melamun di kamar. Pada hal dia punya kesempatan untuk keluar rumah. Dara sudah memberi izin untuk pergi kemanapun dia ingin. Bebas, satu kata yang ingin dia rasakan selama ini.
Namun, keadaan berbalik. Dia jadi malas keluar rumah, lebih menyendiri di dalam kamar. Berusaha menyembunyikan luka yang selalu ia dapat di sekolah dua bulan belakangan ini.
Entah kenapa, Liora si anak baru, tidak ingin dia hidup tenang. Pada hal dia tidak mengenal Liora sebelumnya.
Kanara ingat betul, pertemuan pertama mereka di lapangan basket. Saat itu, Kanara tahu ada anak baru tapi tidak terlalu peduli.
Kebetulan di hari yang sama sekolah mereka mengadakan lomba antar kelas di lapangan basket. Jadi, dia dan Clarissa maupun teman sekelas mereka dan kelas lainnya berkumpul di lapangan basket untuk mendukung kelas masing-masing.
Kejadian tidak terduga terjadi. Bola basket terlempar ke arah penonton. Tepat di seberang tempat duduk Kanara, bola terlempar tepat di kaki seorang siswi yang begitu asing dimata Kanara. Dengan inisiatif, siswi yang tidak ia ketahui itu melemparkan bola kembali ke lapangan.
Entah salah lihat atau bukan, mata siswi yang setajam elang itu mengarah ke arah dirinya. Dan tanpa disadari semua orang. Bola malah terlempar tepat ke arah Kanara. Dengan cepat tangkap, Clarissa yang berada tepat di sampingnya. Menangkis bola itu.
Clarissa hendak melabrak siswi tersebut, tapi Kanara menahannya. Dengan alasan mungkin hanya ketidaksengajaan.
Di hari itu, Kanara yang berharap dia hanya salah lihat. Malah membawa malapetaka di hidupnya. Liora, siswi baru di sekolahnya. Rupanya bola yang ia lemparkan merupakan awal mula perang yang ia kibarkan untuk menindas Kanara. Sampai hari ini.
•••
Esok harinya, seperti biasa Kanara bangun dari tidurnya.
"Pagi Ara, ayo semangat. Hari ini pasti lebih menyenangkan" gumam Kanara berusaha menguatkan dirinya.
"Pastinya, sayang"
"Eh, kok kayak ada suara kak Al. Nggak mungkin deh, kalau emang iya kapan baliknya"
"Bangun baby girl, ini udah sangat kesiangan untuk bangun di pagi hari"
Melihat ke arah suara. Dan yaa, itu benar Dara. Kakaknya. "Kak Al, Ara kangen banget" sahut Kanara penuh kegembiraan atas kedatangan tak terduga kakaknya.
"Emm gemes banget sih, kakak juga kangen sama Ara" ujar Dara mulai menyambut pelukan Kanara.
"Kakak kok udah di sini aja. Kapan baliknya? Kenapa Ara nggak tahu?"
"Kakak baru sampai tadi pagi. Maaf banget yaa, kakak harus tinggalin kamu selama dua bulan atau berapa lama yaa kakak nggak ingat lagi"
"Ihh kakak sih. Betah banget kayaknya di Amerika. Kalau aku di ajak kemarin kan pasti bakalan lebih seru, hehe"
"Itu mah maunya kamu"
"Sesekali kan nggak apa-apa kak"
"Iya lain kali kita liburan. Sekarang kamu bangun, terus sekolah. Ini bukan hari libur"
"Siap kapten"
Kanara beranjak dari kasurnya. Belum sempat kakinya menanjak lantai. Dia ditahan Dara.
"Wait, baby. Ini? Kenapa tangan kamu memar begini?" ujar Dara meneliti tangan sang adik.
"Em.. itu kemarin nggak sengaja kebentur meja kak" gumam Kanara
"You're sure? Ini seperti habis ke injak sayang. Kamu jujur sama kakak. Please, don't make me worry"
"It's okay kak, ini cuman akibat dari kecerobohan Ara aja. Jadi, kak Al nggak perlu khawatir"
"Okay, kakak percaya sama kamu. Yaudah sana mandi. Kakak tunggu kamu di bawah yaa"
"Iyaa, kak Al" ujar Kanara cepat berlari ke kamar mandi.
Dara masih belum keluar dari kamar adiknya, Kanara, dia masih merasa janggal. Ara memang anak yang ceroboh. Tapi, luka memar itu. Seperti kesengajaan.
"Kayaknya aku harus cari tahu sendiri" gumam Dara.
•••
Happy reading guys🥰
Jangan lupa tinggalkan jejak:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tugirls Though [Revisi]
ChickLitDara sangat menyayangkan kehidupan yang ia jalani. Bagaimana tidak? Hidup berdua dengan sang adik, Kanara, tanpa keluarga yang mendampingi sungguh menyedihkan. Dan lebih mengerikan jika dia diingatkan dengan sifat buruknya di masa lalu. Sudah 16 ta...