Chapter 8

14 6 0
                                    

"Keadaan memaksa kita memahami setiap situasi"_Xyfel

~~~

Sejak kecelakaan kecil menimpa Kanara, kehidupan yang dia impikan akhirnya terkabulkan. Kakaknya, Dara, mulai menunjukkan sosok seorang kakak yang baik.

Terhitung dua bulan setelah kejadian itu, dia mulai merasa agak bebas sedikit. Walaupun Dara yang sangat overprotektif, tapi setidaknya tidak terlalu mengekang seperti dulu.

Kadang kala Kanara merasa bahwa hidup di dunia hanya berdua dengan sang kakak, agak menyedihkan. Tapi, orangtua mereka harus lebih dulu pergi. Kata kakaknya Dara dulu, orangtua mereka lebih disayang Tuhan.

Dia jadi teringat cerita sang kakak ketika orangtua mereka pergi untuk selamanya.

Dibalik pintu Dara kecil melihat orang tuanya bertengkar dengan orang bertubuh besar, berbaju hitam dan memiliki mimik wajah yang menyeramkan.

Dengan tubuh gemetar, dia kembali menghampiri sang adik, Kanara, di tempat tidur mereka, dia ingat satu jam sebelumnya laki-laki jelek itu datang, mommy-nya berpesan agar dia dan Kanara tetap stay di kamar.

"Adek tenang yaa, kakak harus pergi dulu melihat daddy sama mommy, kakak takut mereka dijahatin sama om-om jelek itu. Adek jadi anak manis dulu yaa, kakak janji bakal balik lagi ke sini" ujar Dara

Dara tidak bisa menahan rasa penasaran ketika mendengar teriakkan sang mommy dari balik pintu, jadi dia melanggar perintah sebelumnya untuk tetap stay di kamar. Dia takut terjadi apa-apa di luar, walaupun masih berumur 3 tahun Dara merupakan anak perasa yang cukup sensitif atas keadaan sekitar.

Baru tiga langkah keluar dari pintu, Dara mematung di tempatnya, daddy-nya yang gagah terkapar di lantai dengan bercucuran darah. "Aldara, kamu ngapain keluar? Mommy ka-" teriak sang mommy.

"Mom!!!" teriak Dara memotong ucapan sang mommy. Teriakkan Dara tak kalah kuat dari sang mommy ketika om-om jelek menusukkan pisau ke arah mommy-nya.

"Arghh... Dara ke kamar sekarang juga, ini perintah dari mommy. Ingat hahh shh... j-aga adikmu baik-baik, kamu juga harus kuat Dara, mommy sama daddy minta maaf nggak bisa jaga kalian sa-yang" teriak sang mommy walaupun saat ini kondisinya luar biasa parah, tubuh penuh darah.

Tapi, dia mencoba menahan lelaki yang ingin mengincar anaknya dengan menggunakan tubuhnya sebagai penghalang. Tiga, empat, lima tusukan sudah dia dapati, namun tetap berjuang sekuat tenaga untuk bertahan.

Dara berlarian ke arah kamar, mengunci pintu dan berbaring bersama adiknya. "Adek... Kakak takut, mommy sama daddy luka, mereka berdarah hiks... hiks..." racau Dara terisak memeluk adiknya.

Teriakkan-teriakkan itu semakin berdengung di telinga Dara. Dia semakin takut ketika suara langkah kaki terdengar di depan pintu.

Tok!!! Tok!!! Tok!!!

"Buka pintunya anak kecil... Atau saya dobrak pintu sialan ini hah" teriak seseorang di balik pintu. Mendengar itu Dara semakin takut, apalagi ketika seseorang itu mulai mendobrak pintu dengan keras.

"Adek tenang hiks, jangan nangis yaa... Ka-mu t-enang ajaa hiks... ka-kak di samping kam-u kok hiks..." ujar Dara sesegukan ketika tidur adiknya terganggu dan mulai menangis.

Brakk...

"Sialan, sini kamu anak pembunuh, kalian harus mati bangsat" ujar lelaki itu marah menarik Dara ke arah pintu luar.

Tugirls Though [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang