Bab 5 | Hobi Zweitson

58 4 0
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan mereka

Now playing : Tulus - Jatuh Suka

***

Bab 5 | Hobi Zweitson

Semua punya hobi dan keahlian masing-masing

***

"Aduh lelah juga, walaupun orderan ini menguntungkan tapi panas-panasan jalan kaki capek juga," kata Zweitson mengeluh.

Memang kalau pertama kali melakukan hal yang berat maka manusia akan mengeluh dan lelah walaupun itu baru permulaan. Zweitson sudah melakukan beberapa order ke pelanggan yang membeli parfum, tapi untuk membeli kacamata ia harus rela melakukan.

"Kalo gak gini gimana gue dapat kacamata baru coba,"

Sekarang Zweitson beristirahat disalah satu toko yang tutup, sekarang waktu makan siang telah tiba jadi semua orang akan keluar membeli makanan. Kalau di ingat-ingat Zweitson belum makan dari pagi karena ia buru-buru meninggalkan rumah tanpa sarapan. Padahal Bang Shandy telah menyiapkan untuknya.

Sampai akhirnya Zweitson baru ingat sesuatu yang ada dirumahnya, ia mempunyai kamera polaroid pemberian Ayahnya, mungkin benda itu ia bisa gunakan untuk membuka jasa foto untuk orang-orang yang di sekitar sini.

Seolah-olah mendapatkan ide membuat Zweitson memilih berlari untuk mengembalikan hasil penjualannya selama seharian ini mudah-mudahan walaupun sehari setidaknya ia bisa membantu orang.

"Siang Kak,"

"Siang Son? Udah selesai?"

"Udah kak. Ini tas sama uangnya," serah Zweitson.

"Oke makasih tapi sebelum itu tunggu sebentar,"

Zweitson sebenarnya mau pulang sekarang juga tapi entah kenapa kakak pemilik toko parfum itu malah menahannya sebentar.

"Zweitson ini," kata si kakak itu.

Zweitson heran dan bertanya balik "Maksudnya apa ini kak?"

"Ini hasil kerja keras kamu. Anggap saja ini rezeki kamu, terima ya."

Ternyata Zweitson menerima uang cukup banyak padahal kerjanya dari pagi sampai siang bukan sampai sore ataupun malam hari bahkan juga Zweitson berencana bekerja sehari saja tapi kenapa ia menerima uang sebanyak-banyaknya ini.

"Tapi kak—"

"Kakak bilang. Anggap aja rezeki buat kamu,"

Sebenarnya Zweitson mau menolak tapi ia membutuhkan sekali jadi mau tidak mau ia menerima uang itu sekalian mengatakan bahwa dirinya hanya bekerja hari ini saja. Untung saja respon si pemilik toko juga menerima dengan sepenuh hati.

Akhirnya setelah itu Zweitson pamit undur diri untuk menuju toko optik untuk membeli kacamata baru. Lalu ia memeriksa mata sekaligus menerima kacamata baru.

"Secepatnya gue harus balik. Bentar lagi jam pulang sekolah," kata Zweitson.

***

Beda tempat, beda situasi terlihat Shandy memakai pakaian formal dan rapih yang duduk enak di depan komputer dengan beberapa kertas dimana-mana lalu ada kalkulator serta pulpen dan pensil disana yang menghias meja kerja nya. Siapa sangka duduk di depan komputer itu enak ternyata itu semua adalah kebalikan dari semua itu.

Terlihat Shandy memijat kening nya tanda ia sudah mulai pusing dengan semua ini akan tetapi Jordan tidak boleh menyerah ini semua demi dirinya dan teman-teman yang lainya bertahan di negeri orang, walaupun sudah sebulan lamanya akan tetapi baru sekarang ia pernah merasakan kelelahan yang luar biasa.

"Shan? Heh Shandy," panggilnya.

"Eh iya," jawabnya sedikit tersentak.

"Kalau capek mending istirahat, jangan di porsir terlalu berlebih," saran rekan nya.

"Iya sih. Tapi ini demi teman-teman gue, pokok nya gue harus selesaikan ini kalau perlu gue lembur, " racau Shandy.

"Shandy! Jangan gitu dong. Mending kita makan siang aja yuk," ajaknya.

Shandy menggelengkan kepalanya enggan, namun rekan nya yang bernama Disa hingga akhirnya Shandy pasrah lalu ia bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan di seret oleh Feila. Mereka bukan nya malah ke kantin kantor akan tetapi Feila malah mengajaknya ke sebuah Cafe dekat kantor, walaupun terlihat lesu ia tetap bisa menikmati makanannya.

Sampai akhirnya Shandy melihat Zweitson yang berjalan mendagangkan parfum nya ia melirik ke arah Cafe di depannya. Terlihat ia melihat Zweitson ada disana, meras terkejut dengan adik ke enamnya malah berdagang bukan malah sekolah rasa pusing Shandy berubah amarah kala ia bangkit keluar dari Cafe mencoba memarahi sosok itu.

Tapi anehnya kala ia mencoba mengejar justru tidak ada, apa benar-benar ia salah lihat atau justru Zweitson mencoba kabur. Karena kehilangan jejak akhirnya Shandy kembali ke cafe.

Shandy masih menikmati makanan mereka sampai tidak terasa waktu istirahat telah habis. Feila mengajak Shandy untuk kembali bekerja walaupun sudah perut di isi agar tidak terlihat lesu akan tetapi raut wajah Shandy masih tetap sama hingga datang sosok pemuda lebih tua darinya. Entah apa yang sedang ia pikirkan hingga membuat nya kesal sampai sampai seseorang itu masuk dan mengunjungi ruang kerja nya yang tengah berantakan

Beberapa kali Shandy mondar mandir memikirkan sesuatu yang sangat penting. Sampai akhirnya salah satu rekannya datang dan memberitahu sesuatu bahwa ada seseorang yang datang.

"Heh Shan ,Shandy."

"Apaan sih," kesal Shandy.

"Lihat," tunjuk Feila dengan isyarat.

"Apaan sih..... Eh bapak permisi, maaf Pak," sesal Shandy.

"Kamu kenapa?" tanya nya.

"Maaf mengganggu anda nak Shan. Saya tahu kamu itu sangat berbakat akan tetapi saya lihat kamu hari ini terlihat banyak pikiran. Kalau kamu memang lagi ada masalah lebih baik kamu pulang selesaikan masalah kamu," saran Bos nya.

Sebenarnya Shandy benar benar lupa akan hal itu, namun memang benar adanya entah kenapa hari ini dirinya benar-benar kacau banget akan tetapi ia harus tetap semangat, tapi melihat Zweitson tadi membuat Shandy kesal dan marah

"Baiklah, makasih ya udah ngingetin saya." Ia langsung bergegas membereskan semua barang yang ada di sana dan langsung meninggalkan ruangannya.

"Kalau gitu saya pamit pulang dulu pak," pamit Shandy.

Shandy berjalan meninggalkan perusahaan swasta nya itu, badan dan pikiran nya benar-benar kacau dan sekarang hanya satu ia memastikan apa yang di lakukan adiknya ini adalah cuma halusinasinya.

Dengan menggunakan mobil alm abangnya Farhan, Shandy menggunakan mobilnya menuju rumah tidak lupa ia juga mengecek di jalan tentang cafe yang dulu di rintis oleh alm Ricky—adiknya masih berjalan fans sekarang berada di tangan Gilang.

Memang sekarang sudah waktunya jam sekolah pulang, apakah si adiknya itu akan pulang juga pas waktu jam sekolah pulang atau telah karena masih berdagang di jalan. Shandy benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya itu, apakah uang yang ia kasih untuk mereka kurang hingga ia memutuskan untuk kerja.

Jujur Shandy kacau, ia hanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah jadi ia memutuskan untuk menambah kecepatan mobilnya untuk sampai ke rumah.

Dan sampailah disana, Fajri Fiki dan Fenly juga udah pulang sekolah. Sekarang mereka ngumpul di ruang makan, karena Zweitson tidak ada jadi mungkin ia ada di kamarnya. Dengan bergegas Shandy ke kamarnya dan.

"ZWEITSON!!!"

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya Lis up!!! Double up!!! Buat 2 hari gak nulis!!!

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣


Lis_author

FBS [3] Cukup Satu Kali Kehilangan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang