Bab 14 | Aksi Tercela

40 5 0
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan mereka

Now playing : Potret - Salah

***

Bab 14 | Aksi Tercela

Tercela adalah sebuah tindakan yang memang tidak di benarkan oleh semua orang

***

Setelah itu baik Rio, Faisal dan Zweitson langsung menuju ke ruang kantin di mana mereka telah berencana untuk makan pada hari ini. Dan benar saja kantin pada hari ini cukup ramai walaupun tidak seramai kemarin-kemarin karena sepertinya anak-anak yang tertarik dengan nyanyi dan dance tengah mempersiapkan sesuatu hal yang menarik.

"Akhirnya kantin sepi juga," kata Rio.

"Ini masih rame kali ya. Yo, kalau sepi itu sudah tidak ada orang," kata Faisal.

"Bener sih. Tapi segini sih udah nggak terlalu rame malahan sepi sedikit sepi," kata Rio.

"Ya sudah mau sepi mau rame kita kan mau makan di sini," ucap Zweitson.

Setelah Zweitson berkata seperti itu mereka bertiga langsung menuju ke tempat makanan yang mereka tuju di sana mereka memesan tiga mangkok bakso dan juga satu minuman teh manis. Entah kapan terakhir kalinya  seorang Zweitson menikmati jajanan kantin, biasanya ia sering makan masakan sendiri.

Setelah pesanan mereka sudah siap satu persatu mereka membawa makanan itu di atas nampan mencoba mencari tempat duduk yang kosong.

Mata Zweitson melihat ada tempat duduk yang kosong dan mengarahkan kedua temannya untuk duduk di sana, pada saat mereka berjalan untuk menuju tempat duduk yang kosong di sana tiba-tiba langkah kaki Zweitson berada disana menghalangi jalannya.

"Hai," sapa orang itu.

Zweitson tahu siapa yang menghalangi jalannya Siapa lagi kalau bukan geng TBA yaitu Tian, Aldy dan Kiki.

"Ternyata Si Mata Empat ini udah punya temen toh, biasanya ia selalu duduk diem bae di perpustakaan tapi sekarang dia ada di sini," kata Aldy.

"Aldy, maaf bisa minggir gak?" pinta Zweitson.

"Minggir, lo bilang apa? Minggir! Harusnya elo yang minggir bukan kita, DASAR LO BERMATA EMPAT,"

Aldy mendorong mangkok bakso milik Zweitson yang tadi ia pesan.

Brak!

Prang!

Baik Zweitson, Rio dan Faisal kejut dibuatnya sampai akhirnya mereka bertiga langsung menarik tangan Zweitson untuk menyingkir dari tempat ini. Rio dan Faisal tidak bisa berbuat apa-apa melihat kejadian ini dan kalau mereka ingin mengejar sosok itu, mereka berdua malah diancam untuk ketidak ikut campur dengan urusan mereka.

Tetapi mereka tidak bisa diam begitu saja walaupun mereka bertiga dan Zweitson telah meninggalkan tempat ini tetapi mereka berdua mencoba untuk menyusulnya mudah-mudahan bisa membantu walaupun sedikit.

***

"Sini lo!" lempar Aldy hingga membuat Zweitson jatuh ke lantai.

"Gue peringatin sama lo jangan mentang-mentang lo menjadi anak jurnalis sekaligus anak fotografi lu bisa menjadi kebanggaan anak-anak OSIS, gue nggak akan biarin lo di atas angin gue akan bikin lo jatuh tersungkur ke tanah hingga tidak ada kata bangkit di dalam hati lo," ancam Aldy.

"Oke-oke..... gue nggak akan ngelakuin hal itu lagi tapi please cukup pembullyan ini, apa orang tua lo mengajari anaknya untuk menzalimi orang lain, enggak kan?"

FBS [3] Cukup Satu Kali Kehilangan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang