Bab 16 | Belum Waktunya

44 6 1
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan Mereka

Now playing : Melin - Belum Waktunya

***

Bab 16 | Belum Waktunya

Ketika takdir Tuhan belum menentukan manusia untuk cerita maka suatu hari nanti manusia itu akan bercerita apa yang menjadi masalah

***

Mobil itu akhirnya sampai di rumah Faisal, disana Jessica langsung membopong Zweitson ke rumah itu dan disana sudah di sambut oleh Faisal dan Rio, karena tadi Jessica sempat menghubungi mereka menggunakan ponsel Zweitson.

"Faisal! Rio!" teriak Jessica.

"Iya."

"Tolongin Zweitson,"

Mereka berdua langsung mendekati Jessica dan mencoba untuk membantu memasukkan Zweitson ke dalam kamarnya. Dan mereka memutuskan untuk memasukkan Zweitson ke kamar tamu yang telah mereka sediakan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Faisal.

Setelah semuanya duduk, Jessica ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya.

"Tadi Zweitson mau bunuh diri," kata Jenath.

"Apa! Kok bisa? Dan dimana?" kaget Faisal.

"Tadi, di jalan deket ke sekolah. Untung saja tadi Jessica melihat hal itu dan kebetulan pada saat itu gue lagi berangkat ke kampus lewat jalan di sana dan di sana gue langsung tarik Zweitson untuk menyingkir dari sana," jelas Jenath.

"Jangan-jangan tadi di sekolah mereka datang lagi," pikir Rio.

"Siapa?" tanya Jessica.

"TBA, Trio kebangga sekolah itu sepertinya mereka melakukan tindakan bully lagi kepada Zweitson," jawab Rio.

"Emang mereka bertiga ngebully Zweitson?"

"Iya. Tadi pada saat di kantin namun mereka tidak melakukannya di depan umum karena mereka tahu banyak mata-mata dan antek-antek guru di sana jadi mereka hanya menarik Zweitson ke tempat yang lebih. Tapi kami berdua nggak tinggal diam kok jadi kami berdua membuat rekaman baik rekaman video maupun rekaman suara di mana aksi dan kata-kata mereka ketika membully Zweitson, untung saja ancaman itu membuat mereka tidak jadi melakukan hal itu tapi sepertinya mereka melakukan hal yang lebih setelah kami gak ada," jelas Faisal.

"Oh gitu..... sementara lebih baik Zweitson tinggal di sini aja dulu.  Dan percuma kita juga bawa ke rumahnya," kata Rio.

"Emang kenapa?"

"Gue juga nggak tahu pasti ya. Apa yang terjadi sama Zweitson, tapi sepertinya saudara-saudara yang lainnya membenci dirinya deh, soalnya gue cuma denger kata-kata dari grup TBA bahwa Zweitson itu pembunuh,"

"Masa sih? Gue nggak percaya deh," kata Jenath.

"Emang Zweitson punya saudara-saudara siapa aja gitu?" kepo Jessica

"Kami juga baru tahu kemarin dia itu melupakan anak ekstrakurikuler seni yaitu Fiki, Fajri dan Fenly," jawab Faisal.

Mendengar tiga nama itu membuat Jenath langsung terkejut tidak main.

"Tunggu, maksud lo. Fiki, Fajri dan Fenly yang sekolah di SMA itu," ulang Jenath.

"Iya. Emangnya kenapa?"

"Gue tahu. Kebetulan gue punya temen yang kebetulan satu kampus dengan gue namanya Gilang, dan katanya Gilang itu mempunyai kakak dan juga adik.  Kakaknya bernama Shandy yang kerja di salah satu kantor sebagai pegawai biasa, lalu ada Fajri, Fenly dan Fiki itu adalah adik-adiknya yang masih SMA,"

FBS [3] Cukup Satu Kali Kehilangan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang