Bab 26 | Maaf Yang Terlambat

161 5 6
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan mereka

Now playing : Bagus Septian - Seribu Maaf

***

Bab 26 | Maaf Yang Terlambat

Harusnya sebelum terjadi hal seperti ini kita harus meminta maaf terlebih dahulu, tapi sekarang semuanya terlambat

***

Kala semua orang sedang mengurusi kasus Zweitson, ketiga pemuda ini hanya bisa stand by di rumah sakit. Walaupun sebenarnya mereka ingin ikut juga dan ingin tahu masalahnya Seperti apa tetapi Shandy melarangnya dan mengatakan bahwa ini urusan orang dewasa Jadi sekarang tugas mereka hanya satu yaitu menunggu keadaan Zweitson.

"Siapa dulu yang mau ketemu sama Zweitson?" tanya Fiki.

"Kenapa lo nanya kita berdua?" tanya Fenly.

"Gue kan cuma nanya kak? Siapa tahu di antara kalian ada yang mau ketemu dulu sama saudara kita,"

"Harusnya orang yang ngomong seperti itu gue? Agar lo yang masuk duluan kesana,"

Memang sih harusnya di antara mereka bertiga ada yang masuk terlebih dahulu tanpa ngomong apa-apa. Tapi kalau seperti ini mereka bertiga sama-sama enggan masuk ke sana karena jujur karena mereka telah merasa berdosa.

"Gimana kalo kita masuknya barengan," usul Fajri.

"Emang boleh?" tanya Fiki.

"Boleh kali. Asalkan kita nggak boleh berisik dan mengganggu pasien,"

"Ya udah kalau gitu kita sama-sama barengan aja masuk,"

Akhirnya mata bertiga memutuskan untuk masuk dan betapa terkejutnya mereka Saat memasuki ruangan yang serba putih itu dengan suara alat pendeteksi jantung yang begitu nyaring serta bau obat-obat bahan kimia yang menyengat masuk ke dalam hidung mereka.

Mereka bertiga berjalan perlahan-lahan mendekati blangkar Zweitson yang tampak tenang tertidur.

Sekarang saudara-saudara ini hanya bisa menyesali atas apa yang terjadi selama ini, sebenarnya mereka tahu kejadian masalah tentang kecelakaan itu semuanya hanyalah takdir dari Yang Maha Kuasa. Walaupun perantaranya harus pada saat ulang tahun Zweitson yang di mana itu membuat saudara-saudara lainnya merasa bahwa Zweitson adalah anak pembunuh sekaligus pembawa sial karena orang yang orang yang mereka sayangi meninggalkan mereka pada saat hari bahagia.

Fenly seketika mendekat lebih cepat daripada kedua saudaranya dan ia langsung mengungkapkan rasa penyesalannya selama ini.

"Son! Maafin kakak, seharusnya gue menjadi kakak yang baik buat lo juga karena lo adik gue di samping Fajri dan juga Fiki. Gue inget apa yang menjadi Kesalahan gue selain membenci lo dan tidak pernah bertegur sapa dengan lo, yaitu ketika Fajri tidur sama bang Gilang, dan Fiki tidur bersama Bang Shandy. Seharusnya gue juga bisa lakuin itu ke lo tapi gue enggan melakukannya karena rasa benci ini telah menumpuk di dalam hati ini, sekali lagi maafin gue....."

Mendengar apa yang diutarakan oleh Fenly. Membuat Fajri dan juga Fiki ikut merasakan kesedihan dan malahan memori mereka berputar layaknya sebuah kaset yang kembali mengingatkan tentang diri mereka kepada seorang Zweitson.

"Gue juga mau minta maaf sama lo Son, sebagai adik bungsu gue harusnya memperlakukan lo sebagai kakak bukan sebagai pembantu, lo itu sering membantu gue dalam hal apapun karena kita memiliki satu pemikiran yang sama tetapi gue menolak semua itu karena rasa benci dari masa lalu yang membuat gue seperti ini, dan penyesalan gue adalah tidak mengajak lo dalam kompetisi dance kemarin tapi walaupun gitu lo tetap bisa nge-dance dengan kita semua. Dan gue seneng banget apalagi aransemen yang gue buat itu diperbaiki sama lo karena sepanjang malam sebelum kompetisi itu gue bingung karena merasa ada yang janggal dan berbeda tapi semuanya telah lo perbaiki Son! Makasih ya,"

Fiki mengutarakan semuanya dan tinggal tersisa Fajri yang sepertinya memiliki perasaan bersalah yang sama walaupun dalam satu persaudaraan ini mereka sama-sama tidak pernah bertegur sapa, saling membenci dan tidak pernah dianggap satu sama lain.

"Son! Gue seharusnya nggak minta maaf sama lo karena gue mau gue takut lo nggak maafin gue karena gara-gara perkataan gue mengatakan lo itu pembunuh dan pembawa sial itu membuat Bang Gilang dan Bang Shandy ikut mengatakan hal yang sama bahkan gue juga mengatakan hal itu di sekolah kalau lu mau mencoba mendekati gue hingga akhirnya perkataan itu tersebar di sekolah dan membuat lo di bully sama Trio TBA, tapi gue minta maaf walaupun sepertinya permintaan maaf gue dan kita semua sudah terlambat tapi setidaknya lo bisa mendengar apa yang menjadi keluh kesah kami sebagai saudara lo,"

Setelah mengutarakan apa yang menjadi penyesalan mereka mereka bertiga memutuskan untuk berpelukan bukan hanya mereka bertiga tetapi berpelukan dengan tubuh Zweitson.

Bersamaan dengan hal itu pintu ruangan Zweitson terbuka dan memunculkan sosok Gilang, Shandy, Faisal dan Rio.

Namun yang paling histeris di sini adalah Faisal. Karena iya Pada awalnya mempercayai seorang Zweitson dan memutuskan untuk berteman Tetapi setelah kejadian kemarin yang menimpa Rio padahal tidak pernah dilakukan oleh seorang Zweitson, Faisal terkena hasutan setan dalam dirinya untuk membenci seseorang Zweitson.

"Zweitson, maafin gue..... Gue tahu lo orang baik dan gue salah mengira lo, gue seharusnya nggak termakan sama emosi waktu itu. Karena gue buta akan semuanya jadi gue menyalahkan lo padahal semua ini bukan salah lo hiks... Hiks... Hiks, maafin gue Son. Maafin gue....."

Mereka hanya bisa menahan air mata mereka mendengar pengakuan dari Faisal.

"Udah Sal udah, gue yakin Zweitson akan maafin lo," kata Fajri.

Mendengar perkataan dari Fajri sontak membuat Faisal menatapnya dengan tatapan aneh sambil menghapus air matanya. "Enak banget ya lo ngomong, asal lo tahu ya, Zweitson seperti gara-gara nolong elo, ia nggak mau kehilangan saudaranya yang lain cukup alm. Kedua orang tua dan kedua saudra lo, yang pergi jangan ada lagi,"

"Berapa banyak luka yang kalian berikan kepada Zweitson. Dia hanya ingin dianggap saudara di keluarga kalian,"

"Iya gue tahu. Gue seharusnya nggak ngomong kayak gini karena gue juga salah karena tidak mempercayai sahabat gue sendiri. Tapi lo saudaranya sendiri pun gak pernah mempercayai saudara yang lain. Dan sorry kalo gue ngomong seperti ini sama kalian karena gue tahu Zweitson akan sayang sama kalian semua dan akan memaafkan kesalahan kalian di banding kesalahan gue."

Faisal langsung memutuskan pergi meninggalkan ruangan itu dengan amarah dan air mata, Rio yang mendengarnya hanya mencoba meminta maaf kepada yang lain lalu setelah itu menyusul mengejar Faisal.

Situasi sekarang semakin hening setelah Faisal mengatakan hal seperti itu semua fokus kepada pikirannya masing-masing dan mereka hanya bisa berharap keajaiban akan datang kepada Zweitson dan mudah-mudahan ia akan memaafkan kesalahan yang sudah lama.

"Jangan di ambil hati omongan Faisal, mungkin ia sedang emosi," kata Jenath.

"Tapi apa yang diomongin Faisal tadi ada benarnya juga, Zweitson tidak akan mungkin memaafkan kesalahan kita. Karena kesalahan kita terlalu banyak,"

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya lis bisa up lagi!!! Gimana guys untuk episode kali ini, tinggal tersisa 4 bab lagi untuk ceritain mudah-mudahan kalian akan mendapatkan Happy endingnya, soalnya Lis sudah bosan kalau harus diakhiri dengan sad ending lagi. Tapi ini baru hanya permulaan entah-entah nanti di ending beda lagi

Jangan lupa vote and comment 👧
Tinggalkan Jejak 👣



Lis_author

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FBS [3] Cukup Satu Kali Kehilangan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang