Tepat pukul 5 pagi Seokjin terbangun ketika seorang dokter dan perawat membuka pintu.
Ada satu orang lainnya yang ikut berdiri namun tetap memberi ruang pada dokter dan perawat untuk melakukan kegiatannya, dia Sejin. Seokjin tidak tahu kapan orang itu datang. Dia benar-benar tidur.
Dokter berusia 45 tahun itu memeriksa keadaan Yoongi.
“Anda disini semalaman dokter kim? “ Seokjin mengangguk sambil memijat pangkal hidungnya. Ia merasa sedikit pusing.
“Apa tidak ada tanda-tanda seperti pergerakan jari tangan atau yang lainnya”
“Maaf dokter kang, saya tertidur” sesal Seokjin
“Tidak apa-apa, kondisi pasien sudah stabil. Cedera ringan di kepalanya tidak berakibat fatal. Jika nanti pasien sadar mungkin akan merasa pusing dan mual juga nyeri di seluruh tubuh karena luka luar,lebam dan akibat dari patah tulang.” Dokter Kang tahu sebenarnya ia tidak perlu menjelaskan pada dokter yang lebih muda itu, namun entah mengapa ia melakukannya. Ia merasa dokter yang usianya jauh dibawahnya itu sedang tidak dapat berfikir positif. Dan lagi ada satu manusia lain di ruangan itu yang membutuhkan penjelasan.
“Manager Sejin-”
“Hyung. Panggil Hyung saja seperti Yoongi” Seokjin mengangguk.
“Saya pergi dulu sebentar, sepertinya badan saya butuh mandi” ucap Seokjin sedikit bercanda untuk mengurangi kecanggungan pada orang yang baru bisa kenal kurang dari 24 jam itu.
Sejin mengangguk, ia duduk di kursi samping brankar. Membiarkan menghilang setelah pintu tertutup.
Mereka tidak menyadari ada pergerakan kecil di bibir pasien yang terbaring lemah.
Matanya masih terpejam,namun bibirnya bergerak membentuk kata Hyung.
…
Gelap dan terang.
Yoongi terbangun di antara dua ruangan.
Ia memeriksa tubuhnya. Pakaian yang sama seperti yang ia kenakan terakhir kali.
Ia menyeka cairan pekat yang menempel di wajahnya.
Merah.
Itu darah.
Tangannya juga penuh luka goresan.
Dan anehnya ia tak merasakan sakit.
Yoongi bergerak mengamati ruangan.
Kemana ia harus pergi.
Gelap. Terlalu gelap.
Matanya tidak bisa melihat apapun.
Kemudian ia berjalan ke arah sebaliknya.
Terang, terlalu terang.
Terlalu silau hingga menggelapkan mata.
‘Tempat apa ini? ‘
Ia tidak bisa pergi kemanapun selain berada di antara gelap dan terang. Tempat yang paling tidak menyakiti penglihatan.
Otak cerdasnya tiba-tiba teringat sesuatu, orang yang mati bunuh diri akan terombang-ambing di antara dua dunia.
Yoongi membuang nafas panjang.
“Baguslah jika aku sudah mati”
“Yoonjae Hyung? Kau datang menjemputku? Ayo pergi. “ Yoongi berlari menembus cahaya menyilaukan setelah melihat sosok kakaknya berada disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
bestfriend??
Fiksi Penggemar"Sahabat ya sahabat, pacar ya pacar" kim Seokjin "Tidak ada cinta dalam persahabatan" min yoongi