Pagi telah tiba. Aku masih terbaring lemah di atas kasur. Setelah nyawaku terkumpul aku membuka mataku. Pertama kali mataku mengarah ke langit langit kamar. Ada yang berbeda dari langit kamarku. Apakah seseorang mengganti hiasan langit kamarku? Tapi sejak kapan? Kurasa kamarku tidak ada direnovasi. Aku menolah ke setiap sudut ruangan ini. Ini semakin berbeda dengan kamarku. Desain yang seperti laku-laki bukanlah seleraku. Sebenarnya ada apa dengan kamarku?
Aku dibingungkan dengan bergoyangnya kasur yang empuk ini. Padahal badanku tidak bergerak sama sekali. Kenapa kasur ini bisa bergoyang? Aku menoleh ke sampingku. Astaga.
"CALUM, CEPAT BANGUN!"
Aku terkejut hingga terjatuh dari kasur. Secara bersamaan, Calum pun ikut terjatuh dari kasur. Aku terjatuh ke samping kanan dan dia ke samping kiri. Kenapa ada Calum disini? Aku terkejut karena melihat Calum tidur di sampingku sekaligus terkejut karena teriakan Michael dan dia sudah membuka pintu kamar.
"HELL! WHAT ARE YOU DOING?"Teriak Michael.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Tolong dengarkan penjelasanku dulu." Ucapku sambil berdiri,berharap Michael tidak berpikir yang jauh-jauh.
"Gab, kenapa kau bisa disini?" Tanya Calum sambil menaikkan kedua alisnya. Dia juga sudah berdiri. Aduh, aku semakin bingung. Calum bahkan tidak tahu kenapa aku bisa tidur di kamarnya.
"Ada apa Michael?" Ucap Harry yang baru datang.
"Itu. Calum tidur bersama Gabriella."
"What? Gab, is that true?"
Aku mengangguk pelan. Aku memang tidur dengan Calum, tapi aku tidak merasa melakukan apapun dengannya.
"Kalian berdua, segera ke ruang makan." Perintah Harry.
"Baiklah." Ucapku bersamaan dengan Calum. Aduh, mampus. Aku akan diinterogasi lagi. Apalagi ini masalah yang menurutku sedikit mengarah kesitu. Aku harus bilang apa? Aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa tidur di kamar Calum.
------------
Kini aku di ruang makan bersama kakak-kakakku. Aku tertunduk diam. Di sampingku ada Calum yang kulihat biasa saja. Dia sedang memainkan iphonenya. Calum saja bertingkah biasa, kenapa aku tidak bisa? Aku hanya takut mereka salah paham.
"Ekhm, ekhm. Kalian berdua jangan sibuk sendiri." Tegur James. Aku langsung mengarahkan pandanganku kepadanya. Begitu juga Calum.
"Kenapa sih?" Ketus Calum.
"Kalian berdua, kenapa kalian bisa tidur satu kamar, satu ranjang bahkan?" Tanya Ashton.
"Maaf, sebelumnya aku ingin bertanya. Kenapa interogasi ini dilakukan di ruang makan? Bukannya di ruang rapat?" Tanyaku. Semua kakakku menatapku aneh. Apa aku menanyakan hal bodoh lagi? Kurasa tidak. Aku hanya bingung. Kemarin saja aku di interogasi di ruang rapat. Kenapa sekarang di ruang makan?
"Oh God! You're so so so plain." Ucap Tristan.
"Shut up, Tris. Kau mengatakan itu lagi." Ucap Louis.
"Sudah sudah. Kurasa Gab benar. Semuanya ke ruang rapat." Tegas Liam. Kami semua berdiri dan berjalan menuju ruang rapat di lantai dua.
"Maaf Tuan Tuan. Saya bisa menjelaskan sedikit tentang masalah ini. Bisa saya mengatakannya?" tanya Bibi. Oh God. Semoga bibi memihakku.
"Baiklah, Bi. Ayo ikut kami ke ruang rapat." Balas Liam.
Sekarang semua penghuni rumah ini sudah di ruang rapat semua. Lagi lagi Calum didudukkan di sampingku. Aku tahu kali ini yang diinterogasi adalah aku dan Calum. Tapi tidak seperti ini juga. Huhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers Conflict
FanfictionWARNING : SEBAGIAN PART DI CERITA INI DI PRIVAT Bagaimana jika kamu mempunyai kakak-kakak yang ganteng dan terkenal? Inilah yang dialami salah seorang gadis yang merupakan anak bungsu dari keluarga musisi besar. Disinilah terjadi konflik persaudaraa...