Matahari menyusup dari jendela kamarku. Hari sudah pagi. Aku belum bersekolah. Kata Mom, aku bersekolah pada hari Senin. Katanya sih, menyesuaikan hati pertama dalam seminggu. Dan ini masih hari Sabtu. Lalu aku harus berbuat apa? Aku bosan. Pasti kakak-kakakku itu sibuk dengan urusannya.
Tok tok tok.
Ada yang mengetuk pintu kamarku. Dengan malas aku berjalan menuju pintu dan membuka pintunya."Harry?" Ucapku. Untuk apa dia ke kamarku?
"Hei, kenapa kau kebo? Cepat bersihkan badanmu kemudian ke bawah. Yang lain menunggumu." Perintah Harry.
"Baik." Jawabku.
Harry belum pergi. Ia masih berdiri di depanku. Ia menatap wajahku. Astaga. Apa yang akan dia lakukan? Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Mungkin jarak wajah kami sekarang antara 10 cm.
"Kau bau. Sana. Cepat mandi." Ucap Harry. Dia ternyata hanya ingin mencium aroma bangun tidurku ini. Huh, aku sudah dibuat jantungan olehnya.
Aku menuju ke kamar mandi di lantai tiga tentunya. Aku berdiri di depan pintu kamar mandi. Aku teringat kejadian semalam dan perkataan Niall. Aku harus berhati-hati ketika membuka pintu kamar mandi ini. Kalau-kalau saja ada Calum di dalam. Calum kan sering lupa untuk mengunci pintu.
Sekitar dua menit aku berdiri di depan pintu kamar mandi ini. Apa aku harus membukanya? Apa Calum ada di dalam? Dengan perlahan aku memegang knop pintunya. Belum kubuka. Sampai akhirnya...
Kreeekk.
Pintu itu terbuka. Ada yang membukanya dari dalam.Aku kaget. Itu Calum. Dia juga kaget.
Aku benar. Untung saja aku belum membukanya. Walaupun aku tidak tahu sebenarnya pintu itu terkunci atau tidak.
"Gab. Kau mengejutkanku."
"Kau juga." Balasku.
"Tenang. Aku sebenarnya tadi mengunci pintunya. Kau, juga jangan lupa mengunci pintunya. Atau aku bisa saja membuka pintu itu." Dia terkekeh kemudian meninggalkanku. Hei, apa maksudnya?
Tidak berpikir panjang, aku langsung masuk ke kamar mandi.
------
Aku sendirian di rumah. Tidak sih sebenarnya, karena ada bibi. Tapi bibi mengerjakan pekerjaannya. One Direction ada interview. The Vamps sedang konser. Dan 5SOS, Ashton keluar entah kemana sedangkan Luke, Calum, Michael sekolah. Rajin ya mereka. Liam bilang Michael sudah tahun ketiga sekolah. Sedangkan Luke dan Calum baru tahun kedua. Berarti sama sepertiku. Mereka umurnya sekitar 17 an, sedangkan aku masih 16. Masih ingat kan kalau aku sekolah aksel. Jadi jangan bingung kalau aku sudah tahun kedua sekolah. Sebenarnya yang masih sekolah itu selalin Luke, Calum, dan Michael, ada Bradley dan Connor. Bradley tahun ketiga seperti Michael, dan Conor tahun kedua seperti Luke dan Calum.
Aku memutuskan untuk membaca buku. Ya, sedikit materi untuk persiapan memasuki sekolah baru nanti. Aku tidak ada bosan-bosannya membaca buku. Tapi tidak terlalu sering kok. Hanya saja sekali aku membaca, aku langsung membaca buku sebanyak-banyaknya. Jadi begitu. Tapi tetap saja aku dijuliki nerd. Huh. Tapi aku senang sekarang, karena yang memanggilku nerd itu sudah tidak ada. Maksudnya, karena aku pindah sekolah jadi aku tidak bertemu lagi dengannya. Tapi entah di sekolah yang baru nanti.
Iphoneku berdering menandakan pesan masuk. Aku membuka pesan itu.
From : Liam
Bersiap-siaplah. Nanti malam akan ada pesta ulang tahun perusahaan Dad. Gaunmu akan diantarkan ke rumah.Ternyata itu Liam. Ya, semalam Liam meminta nomorku. Kurasa wajar saja jika saudara meminta nomor telepon. Aku tidak boleh terlalu senang.
Ting Tong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothers Conflict
FanficWARNING : SEBAGIAN PART DI CERITA INI DI PRIVAT Bagaimana jika kamu mempunyai kakak-kakak yang ganteng dan terkenal? Inilah yang dialami salah seorang gadis yang merupakan anak bungsu dari keluarga musisi besar. Disinilah terjadi konflik persaudaraa...