***Jaehyun dan Winter sudah resmi menjadi suami isrti ketika penghulu mengesahkan ijab qabul yang diucapkan Jaehyun. Semua tamu mengucap syukur dan melantunkan doa untuk pengantin baru agar mereka selalu disertai kebahagiaan.
Dan semua berjalan lancar. Acara pernikahan mereka memang dirancang sederhana yang mana hanya mengundang keluarga besar dan para tetangga. Tidak ada perayaan besar-besaran karena ini adalah permintaan khusus Winter. Gadis itu tidak ingin acara yang terlalu meriah karena ia lebih suka kesederhanaan.
"Kamu kecapekan?" Jaehyun yang sejak tadi memperhatikan Winter hanya diam dan sesekali tersenyum kecil membuatnya bertanya-tanya.
"Nggak, Mas," Jawab Winter pelan. Winter menoleh ketika Jaehyun tiba-tiba menggenggam tangannya.
Pria itu memberikan senyumnya. "Sebentar lagi selesai. Sabar, ya," ucapnya.
Winter masih tetap diam dan sesekali tersenyum ramah saat ada tamu yang datang kepada mereka mengucapkan selamat. Tentu saja ia lelah, rasanya ia ingin mengaku ketika Jaehyun bertanya tadi. Namun ini acara penting mereka dan Winter tentu tidak ingin membuat Jaehyun merasa tak enak padanya.
Resepsi sederhana yang di gelar dirumah Winter akhirnya selesai dengan lancar. Jaehyun terus menuntun Winter sambil menyalami para sanak saudara untuk berpamitan. Karena mereka harus segera istrihat lantaran besok ialah penerbangan mereka untuk berbulan madu.
Hah. Membayangkan bulan madu membuat Jaehyun menggebu-gebu.
Winter merasakan tangan besar Jaehyun memegang pinggangnya dan membuat kedua tubuh mereka semakin merapat. Ini merupakan kotak fisik terdekat mereka yang pertama.
"Kamu mau mandi lebih dulu?"
Winter yang sejak masuk kamar memandang keadaan kamarnya sendiri kini sudah dirancang seperti kamar pengantin tiba-tiba mengerjap saat Jaehyun bertanya.
"Mas duluan aja. Aku harus lepas gaunku dulu," jawab Winter kalem. Lalu ia berjalan menuju meja rias dan menampakkan wajahnya di depan cermin besar di sana.
Jaehyun mengangguk kalem kemudian ia beralih mengambil handuk. "Perlu bantuan?" Tawarnya ketika menangkap hal yang menarik. Yaitu melihat istrinya kesusahan membuka resleting gaun pengantin.
"Iya, Mas. Tolong ya susah banget ini," Winter sedikit mendecak pelan tanda ia merutuk lantaran resleting gaunnya susah sekali ia gapai.
Jaehyun tersenyum geli melihat bagaimana ekspresi Winter merajuk. Ini hal baru yang ditangkapnya dari gadis itu. Karena selama ini Winter hanya akan diam dan tersenyum.
Dengan senang hati Jaehyun berjalan mendekat. Ketika ia sudah tepat berada di belakang tubuh gadisnya, entah kenapa membuat pria itu gerah. "Udah," Ujar Jaehyun saat seluruh resleting sudah ia buka dengan mudah. Yang baru ia sadari, resleting itu terbuka mencapai atas bokong istrinya. Sialan! Ia jadi harus melihat punggung putih mulus Winter dan juga.. bra warna apa yang gadis itu dikenakan.
"Winter..." Lirih Jaehyun serak. Matanya menggelap. Jemarinya mulai menyusuri punggung putih mulus istrinya dengan napas yang mulai memberat.
Atensi Jaehyun teralih saat dirasakannya tubuh Winter bergetar pelan. Astaga, ia sudah terlalu jauh kepada Winter. Ya, meskipun kini meraka sudah resmi menjadi suami istri, Jaehyun paham betul jika Winter masih butuh kenyamanan saat bersamanya.
"Mas mandi dulu," Jaehyun memilih beranjak daripada membuat hasratnya semakin berkembang. Lalu ia hanya mengecup pelan puncuk kepala istrinya.
Dan Winter hanya terdiam mematung di depan cermin dengan jantungnya yang sejak awal berdetak tak karuan.