***Setelah memikirkan perihal masa depan pendidikannya baik-baik, Winter akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan niatnya yang ingin kuliah. Salah satu alasannya, suaminya memintanya untuk segera mengandung bayi mereka.
Bukannya Jaehyun bersikap egois dengan menghalangi istrinya mengejar pendidikan yang semestinya wanita itu dapatkan, namun ia ingin Winter bisa nyaman pada kehamilannya nanti.
Alasan Jaehyun ingin segera memiliki anak karena kini umurnya yang sudah tidak lagi muda. Dan ia ingin sekali memiliki anak bersama Winter.
Karena Winter akan terus berada di rumah, Winter dan Jaehyun memilih untuk menunda memakai jasa asisten rumah tangga di rumah mereka. Lebih tepatnya Winter yang memilih ingin mengurusnya sendiri.
Untuk masalah memasak Winter memang belum terlalu pandai namun ia sudah mengerti dasar memasak. Jadi ia hanya perlu terus menerus belajar setiap hari untuk meningkatkan kemampuannya. Namun Winter lihai sekali jika membuat kue-kuean. Seperti kue kering, pastry ataupun kue basah.
Perihal bersih-bersih Winter meminta Jaehyun untuk membeli robot vacuum cleaner agar ia tidak perlu menyapu rumah. Ia belum sanggup menghadapi sapu dan kain pel setiap hari.
Tapi jika boleh di telaah, Winter cukup bersyukur ia memiliki bekal mengurus rumah dari Mamanya. Kalau bukan kecerewetan dan kelicikan Mamanya yang akan selalu memintanya membantu membersihkan rumah setiap akhir pekan, mungkin Winter hanya bisa makan tidur dihadapan suaminya. Terima kasih banyak-banyak untuk Mama Taeyeon.
Bunyi dering ponsel Winter membuat aktifitas mencuci piringnya terhenti. Ia buru-buru membilas tangannya dan menghampiri ponselnya yang tergeletak di atas meja makan. Tertera nama suaminya di layar ponsel.
"Halo, Mas?"
"Sayang, hari ini kayaknya Mas bakal pulang telat," suara Jaehyun di seberang sana terdengar letih. "Kalau udah terlalu malam kamu tidur duluan aja nggak apa-apa,"
Lirikan mata Winter tertuju pada beberapa hasil masakannya di atas meja makan. Ah, padahal ia sudah susah payah memasak untuk makan malam mereka berdua nanti.
"Iya, Mas," Jawab Winter setelah beberapa detik diam.
Terdengar helaan napas Jaehyun. "Maaf, ya. Mas usahain untuk pulang secepatnya."
"Iya,"
"Jangan lupa kunci pintu rumah. Untungnya Mas jaga-jaga bawa kunci cadangan."
"Iya, Mas,"
"Kamu-Mas tutup ya."
Winter membuang helaan napasnya yang sejak tadi ia tahan. Lalu ia mendudukkan dirinya di atas kursi. Lalu perlahan ia mulai menyadari satu hal.
Peran istri yang hanya mengurus rumah tangga memang mungkin akan terasa membosankan. Ia sendirian di rumah ini, dan suaminya pulang hanya ketika langit sudah gelap.
Jika ia kuliah atau bekerja mungkin akan cukup menghilangkan rasa jenuhnya yang akan terus-menerus berada di rumah. Tapi lagi-lagi hatinya bergejolak untuk tetap berada di bawah kuasa suaminya. Ia adalah istri, yang mana harus taat pada suaminya. Winter yakin ini juga demi kebaikan dirinya sendiri.
Akhirnya Winter membuka lagi ponselnya dan mulai mengetik sesuatu untuk di kirim pada suaminya yang kini sedang berusaha keras untuk memberinya nafkah.
Semangat, Mas. Aku selalu mendoakan semuanya berjalan lancar. ♥️
***
Pukul setengah satu dini hari Jaehyun baru menginjakkan kakinya di lantai rumah. Kesunyian langsung menyambut kedatangan pria itu. Jaehyun melangkahkan kakinya menuju dapur untuk meletakkan tas bekal dan meminum segelas air.
Namun langkahnya terhenti ketika atensinya tertuju pada tudung saji di atas meja makan. Pelan-pelan ia membuka tudung saji tersebut dan ia mendapati masakan hasil buatan istrinya hari ini.
Jaehyun buru-buru mengambil piring dan mencidukkan nasi lalu mulai menyantap masakan buatan Winter. Padahal ia baru selesai kumpul makan malam bersama teman-teman kantor untuk merayakan keberhasilan Johnny memenangkan kasus terberat yang ia tangani. Dan juga sekaligus ingin merayakan pernikahannya.
Setelah selesai menghabiskan makanannya, Jaehyun mencuci piring yang ia pakai dan bergegas menuju kamar. Ia langsung mandi karena merasa tubuhnya lengket sekali.
Sejak masuk ke dalam kamar atensi Jaehyun tidak henti tertuju pada tubuh istrinya. Mata ceria Winter sudah tertutup. Helaan napas wanita itu juga sangat teratur. Jaehyun buru-buru memakai celana tidur tanpa repot-repot memakai atasannya.
Ia mendekat lalu menghamburkan kepalanya ke dalam cerukan leher istrinya yang terbuka. Jaehyun menghirup aroma Winter dalam-dalam. Rasa lelahnya seakan berhambur sirna perlahan-lahan.
Sebenarnya acara makan malam masih berlangsung ketika ia meminta pamit pulang lebih dulu. Jika ia mau, bisa saja Jaehyun sampai ke rumah subuh nanti. Namun pikirannya selalu tertuju pada istri cantiknya yang sendirian di rumah. Jaehyun tak tega serta ia memang sudah merindukan istri cantiknya ini. Apalagi saat mendapati pesan singkat berisi semangat serta emoticon love dari Winter. Rasanya jika boleh Jaehyun ingin segera pulang dan mencium Winter saat itu juga.
Winter terjaga saat merasakan hembusan napas pada lehernya serta dekapan erat ditubuhnya. Lalu ia menoleh dan mendapati suaminya sudah berada di belakang tubuhnya.
"Loh, kamu bangun? Maaf ya, habis Mas gemes banget," Mengetahui fakta jika Winter terbangun, bukannya berhenti menciumi leher Winter, Jaehyun justru semakin liar mencumbu leher seputih susu milik istrinya.
"Mas, geli tahu," Winter mencoba mengelak. Setelah berhasil menjauhkan Jaehyun dari lehernya, ia membalikkan tubuhnya dan kini mereka berhadapan.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Winter saat mendapati wajah suaminya yang hanya tersenyum konyol sejak tadi.
"Jam 1 pagi. Kenapa sayang?" Tangan Jaehyun terulur untuk kembali melingkar ke perut mungil istrinya.
Winter menggeleng pelan. "Mas udah makan? Mau aku temenin makan?"
Gerakan Winter yang sudah siap bangkit langsung segera di tahan Jaehyun dengan cepat. "Mas udah makan,"
Wajah Winter berubah murung karena ia berpikir jika masakannya akan terbuang sia-sia. Ya, pulang dini hari tidak mungkin suaminya belum makan malam, kan?
"Mas makan masakan kamu sebelum naik," Winter langsung melirik tertarik ketika suaminya kembali bicara. "Semua masakan kamu enak enak banget,"
Winter memejamkan matanya ketika Jaehyun mengecup keningnya penuh sayang. "Makasih ya udah masak buat Mas," ujar pria itu tulus.
Entah kenapa Winter hampir saja meneteskan air mata saking bahagianya. Ia sama sekali tidak menyangka jika suaminya akan sebaik ini memperlakukannya sebagai istri. Jaehyun begitu perhatian dan lemah lembut. Sangat menghargainya dalam hal apapun.
"Aku yang harusnya berterimakasih. Mas udah mau makan masakanku," Winter tersenyum lebar sekali. Tapi air matanya menggenang di pelupuk mata saking terharunya akan perlakuan Jaehyun.
Wajah Jaehyun tiba-tiba berubah jahil.
"Malam ini kita bisa berusaha bikin dede bayi lagi?"
***