***Pegerakan aneh yang terjadi disekitarnya membuat Jaehyun terjaga dan terbangun. Ia menoleh, mendapati istrinya sedang bersusah payah meraih handuk yang berada di lantai. Namun Winter mengalami kesulitan meraih handuk itu lantaran selimut yang dipakai mereka berdua melilit di tubuh polos Winter tanpa ingin di lepas.
Senyum Jaehyun mengembang. Perasaan hangat dan euforianya soal romansa mereka semalam masih terbayang jelas. Setiap inci tubuh istrinya sudah Jaehyun hafal di luar kepala.
"Kamu ngapain?" Jaehyun bertanya pelan. Padahal ia tahu apa yang diinginkan Winter. Ia hanya ingin meledek.
Gestur tubuh Winter langsung gugup. Ia mendesah pelan setelah tahu jika suaminya ternyata sudah bangun. "Mau ambil handuk," Jawabnya.
Jaehyun memilih ikut duduk di ranjang. "Ya udah. Kamu bisa ambil sekarang," Katanya kalem sambil sok ikut melihat handuk putih milik Winter yang semalam ia buang asal di lantai.
"Tanganku nggak sampai," Gumam Winter sangat pelan. Matanya menatap handuk itu penuh harap. Masalahnya ia kini masih sama-sama tak berbusana dengan suaminya. Winter tidak ingin kejadian semalam terulang. Setidaknya tidak untuk pagi ini karena Winter ingin segera membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.
"Kamu bisa berdiri dan ambil, sayang," Ujar Jaehyun santai.
Winter menoleh dengan pipi memerah, sedangkan yang ia tatap malah memasang senyum jahilnya seperti biasa.
"Atau mau Mas ambilin?" Tawarnya sambil mendekat ke bahu Winter yang tidak terlindungi oleh selimut.
Jaehyun bisa merasakan kegugupan Winter ketika ia menghembuskan napasnya pada kulit seputih susu milik Winter. Dulu ia pernah mendengar jika menikah adalah hal terindah dan Jaehyun menyetujuinya setelah melalui hal itu bersama Winter. Karena gadisnya sangat manis dan menggemaskan. Sayang sekali untuk dilewatkan.
"Tapi ada syaratnya," Bisik Jaehyun tepat di daun telinga istrinya.
"Apa?" Tanya Winter gugup. Yang mana membuat Jaehyun tersenyum geli setelah melihat reaksi gugupnya.
Padahal tadi malam ia sudah melihat Winter yang sangat mempesona dengan teriakan desahannya. Winter dengan versi yang jauh berbeda. Tapi kenapa Winter yang pemalu kembali hadir?
"Kiss me."
"Kita belum sikat gigi, Mas," Elak Winter berusaha memberikan alasan logis.
"No problem," Timpal Jaehyun yakin.
Dengan gerakan ragu Winter mendekat. Ia menatap netra hitam pekat suaminya yang sejak tadi memandangnya lekat. Setelah menelan salivanya gugup, akhirnya Winter memberanikan diri untuk mengecup pelan bibir suaminya dengan gerakan cepat.
Jaehyun yang sejak tadi menikmati sentuhan pelan istrinya mendesah kecil saat Winter kembali menarik diri darinya. Tanpa aba-aba Jaehyun kembali mendekatkan Winter dan menciumnya tanpa ampun. Salahkan istrinya yang terlalu menggemaskan ini.
Tangan Jaehyun mulai menggerilya ke tubuh Winter yang dibalut selimut. Saat ia mencoba melepasnya Winter sempat memberontak, namun setelahnya istrinya seperti pasrah saat tahu jika Jaehyun tidak bisa di tolak kali ini.
Jaehyun tentu langsung gesit mengeksplor tubuh Winter yang sudah ia hafal semalam. Ia terus mengusap lembut, memberikan sentuhan kecilnya pada kulit seputih susu istrinya. Ciuman mereka semakin memanas. Apa Jaehyun sudah bilang kalau istrinya pandai berciuman?
"Winter.." Bisik Jaehyun parau. Matanya sudah menggelap. "Mas mau kamu, sekarang."
Setelahnya Jaehyun kembali mencium Winter dengan panas tanpa memberikan ruang pada gadis itu untuk berhenti. Dan Winter harus membatalkan niatnya untuk mandi, padahal jelas-jelas ia tadi berpikir untuk tidak bercinta pagi ini.