Semalem mau upload tapi wattpadku error, akhirnya pagi ini berhasil!🤗
Selamat membaca!😍***
Setelah lulus master hukum, Jaehyun mendedikasikan hidupnya menjadi seorang pengacara. Ia memulai dengan mendirikan firma hukum bersama teman-teman kuliahnya, Taeyong dan Johnny. Yang bernama JTJ Partner.
Dan sekarang firma hukum mereka sudah berdiri selama 7 tahun. Waktu berjalan begitu cepat.
Jaehyun dan kedua temannya sudah mengalami suka duka selama menjadi seorang pengacara. Mereka akan bersuka cita saat memenangkan sebuah kasus, dan akan saling menguatkan ketika mendapati kasus yang pelik.
Dan hari ini adalah hari pertama Jaehyun kembali masuk kerja setelah tujuh hari menghabiskan cuti menikah. Ia tidak sabar untuk menjalani hari-harinya lagi sebagai seorang pengacara.
Namun langkah kaki Jaehyun terhenti saat ia memasuki kantor dan mendapati rekan kerjanya sedang berkumpul sambil membunyikan terompet dengan heboh.
"WELCOME MARRIED MAN!" Sorak semua orang sambil tertawa.
"Welcome to the jungle, Bro!" Johnny langsung memeluk Jaehyun sambil menepuk pelan punggung pria itu. "Akhirnya bujangan kita legal juga!"
Taeyong mengikuti Johnny. "Gimana Brader? Nikmat, bukan?" Tawanya menggelegar.
"Sobat kita satu ini nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba kawin!"
"Sialan!" Umpat Jaehyun sambil tertawa.
"Wih, apa nih?" Taeyong terkesima saat melihat Jaehyun membawa sebuah bungkusan tas.
Jaehyun melirik barang bawannya lalu tersenyum kecil. "Bekal makan siang buatan istri tercinta,"
Mendengarnya semua orang tertawa keras-keras. Bahkan Johnny sudah terpingkal karena sangat merasa gemas dengan sang pengantin baru.
"Pasti lo nyesel kan, kenapa nggak dari dulu aja gue nikah!" Ejek Johnny.
"Hahaha, kalo dari dulu istri gue masih di bawah umur, bahlul!" Tawa Jaehyun lebar-lebar.
Mendengar ucapan Jaehyun, Johnny langsung mengerutkan dahinya. "Hah? Emang sekarang istri lo umur berapa?"
"Baru sembilan belas tahun,"
"HAH?????!!!!" Sontak semua orang disana terkaget-kaget.
"Sialan! Bangsat!! Bangsat!!!" Johnny langsung misuh-misuh sambil menendang Jaehyun tidak terima. "Bangsat hoki lo gede banget! Anjing!"
"Emang tai ini orang," Taeyong geleng-gelang kepala.
"Ini tuh rezeki atas kesabaran gue," Bela Jaehyun.
"Pokoknya lo bangsat udah!" Johnny masih tidak terima. "Pantes aja sekarang muka lo seger banget."
Jaehyun hanya bisa tertawa. Ya, dia memang pria brengsek yang beruntung.
***
Selamat datang pekerjaan yang menumpuk.
Setelah libur panjang tentu saja pekerjaan Jaehyun jadi bertambah banyak. Semua tumpukan berkas di atas meja sudah menunggunya.
Dengan ditemani secangkir kopi, Jaehyun memulai semuanya secara perlahan.
"Selamat siang, Pak," Sebuah suara ketukan dan disusul kedatangan seorang pria membuyarkan atensi Jaehyun. Tanpa ia sadari jika kini waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Mark Lee, anak magang yang menjadi sekertarisnya.
"Siang, Mark," Balas Jaehyun lalu ia membenarkan tumpukkan berkas diatas meja kerjanya.
"Ada tamu yang mau bertemu sama Bapak," Beritahu Mark. "Katanya ingin konsultasi dengan Bapak,"
Mendengar itu Jaehyun berdiri. "Tentu. Suruh tamu saya masuk, Mark,"
Mendengar persetujuan atasannya, Mark mengangguk pamit lalu menuntun seorang wanita yang sejak tadi menunggu di luar untuk masuk ke dalam ruangan Jaehyun.
"Hai,"
Pandangan Jaehyun langsung berhenti ketika melihat kedatangan seorang wanita yang tidak pernah ia duga muncul dihadapannya. Wanita itu masih cantik seperti yang ia tahu.
"Yeri?" Jaehyun mendekat. "Silahkan duduk," Lalu mempersilahkan wanita itu untuk menduduki sofa yang ada diruangannya.
Wanita bernama Yeri itu membentuk sebuah senyum. "Kamu apa kabar? Udah lama banget kita nggak ketemu," Ia membuka percakapan hangat.
Mendengar itu Jaehyun tersenyum. "Baik. Kamu sendiri? Ada apa sampai datang kesini?"
Tiba-tiba Yeri menghembuskan napasnya yang terasa berat. "Aku lagi nggak baik-baik aja, Jae,"
Jaehyun terdiam sambil matanya menatap Yeri lamat-lamat.
"Alasan aku datang kesini karena aku mau konsultasi soal pernikahan aku," Jelas Yeri soal kedatangannya hari ini. "Aku berniat menceraikan Yuta,"
Ekspresi Jaehyun tidak bisa ia sembunyikan. Ia terkejut bukan main. Karena hal ini sangat diluar dugaannya. Bukankah selama ini Yeri sangat bahagia dengan pernikahannya?
Lalu kenapa?
"Sebentar," Jaehyun menghembuskan napasnya. Jelas saja ia terkejut.
"Jujur aja aku nggak pernah berpikir kalau hal ini bakal terjadi," Ujar Jaehyun, ia terdengar putus asa. Padahal ini bukan urusannya sama sekali.
Hm, atau mungkin ini urusannya?
Yeri tersenyum simpul. "Aku udah nggak bisa mempertahankan semuanya. Bahkan usia sembilan tahun pernikahan kita terasa sia-sia,"
"Yuta tahu soal ini?" Tanya Jaehyun, wajahnya penuh keseriusan.
"Belum," Kepala Yeri hanya menggeleng lemah. "Tapi dia memang nggak perlu tahu!" Lanjutnya.
"Yeri, ini bukan main-main. Ini masalah serius," Tutur Jaehyun. "Perceraian bukan suatu hal yamg bisa kamu lakukan seenaknya,"
Diseberang sofa Yeri meremas kuat kain dress yang ia kenakan. Jaehyun yang serius selalu membuatnya ciut.
Melihat sikap Yeri, Jaehyun membuang napasnya. "Kamu harus komunikasi dengan Yuta pakai kepala dingin. Aku tahu banget kamu orang seperti apa,"
Yeri adalah perempuan yang selalu mudah panik dan mengambil kesimpulan sendiri. Ia juga plin-plan dan mudah goyah. Jaehyun kenal betul Yeri seperti apa.
Tangan Yeri bergerak untuk menyingkirkan anak rambutnya ke belakang telinga. Gerakan yang selalu menarik perhatian Jaehyun.
"Kayaknya aku perlu cerita banyak sama kamu. Apa kamu mau makan siang di luar?"
Jaehyun terdiam selama beberapa detik. Ia menoleh dan menatap gamang bekal makan siang buatan Winter yang berada di belakang meja kerjanya. Tapi di detik selanjutnya, ia memilih menganggukkan kepala.
"Aku yang traktir," Jaehyun bangkit dan berdiri.
Yeri yang masih duduk di atas sofa tersenyum lebar. Jaehyun yang ia kenal masih sama. Selalu ada untuknya kapanpun.
***