Delapan

222 31 19
                                    



***

Sudah tiga hari mereka melewati waktu bulan madu yang menyenangkan di Bali. Kini segala aktifitas dan pekerjaan yang menggunung sudah menunggu mereka di Jakarta.

Winter dan Jaehyun merasa sesak ketika pelukan erat para mama heboh menyambut kedatangan mereka berdua di bandara. Bahkan mereka masih harus menerima kecupan manja meskipun kini sudah menikah.

"Bun, aku malu," Rajuk Jaehyun ketika lipstik merah bunda Tiffany tercetak jelas di tulang pipinya.

"Di cium Bundanya malu tapi kalau di cium Winter semangat," Cetus bunda Tiffany saat melihat anaknya kini justru menghapus bekas noda lipstik miliknya.

"Kamu nggak lupa beliin mama kipas lipat kan, sayang?" Mama Taeyeon justru sibuk memastikan isi beberapa totebag yang dibawa anaknya. "Mama pesan warna pink, loh,"

"Ada, Ma. Winter nggak lupa kok. Nanti aja Mama cek di rumah," Ujar Winter sambil menjauhi tiga totebag ditangannya dari jangkauan mama Taeyeon. Bukan apa-apa, Winter hanya tidak ingin mamanya mengacak-acak isi tasnya secara brutal di tempat seperti ini.

"Oh iya. Kalian langsung pulang ke rumah?" Bunda Tiffany ikut menimbrung di tengah-tengah percakapan Winter dan mama Taeyeon. Sedangkan Jaehyun sedang sibuk memasukkan barang bawaan mereka ke dalam bagasi.

"Iya dong, Bun," Sahut Jaehyun cuek. "Barang-barang Winter udah dipindahin ke rumah, kan?" Tanyanya setelah selesai dan menutup pintu bagasinya.

"Udah dibantu Pak Yuan," Jawab bunda Tiffany, menyebut nama supir mereka. "Winter mau bunda carikan asisten rumah tangga harian?"

Winter melirik mamanya dan di balas dengan tatapan kalem ala mama Taeyeon. "Untuk sekarang aku belum butuh kayaknya, Bun," Ujarnya sopan. "Nanti kalau aku kerepotan mungkin bakalan aku pertimbangin. Sekarang aku masih bisa urus semuanya sendiri,"

"Istri aku ini mandiri banget, Bun. Waktu di Bali aja aku nggak boleh bantu apa-apa," Sahut Jaehyun meyakinkan dan bermaksud memperkuat alasan Winter agar bundanya tidak ikut campur. Karena Jaehyun tahu sifat bundanya yang suka mengatur segala sesuatu sesuai keinginannya.

Mendengar pujian menantunya perihal anaknya, mama Taeyeon tersenyum hangat.

"Ya udah kalau itu keputusanmu. Tapi kalau kamu kecapekan dan Jaehyun nyusahin kamu, bilang aja ke Bunda, ya? Nanti bunda tarik kupingnya," Tangan bunda Tiffany terulur untuk mencubit pelan pinggang anaknya.

Winter mengangguk patuh dan tertawa kecil saat melihat wajah kesakitan suaminya.

"Ya udah yuk kita pulang," Mama Taeyeon mengintrupsi nyaring lalu mendorong tubuh anaknya untuk masuk ke dalam mobil.

Jaehyun bergegas melajukan mobilnya saat semua anggota sudah masuk ke dalam mobil. Tujuan pertama mereka ialah mengantar pulang bunda serta mamanya dulu. Lalu mereka berdua akan pulang ke rumah milik Jaehyun yang letaknya cukup jauh dari komplek perumahan orangtua mereka.

***

Hal yang pertama Winter rasakan ketika menginjakkan kaki di rumah minimalis Jaehyun adalah nyaman. Mata bulatnya menyusuri setiap sudut ruangan yang tertata apik dan bersih.

Rumah ini lebih banyak dihiasi kaca bening ketimbang tembok tebal. Hal itu menambah kesan sejuk dan damai.

Sepertinya Winter akan betah dan nyaman tinggal disini.

"Selamat datang di rumah sederhana kita," Jaehyun yang baru datang membisikkan kata tersebut di telinga Winter.

Mendengarnya Winter tersenyum kecil. "Sejak kapan Mas tinggal disini?"

Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang