***Banyak tempat yang Jaehyun tawarkan ketika mereka merencanakan bulan madu. Namun dari berbagai tempat indah serta lokasi jauh yang menggiurkan, Winter justru memilih untuk terbang ke Bali dibanding menggunjungi Paris ataupun Maldives yang merupakan idaman kebanyakan perempuan.
Kini ketika fajar menyingsing serta kicauan burung bersahutan akhirnya Jaehyun dan Winter diantar oleh kedua mama heboh mereka menuju bandara. Papa Jaehyun sebenarnya ingin ikut namun pekerjaannya lebih mendesak.
Setelah sarapan pagi kedua mama mereka sudah heboh ikut mempersiapkan segala sesuatu. Padahal sudah jelas jika mereka hanya akan pergi selama tiga hari. Bukan ingin pindah dan menetap di sana.
Jaehyun terus mengelak berbagai perintah bundanya yang menyuruh untuk membawa berbagai macam obat-obatan herbal. Dan Winter ialah orang yang hanya akan mengeluarkan senyum gelinya saat melihat pertengkaran Jaehyun dan bundanya.
"Gandeng terus istrimu jangan sampai kalian berpencar. Di kota orang nggak boleh aneh-aneh," Wejangan bunda Tiffany terus mengudara sampai mereka sudah berada di bandara dan siap untuk terbang.
Mama Taeyeon selaku tim sukses juga akhirnya ikut bersuara. "Baik-baik ya kalian di sana. Mama dan bunda nggak akan menelpon karena pasti akan mengganggu. Jadi kita cuma bisa nunggu kalian kasih kabar duluan,"
Winter mendekat ke arah mamanya lalu memeluk hangat. "Winter berangkat dulu, Ma," pamitnya sambil terus menghirup aroma tubuh mama Taeyeon.
"Bunda makasih doanya," Lalu berlanjut memeluk bunda Tiffany.
Ketika sudah selesai berpamitan Jaehyun menarik koper mereka dan menuntun Winter untuk ikut bersamanya.
Doa baik untuk mereka selalu dipanjatkan oleh sang ibu.
***
Ketika sampai di villa dan selesai membenahi perlengkapan yang di bawa, Winter mendapati suaminya sedang terkapar di atas ranjang sambil sesekali pria itu mengigau pelan.
"Mas tidur?" Winter mendekat dan mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang. Dari jarak sedekat ini Winter bisa melihat wajah suaminya yang memerah serta berkeringat.
Tangan Winter terulur untuk menyentuh kening Jaehyun. Dan ia jelas terkejut saat merasakan panasnya tubuh pria itu.
"Mas? Mas sakit?" Buru-buru Winter membenarkan letak tidur Jaehyun dan membawa kepala pria itu ke atas bantal.
Jaehyun belum juga merespon, pria itu justru terus mengigau tak jelas. Winter memilih untuk menyiapkan air dingin untuk menetralkan suhu tubuh suaminya.
Ketika Winter sedang mengompres Jaehyun, pria itu justru mencoba meringsekkan kepalanya ke dalam pangkuan Winter dan menggeliat di sana. Winter jelas merasa geli namun ia tahan karena kondisi suaminya yang sedang tidak baik.
"Kepala Mas pusing," Suara serak Jaehyun mengejutkan Winter. Suaminya sudah bangun ternyata.
"Mas mabuk udara?" Tanya Winter saat merasa jika penyebab Jaehyun tidak enak badan lantaran pria itu mungkin merasa mabuk udara saat penerbangan tadi.
"Nggak. Mas kecapekan aja kayaknya," Jawab Jaehyun pelan.
"Aku buatin makan siang, ya?" Tawar Winter dan diberi anggukan pelan Jaehyun dipangkuannya. "Kalau gitu aku ke dapur dulu," pamit Winter setelah ia berhasil melepaskan kepala pria itu dipangkuannya.
Setelah sampai di dapur Winter memegang dadanya yang berdetak tak karuan sejak tadi. Berdekatan dengan Jaehyun membuat kesehatan jantungnya menurun. Lantaran ia pasti akan merasa susah bernapas jika pria itu mencoba bersentuhan fisik dengannya.