Sejak panggilan telepon terakhir itu Sunghoon berusaha untuk tidak memikirkan ucapan sang bunda, walaupun ujung-ujungnya ia akan menangis.
Saat ini sedang makan malam, seluruh saudara sudah berkumpul di meja makan termaksud Sunghoon. Tidak ada yang membuka suara saat makan karena itu merupakan ada yang di ajarkan keluarga. Tapi sepertinya kali ini akan berbeda.
" Kak, kenapa cuman makan sayur?" Tanya Sunoo melihat piring Sunghoon seperti porsi untuk anak kecil.
Sunghoon tak membalas ia hanya melamun sambil memainkan makanannya. Jay yang melihat itu sungguh sangat menyesal ia merasa bahwa kejadian terakhir kali adalah kesalahannya.
" Kak..." Panggil Niki menyadarkan Sunghoon.
" Oh,ya kenapa?" Tanya Sunghoon.
" Tambah lah lagi kak..." Ucap Niki.
" Ah,gak usah... Porsi kakak emang cuman segini,ini udah banyak kok..." Kata Sunghoon lalu melahap makanannya lagi.Mereka yang mendengarkan penuturan Sunghoon hampir tak habis pikir, bagaimana bisa porsi anak kecil memenuhi kebutuhan remaja seperti Sunghoon, apalagi kebanyakan hanya sayur wortel.
(*˘︶˘*).。*♡
Setelah makan malam Sunghoon langsung pergi ke kamar, entahlah ia merasa sangat lesu dan tidak bersemangat seperti hari keberangkatannya. Ia ingat bahwa ia begitu antusiasnya pergi ke kota karena akan bertemu dengan bunda juga saudara-saudaranya. Tapi kali ini membuat perasaan Sunghoon mengambang. Ia sangat bimbang tentang bundanya yang terpaksa membawanya kembali atau hanya suruhan sang nenek saja yang sudah muak terhadap Sunghoon.
Sunghoon berjalan ke meja belajar lalu mengeluarkan buku hariannya.
" Bibi Kim... Hoonie kangen..." Monolog nya lalu mulai menulis di atas kertas itu.
Semua rasa keluh kesahnya ia curahkan dalam bentuk tulisan. Tapi jika seseorang membacanya mungkin mereka akan berpikir jika isi buku harian Sunghoon hanya tentang penderitaannya.
Di ruang keluarga para saudara Sunghoon sedang berkumpul karena memang sudah kebiasaan jika setelah makan malam mereka akan menghabiskan waktu bersama untuk mengobrol, menonton sampai bermain.
" Bang,aku mau ngomong..." Ucap Jay yang tak menghiraukan kericuhan dari adik-adiknya.
" Ngomong aja... Gak biasanya kamu kayak gini..." Heran Heeseung yang sedang fokus pada ponselnya.
" Ini tentang Sunghoon bang..." Ucapan Jay sudah seperti jimat, adik-adiknya langsung diam di tempat dan bersiap untuk menguping sama halnya Heeseung yang langsung menyimpan ponselnya." Kenapa kakak?" Tanya Sunoo. Jay menghela nafas berat lalu mulai menceritakan kejadiannya bersama Sunghoon tempo lalu. Ia ingin seluruh saudaranya tahu bahwa ada yang disembunyikan oleh sang ibu dan seperti tidak menginginkan kehadiran Sunghoon.
" Kok gitu sih ibu..." Kesal Jungwon.
" Iya lagian apa salahnya kak Hoonie? Dia itu keliatan banyak menderita... Tiap tidur dia kayak mimpi buruk terus..." Kata Sunoo. Ucapannya memang tak ada yang salah Sunoo beberapa kali tidur bersama Sunghoon dan ia sering mendengar lirihan dari sang kakak." Beneran? Terus tujuan ibu bawa kakak kembali buat apa? Kalo ujung-ujungnya disakiti lagi..." Tambah Niki membuat para Abang nya terdiam.
" Gimanapun kita gak boleh gegabah,kita gak tau gimana masa lalu Sunghoon dan kita gak boleh sepenuhnya nyalahin ibu... Pasti ada alasan kenapa ibu ngomong kayak gitu..." Ucap Jake.
" Iya,nanti secara perlahan kita harus ngomong sama dia... Gimanapun juga kita yang bakal jadi sandaran nya..." Timpal Heeseung.
Mereka terdiam lalu masuk ke dalam pemikirannya sendiri. Sebenarnya apa yang diucapkan Jake memang tak salah, mereka tidak bisa menyalahkan ibu yang pasti memiliki alasan dan mereka harus tahu bagaimana masa lalu Sunghoon.
" Bang,sibuk gak?" Tanya Sunghoon yang tiba-tiba datang.
" Oh nggak,kenapa?" Tanya Heeseung.
" Jendela kamar ku tadi kebuka sendiri,aku gak bisa tutup..." Ucap Sunghoon membuat yang lain merinding.
" Ooo, yaudah sini Abang bantu..." Kata Heeseung lalu pergi meninggalkan ruang keluarga." Eh, Sunghoon..." Panggil Jake melihat Sunghoon ikut dengan Heeseung.
" Kenapa?" Tanya Sunghoon.
" Bolehlah kita ngobrol-ngobrol sebentar..." Ucap Jake lalu disenggol oleh Jay.
" Kenapa sih?" Bisik Jake.
" Ya jangan sekarang juga bego..." Kesal Jay.
" Gak papa kok kak,pasti kalian mau denger cerita masa lalu aku kan?" Tanya Sunghoon membuat yang lain terkejut,apa Sunghoon ini cenayang? Pikir mereka." Gak usah pada kaget,aku tadi denger kok pembicaraan kalian..." Kata Sunghoon lalu duduk di sebelah Niki.
Tentu saja itu membuat mereka gugup setelah tertangkap basah membicarakan tentang Sunghoon.
" Aku gak bisa cerita gimana masa lalu ku, aku aja lupa gimana ceritanya..." Ucap Sunghoon.
" Kalo gitu ceritain aja pelan-pelan..." Ujar Niki.
" Tapi kalo aku mau lupain gimana? Soalnya aku lagi berusaha lupain masa laluku..." Kata Sunghoon membuat mereka bukam.
" Sunghoon... Selama kamu tinggal sama nenek,kamu oke?" Tanya Jake pelan. Sunghoon terdiam lalu menatap satu-persatu saudara nya." Kalo aku jawab ngga, gimana respon kalian?" Sunghoon berbalik tanya kepada Jake.
" Udah ya jangan paksa aku buat ingat,aku pusing jadinya... Maaf" ucap Sunghoon lalu beranjak dari ruang keluarga.Malam itu menjadi malam yang benar-benar sunyi untuk pertama kalinya di kediaman keluarganya Sunghoon. Mereka tentu tak tenang dan terus memikirkan jawaban yang di lontarkan oleh anak tengah itu.
Sedangkan Sunghoon dia sedang duduk melantai di balkon kamarnya sambil menatap bintang.
Kali ini apakah mereka akan menerima kehadirannya? Pikir Sunghoon." Hiks,aku cuman capek tuhan... Kenapa? Hiks,kenapa mereka bisa benci aku hiks... Emang apa hiks, kesalahan yang aku buat? Hiks,atau dengan kelahiran ku mereka merasa aku ini salah? Hiks... Hiks..." Angin malam dan suasana dingin menjadi teman Sunghoon untuk melampiaskan seluruh emosi yang selama ini ia tahan. Yang ada dipikirannya hanya kenapa? Kenapa hal ini bisa terjadi padanya?
Tanpa diketahui oleh Sunghoon seseorang telah masuk kedalam kamarnya. Lalu dia menyelimuti tubuh Sunghoon yang mulai mendingin.
" Sayang kenapa masih belum tidur?" Tanya bunda membuat Sunghoon langsung berbalik dan makin mengeraskan tangisannya.
" Bun,bunda... Bunda gak bakal benci Hoonie kan? To-tolong jangan benci Hoonie bunda hiks,nanti Ho-hoonie gak punya siapa-siapa lagi... Hiks,hiks... Jangan Bun..." Tangis Sunghoon yang begitu menyayat hati.
" Enggak sayang, emang siapa yang bilang bunda benci sama kamu?" Tanya bunda sambil memeluk putranya.
" Ho-hoonie denger sendiri waktu bunda ditelpon sama kak Jay hiks... Ho-hoonie berusaha buat gak manja sama bunda hiks,tapi kan dari dulu Hoonie emang gak pernah dimanjakan bunda..."
Satu fakta yang harus diketahui bahwa Sunghoon bukanlah tipe orang yang dapat memendam perasaannya pada orang lain. Sunghoon pasti akan bercerita tentang apa yang menjadi beban pikirannya. Entah mengapa iapun tidak tahu seakan memendam perasaan adalah suatu kesalahan.
Sedangkan sang bunda yang mendengar penuturan Sunghoon hanya dapat terdiam sambil memandang wajah basah air mata anaknya.
~Aei
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Sunghoonie
FanfictionKehidupan yang terombang-ambing bagai ombak air laut. Menerima kekecewaan yang tak pernah usai, selalu mendapat harapan palsu yang sebenarnya memuakkan. Padahal dirinya hanya ingin diakui keberadaanya.