15

736 47 6
                                    

Sunghoon bangun pagi-pagi sekali tapi ia tidak keluar kamar sejak tadi. Tubuhnya sudah wangi bahkan rambutnya masih terasa lembab. Jujur saja ia masih terasa asing menempati kamar yang begitu mewah itu. Walaupun ranjangnya luas dan empuk tapi ia tetap tidak merasa nyaman.

Saat ini Sunghoon berlabuh di balkon kamarnya. Dari sejak suasana masih gelap hingga munculnya sedikit matahari. Entah mengapa ia begitu tenang di sini walaupun pikirannya tidak begitu tenang.

" Kenapa bunda gak cari Hoonie?"
" Bunda dimana?"
" Apa benar om itu papa Hoonie?"

Berbagai pertanyaan selalu terlintas dibenak Sunghoon. Ternyata dia masih meragukan Woo Seok sebagai papanya.
Walaupun banyak bukti yang sudah Woo Seok keluarkan tidak dapat membuat Sunghoon percaya begitu saja. Ia masih ragu,takut dan tentunya sedih walau masih terselip rasa senang juga bahagia.

Tanpa ia sadari Woo Seok masuk ke dalam kamarnya. Keadaan masih menggunakan piyama polos berwarna hitam. Ia menatap sang anak yang termenung di balkon. Jelas Woo Seok tahu apa yang dipikirkan Sunghoon.

" Sunghoon..."

Panggilan itu langsung membuyarkan lamunan Sunghoon. Ia lantas berbalik dan sedikit terkejut dengan kedatangan papanya.

" Pa,papa..."

" Kenapa di luar? Ini masih terlalu pagi nak..."

Tidak tahu saja Woo Seok ini jika Sunghoon sudah berada di balkon sejak matahari belum muncul.

Woo Seok tentu terkejut tadi saat dia bangun dan menuju balkon hendak menyesap nikotin yang menjadi teman menghilangkan stresnya melihat sang anak termenung seperti meratapi nasib.

" Pa..."

" Kenapa? Ada yang mau kamu tanyain ya..."

Sebelum itu Sunghoon mengambil nafas dalam-dalam.

" Bunda..."

" Jangan tanya soal dia..."

" Kenapa?"

" Apa perlu papa kasih tau semuanya?"

Sunghoon benar-benar di buat bingung dengan pertanyaan Woo Seok. Mimik wajahnya menggambarkan seperti meminta jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan Woo Seok.

" Harusnya kamu sadar,bunda kamu aja gak nyari sampai sekarang... Mungkin dia lupa sama kamu..."

Jawaban enteng Woo Seok membuat kerutan dahi Sunghoon makin terlihat pertanda ia masih dilanda kebingungan yang begitu memusingkan.

" Haaah,papa lagi gak mau bahas perempuan itu nak... Intinya,dia itu manusia terbejat yang pernah papa kenal..."

" Terus kenapa papa menikah sama bunda?"

Jujur saja mulut Sunghoon refleks bertanya seperti itu. Entah dia tidak terima dengan ucapan Woo Seok atau masih terombang-ambing dengan rasa kebingungan.

" Simpel aja,papa dijodohin..."

" Terus kenapa aku lahir?"

" Itu... Karena ketidaksengajaan..."

" Jadi aku anak yang gak diinginkan?"

" Kalo papa malah pingin banget punya anak nak... Tapi bunda kamu yang berulang kali berusaha mengakhiri kamu..."

" Maksudnya?"

Keterbingungan Sunghoon dibalas kekehan Woo Seok lalu diusap rambut lembut Sunghoon.

" Walaupun papa sama bunda kamu dijodohin gak dipungkiri papa juga pengen punya anak... Tapi bunda kamu gak setuju, alasannya karena dia udah punya pasangan yang lain dan mau punya anak dari pasangan itu... Siapa sangka ternyata di malam pesta ulang tahun opa kamu ada yang sengaja ngasih sesuatu diminuman kami,terus gitu deh... Pas bunda kamu lagi hamil berapa kali loh papa pergoki dia berusaha aborsi kamu... Ada aja yang dia lakuin buat gugurin kamu..."

Uri Sunghoonie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang