Ruangan putih dengan khas bau obat-obatan yang membuat siapa saja pasti tak betah berlama-lama.
Di salah satu hospital bed terbaring seorang remaja yang masih setia menutup matanya. Satu tarikan nafas untuknya terlihat begitu sulit walaupun sudah dipasangkan alat bantu pernapasan.
Di sebelahnya lelaki dewasa dengan setelan jas berwarna silver menatap sendu pasien di depannya seakan ia mengenal siapa dia.
" Ini papa nak..."
Suaranya hanya mengudara dan terdengar di telinga nya sendiri tanpa ada sahutan dari lawan bicaranya yang jelas masih menutup mata.
" Setelah sekian tahun papa baru menemukan kamu... Kemana selama ini kamu nak? Papa kangen..."
Piip,piip...
Lagi-lagi suara mesin detak jantung yang menjawab dan akhirnya lelaki yang mengaku sebagai "papa" Sunghoon menatap ke arah lain saat terdengar suara dobrakan pintu yang kasar.
" Maaf tuan..."
Seseorang berjas hitam datang dengan tergesa-gesa namun tak ayal ia menyesali perbuatannya setelah melihat wajah kurang bersahabat dari tuannya.
" Kenapa?"
" Nyonya Mina sedang menuju kemari tuan..."
" Blokir semua jalan yang dia lintasi... Kalo perlu tutup rumah sakit ini, jangan biarkan dia bertemu dengan anakku..."
" Baik tuan, sesuai perintah..."
Setelah bawahannya pergi Woo Seok atau lelaki yang mengaku sebagai ayah Sunghoon menggenggam tangan anaknya.
" Papa bakal bawa kamu jauh dari dia nak, tenang saja... Kamu cepet sadar ya,ini papa loh..."
(〒﹏〒)
Setelah seharian menutup mata akhirnya Sunghoon siuman. Saat ini ia sedang makan sore dengan sang ayah yang menyuapi nya.
Sejak siuman hingga saat ini Sunghoon lebih banyak diam walaupun otaknya sedang berpikir dengan siapa lelaki itu.
Nyatanya ia bahkan tidak mengenali bahwa yang di depan matanya itu adalah ayah kandungnya." Nah, akhirnya selesai juga... Sekarang minum obat ya..."
Dengan patuh Sunghoon menerima pil dan obat yang diberikan Woo Seok.
" Anda siapa?"
Pertanyaan itu seketika menghentikan pergerakan Woo Seok bahkan senyuman yang sebelumnya selalu terbit kini tengelam diikuti dengan bahu yang ikut turun.
" Kamu gak kenal saya?"
Sunghoon menggeleng membuat Woo Seok kecewa.
" Dasar wanita itu..." Gumam Woo Seok.
Mendengar perkataan lawan bicaranya Sunghoon tiba-tiba menjadi gugup. Ia merasa takut dan menyesal telah bertanya.
" Kalo saya jawab saya ini papa kamu gimana?"
Bukannya menjawab Woo Seok malah memutar pertanyaan pada Sunghoon yang jelas membuat si empunya terkejut bukan main.
" A,anda jangan bercanda... Nenek bilang papa udah meninggal..."
" Hahaha,kamu terlalu percaya dengan omongannya... Ini papa nak,belasan tahun papa cari kamu ternyata kamu di sembunyikan oleh keluarga bubdamu..."
" Ma, maksudnya?"
" Sudahlah, sekarang kamu hanya butuh istirahat... Nanti kalo udah sehat papa cerita semuanya sama kamu oke..."
Sunghoon tak menjawab,dia terdiam dan masih berusaha memproses apa yang ia alamiah saat ini.
Dimulai ia di fitnah,dikurung dan sekarang yang lebih mengejutkannya papanya yang setiap kali ia tanya keberadaannya dan hanya jawaban tabu yang ia dengar dari mulut sang nenek.Ia tentu saja tidak menyangka akan hal ini. Di satu sisi ia begitu bahagia bisa bertemu sang papa walaupun masih ragu,tapi disisi lain ia sangat kecewa pada sang nenek. Kenapa dia menyembunyikan fakta ini? Dan kenapa ia harus dibohongi?
(个_个)
Terhitung sudah dua hari Sunghoon di rawat di rumah sakit,bunda yang selalu ditunggu kedatangannya tidak nampak dan sang papa selalu mengalihkan pembicaraan saat ia bertanya.
Saat ini Sunghoon tengah bersiap untuk pulang bersama Woo Seok. Jujur ia sangat kecewa pada bundanya yang tidak datang menjenguk bahkan menanyakan kabar saja tidak.
" Nah,Sudak kan? Ayo kita pulang..."
Mereka pun meninggalkan ruangan dengan barang dibawa oleh asisten Woo Seok.
Ada banyak beban pertanyaan yang ingin Sunghoon ajukan tapi untuk menatap mata Woo Seok saja ia tidak punya nyali. Entahlah,masih banyak keraguan dan rasa takut dibenaknya untuk mempercayai ucapan Woo Seok.
Malam itu di jalan yang sunyi dan guyuran hujan rintik-rintik Sunghoon meratapi kehidupan selanjutnya. Ia merasa bahwa selama ini seperti orang yang luntang-lantung tanpa arah. Padahal sebenarnya ia hanya ingin bertemu bundanya.
Tiba-tiba pikirannya melayang saat kejadian terakhir di sekolah. Sepertinya ia sekarang memiliki trauma, mungkin ia akan bicara pada papanya nanti.
Woo Seok beberapa kali mencuri pandang pada Sunghoon yang terus menatap suasana luar jendela mobil.
Dalam benaknya ia sungguh bersyukur bisa bertemu sang anak yang selama ini ia cari. Entah mengapa kali ini ia sangat yakin bahwa anaknya adalah Sunghoon.
Karena beberapa kali ia gagal menemukan sang anak. Yang ia ingat saat Sunghoon masih berusia 3 tahun ada tahi lalat di pangkal hidungnya. Hanya itu dan membuat ia beberapa kali membawa anak yang memiliki tahi lalat dengan posisi yang sama dengan Sunghoon." Mungkin aku harus tes DNA..."
Pikir Woo Seok akhirnya setelah itu lamunannya buyar saat asistennya mengatakan bahwa mereka telah sampai di tujuan.
Di depan Sunghoon terlihat gedung apartemen yang sepertinya milik para kalangan atas. Dari luarnya saja sudah terlihat kemewahannya apalagi tadi saat di parkiran ia melihat banyak mobil mewah terparkir.
" Ayo nak,barangmu biar asisten papa yang bawa..."
Sunghoon sejak tadi tidak dapat berhenti untuk tidak kagum. Unit apartemen ini seperti bukan apartemen seperti biasanya yang ia lihat. Ini super mewah dan sesekali ia melihat papanya di sapa oleh orang-orang yang mungkin tetangga nya.
Hingga tibalah mereka di apartemen Woo Seok. Begitu luas,elegan,bersih dan rapi. Sunghoon memandang secara perlahan berbagai figuran sang papa. Ternyata Woo Seok pencinta seni,itu terlihat dari banyaknya koleksi yang ia punya uang mungkin lebih mahal harganya daripada satu unit mobil atau lebih.
Langkah Sunghoon terhenti saat ia melihat satu foto yang terletak di antara koleksi lukisan sang papa.
Di foto yang cukup besar itu ia melihat gambar dirinya saat masih kecil. Kenapa ia yakin bahwa itu adalah dirinya? Karena ia melihat syal buatan sang bunda. Di syal itu terukir namanya dan barang itu masih ada hingga sekarang.
Lalu jika sudah begini, apakah Sunghoon masih ingin meragukan Woo Seok sebagai papanya?
~Aei
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Sunghoonie
FanfictionKehidupan yang terombang-ambing bagai ombak air laut. Menerima kekecewaan yang tak pernah usai, selalu mendapat harapan palsu yang sebenarnya memuakkan. Padahal dirinya hanya ingin diakui keberadaanya.