DUNIA PERTAMA✨(9)

1.8K 124 1
                                    

Pagi ini Navarro berangkat bersama Stevan, karena kemarin Navarro menginap di Apartemen Stevan.

Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol kan banyak hal. "Navarro!" Panggil seseorang di belakang mereka, Navarro berbalik dan ternyata itu adalah Askara dan Vierra.

"Kak Aska, kak Rara!" Ucap Navarro semangat.

Navarro berlari lalu langsung memeluk Askara dengan erat, Askara membalas pelukan Navarro tidak kalah erat. Stevan menatap Askara tajam, sedangkan Askara menatap Stevan remeh.

'Ingin merebut Navarro ku hm?' batin Askara.

'Sialan!' batin Stevan.

"Ayo kakak antar ke kelas." Ucap Askara.

"Ayo!" Jawab Navarro antusias.

Setelahnya mereka bertiga berjalan bersama menuju kelas Navarro dan melupakan Stevan yang sedang menatap permusuhan ke arah Askara.

✪✪✪

"Kapan kamu akan melakukan tugas mu Stevan, kelihatannya kamu sudah cukup dekat dengan Navarro, cepat lakukan tugas mu agar semuanya cepat selesai." Ucap Darex kepada anaknya.

"Kenapa Daddy ingin membunuh Navarro? Navarro tidak bersalah, dia tidak tau apa-apa." Ucap Stevan membela Navarro.

"Dia memang tidak bersalah dan tidak mengetahui apapun, tapi Daddy akan tetap membunuhnya, karena dia adalah keturunan si pak tua itu." Jawab Darex santai.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai-sampai Daddy begitu membenci opa Navarro?" Tanya Stevan serius.

"Kau tidak perlu tau. kau menyukai Navarro kan?!" Tanya Darex meremehkan Stevan.

Stevan hanya diam tidak menjawab. "Jika kau tidak melakukan tugasmu, maka aku akan melakukannya sendiri, dasar anak tidak berguna. Tangkap dia! Bawa dia ke ruangan bawah tanah!" Ucap Darex memerintah bawahannya, Stevan berusaha memberontak, namun sia-sia, mereka membawa Stevan pergi.

'Lindungi Navarro, Askara.'

▼▼▼

Malam ini, Navarro sedang berpelukan bersama Askara di kamar Askara, tadi setelah pulang sekolah Navarro ingin mampir ke rumah Askara sebentar, eh malah kebablasan sampai malam hari.

Navarro sedang fokus menonton Drakor di Televisi, sedangkan Askara fokus memperhatikan Navarro.

"Tuan, Darex mulai bergerak, dia berencana menculik anda besok malam. Dan besok malam adalah hari terakhir anda di dunia novel ini."

'Yah.... Kok cepet banget sih, kan gue masih pengen berburu cogan di sini.' batin Navarro sedih.

"Di dunia novel lain juga banyak cogan tuan, tenang saja."

'wahhh beneran?! Gak sabar gue ngelihat para cogan dari berbagai cerita novel!' batin Navarro semangat.

"(⁠•⁠‿⁠•⁠)"

"Kenapa melamun, hm?" Tanya Askara lembut.

Navarro terlihat sedikit terkejut, lalu dia tersenyum. "Aku mau tanya kakak." Askara diam menunggu Navarro melanjutkan ucapannya.

"Gimana kalo misalnya, aku pergi jauh dari hidup kak Aska lagi." Ucap Navarro menatap mata Askara yang menatapnya penuh kasih sayang.

"Aku akan cari kamu, kemanapun kamu pergi." Ucap Askara yakin.

"Tapi, kalo aku perginya jauh banget sampai kak Aska gak bisa cari aku gimana?" Tanya Navarro lagi.

"Aku akan tetap cari kamu dan menunggu kamu."

Navarro tersenyum, dia semakin erat memeluk Askara. "Varro sayang kak Aska."

"Kak Aska juga sayang Varro."

Mereka saling menatap lalu tertawa bersama-sama, Mereka menghabiskan malam bersama. Navarro tertidur dengan nyaman di dalam dekapan hangat Askara, sementara Askara menatap wajah Navarro yang bertambah imut saat sedang tidur.

'Semoga tidak terjadi hal buruk.'

╹╹╹

Malam ini Navarro sudah mempersiapkan diri, dia mengendarai mobilnya dengan santai setelah tadi sempat pergi keluar bersama Vierra dkk.

'Ini kapan penculiknya Dateng Dio?'

"10 menit lagi mereka akan muncul tuan."

Tak lama setelah itu Navarro melihat ada beberapa mobil yang mengikutinya dari belakang, dua diantaranya menyalip mobil Navarro lalu kedua mobil itu mendadak berhenti di depan mobil Navarro untuk menghalangi mobil Navarro.

Dua mobil memblokir akses kabur mobil Navarro dari belakang, sekarang dia terkepung oleh empat mobil. Setelah itu beberapa pria bertubuh besar keluar dari masing-masing mobil itu.

Salah satu dari mereka mengetuk kaca pintu mobil Navarro. "Keluar atau kami paksa keluar." Ucap pria tersebut.

Navarro dengan aktingnya keluar dari mobil, dan menatap mereka semua satu persatu. "S-siapa kalian?! Mau apa kalian?!" Tanya Navarro bergetar.

"Ayo ikut kami." Ucap pria tersebut lalu menarik tangan Navarro kuat.

"Lepaskan!! Ini sakit, lepas!" Ucap Navarro memberontak.

"Diam!!" Bentak pria itu.

"Tidak! Tolong!! Tolong Varro! Opa!!" Teriak Navarro.

"Percuma kau teriak, tidak akan ada yang menolong mu di tempat sepi seperti ini." Pria itu tertawa lalu menyeret Navarro masuk ke dalam salah satu dari keempat mobil itu.

Navarro terus memberontak, pria itu mengeluarkan kain yang sudah di beri obat tidur dari sakunya lalu membekap mulut Navarro.

"Diam kau!" Bentak pria itu.

Mata Navarro mulai memberat, karena sudah tidak bisa menahannya, Navarro pun tertidur karena efek dari obat tidur yang di berikan pria itu.

Setelahnya mereka membawa Navarro ketempat yang cukup asing untuknya.

.
.
.
.
.

Hallo sayang sayangkuuh!
Maaf ya agak lama up nya;)
Maaf juga chapter ini gak terlalu panjang(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Sampai jumpa di chapter berikutnya(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Love you(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Time Travel With The System[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang