|| Dasar TTM .||

887 73 5
                                    

⚠️𝚆𝚊𝚛𝚗𝚒𝚗𝚐⚠️
! ᴡᴀʀɴɪɴɢ !
-ᴏᴄᴄ - ᴋᴀᴛᴀ-ᴋᴀᴛᴀ ᴛᴏxɪᴄ -ᴍʏ ᴀᴜ -ᴛʏᴘᴏ
-ᴀɴɢsᴛ -kata tidak baku -Non Canon

•┈┈┈••✦ ♡ ✦••┈┈┈•


'Cangung banget!!'-Teriak batin pemuda berambut cokelat tua itu dengan rambut putih yang beda sendiri di poninya:D

Mata berwarna emas itu melirik terus menerus ke pemuda yang sebelas dua belas mirip dengan yang sedang menbuat kopi

"oii Halilintar! Kita ni tamu kok di kancangin sih"-Ucap pemuda berambut ungu tua yang seperti landak- ggg canda.

'Bacot' "Bang Kaizo, Ada apa?"-Tanya Halilintar sambil meletakkan 3 cangkir kopi di meja tamu

Kaizo menatap Halilintar lalu mengerakkan mulutnya tanpa bersuara, Gempa. Laki-laki bermata Emas itu Hanya bingung walaupun masih mencoba mentranslet

Halilintar menatap Gempa, dan Gempa yang tau langsung berdiri dan pergi ke kamarnya.

"Sampe suruh Wenwen dan WanWan?.. Bagaimana yang lain?"

"Gini-"

"-Jujur aku masih belum terbiasa dengan kedua nama itu."

" Apa sih orang nanya nya juga baik-baik kok.!"

"Dengan resiko Taufan akan semakin menbenci mu?"

Deg*

"Ya."

"Terserah kaulah, btw TTM dimana?"

"?"

Halilintar langsung tersentak dan membuka HP-nya untuk melihat lokasi mereka bertiga, pelacak yang memiliki voice recorder dan camera kecil.

Siapa yang buat? Halilintar di bantu sama Zio juga, Zio pintar di bidang begituan:b .

Ya mau gimana lagi, baru menoleh aja dah hilang, Halilintar ngerti privasi cuman mereka sering cari mati.

Halilintar menbelakkan matanya, "Tempat apa ini?.." Halilintar menbuka speaker on sepertinya tempatnya gelap sehingga kameranya agak buram

"SIALAN KAU ALKAN!"-Teriak seseorang yang sangat dikenali oleh Halilintar, Taufan

"Haha.. bukannya kau yang mengkhianati aku duluan dengan memberi tahu Abang mu itu!?"

"Cambuk mereka lagi."

"Siap bos~!"

"Ugh!"-Lenguh Thorn dengan yang diiringi oleh suara cambukan

"Thorn! Sial! Jangan sakiti adikku bajingan!"

"Oh~? Jadi kau aja?"

"Ck! LAKUKAN APAPUN YANG KAU MAU YANG PENTING JANGAN SAKITI ADIKKU!."

"AKH-"

creak*

Naas Halilintar terlalu emosi hingga HP-nya retak dan penyet, "Gang ***, kita ke sana langsung."-Ucap Halilintar dengan nada yang lebih dingin dan berat serta aura negatif yang menguar dari tubuhnya

Duo bersaudara itu langsung mengangguk dan pergi keluar rumah, Lalu naik mobil..

Yang mengendarai bukan Halilintar, tentu saja, kaizo tak ingin mengambil resiko memberikan Halilintar mengendarai mobilnya

-you Don't Know..°•[Halilintar Alvarendra] ||Discontinue||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang