"Elang adalah puncak rantai makanan"
---
Suasana kastil Hogwart akan selalu sama setiap saat, hanya bagaimana persepsi orang yang membedakan. Dan begitulah persepsi Heeseung akan Hogwart. Tidak ada hal yang menarik, semua selalu sama, ahh mungkin menara astronomi adalah pengecualian.
Heeseung menyelinap di jam malam dan pergi menuju menara astronomi. Namun ia menyadari hal yang sedikit berbeda malam ini. Sebab tidak hanya dirinya yang berada di sana, itu atribut asrama Raven.
Heeseung memilih untuk bersembunyi sembari terus memperhatikan orang tersebut. Angin malam mulai menusuk, hingga ia harus mengeratkan syal hijaunya. Hal yang sama juga dilakukan oleh sang Raven.
Untuk sesaat ia tercekat dengan pemandangan yang luar biasa di depannya. Wajah yang bersinar akibat pancaran sinar rembulan, senyum indah dengan sekumpulan kunang-kunang disekitarnya.
Jantungnya berdetak keras, tapi Heeseung menikmatinya. Malam-malam selanjutnya, kesempatan yang sama terjadi. Tapi tak sekali pun ia dapat mengutarakan satu dua kalimat kepadanya.
---
Sunoo mengetahui siswa dari asrama Ular itu selalu ada di sana, tanpa ada niatan untuk menginterupsi dirinya. Sunoo tahu siapa dia, lagi pula siapa yang tidak mengetahuinya? Dia Heeseung, kebanggan para professor dan dikenal sebagai prodigy.
Setiap malam ia mengunjungi menara astronomi, setiap itu pula Heeseung berada di sana, dan setiap itu pula mereka akan saling diam tanpa kata.
Entah bagaimana sejak pertama kali Sunoo berada di menara astronomi dengan Heeseung yang juga berada di sana, Sunoo tahu Heeseung sesekali mencuri pandang ke arahnya dimana pun kesempatan mempertemukan mereka.
Maka malam ini, jika Heeseung tak pernah memulai, maka biarkan Sunoo yang akan membuka interaksi pertama mereka.
---
"Apakah kau akan terus diam di sana tanpa sepatah kata, Heeseung-ssi?"
Heeseung belum mempersiapkan diri, ia tersentak. Sesaat ia berpikir dan menyadari orang di depannya sudah mengetahui keberadaannya.
"Ah..ah, jadi kau sudah menyadarinya ya?" Hal tersebut membuat Sunoo tersenyum dengan matanya menyipit.
Senyummu sungguh luar biasa Sunoo-ssi
"Haha, siapa yang tidak akan menyadarinya Heeseung-ssii?" Tawa yang merdu mengalun dari bibirnya.
Heeseung akhirnya beranjak untuk berdiri disebelah Sunoo, ikut melaksanakan kegiatan yang sama.
"Jadi, kenapa kau terus diam disana heum?"
"Tidak ada, aku hanya merasa tidak ingin mengganggu"Sesaat mereka sama-sama diam, memilih untuk menikmati angin yang menerpa kulit.
"Lalu kenapa kau sering mencuri pandang kepadaku? Kau menyukaiku ya?"
Heeseung dengan reflek menolehkan pandangannya ke Sunoo yang kini sedang memandangnya dengan senyum. Tidak, Heeseung sangat yakin rona wajahnya telah berubah.
"B-bagaimana kau ta- ahh tidak maksudku a-pa maksudmu?"
Senyum Sunoo semakin melebar dengan tingkah Heeseung. Tapi hal berikutnya semakin membuat Heeseung tak berkutik.
Cup
"Ahh, Heeseung-sii. Jika kau benar menyukaiku, datanglah lagi besok ke sini" ucapnya meninggalkan tempat tersebut.
Sunoo benar-benar meninggalkan pemuda dari asrama ular itu. Heeseung? Ia tidak siap dengan kecupan tiba-tiba dipipinya.
Kini hanya bisa mematung, matanya masih melebar dengan wajah total memerah. Dan ucapan terakhirnya, kita semua tahu Heeseung pasti datang.
---
Ular memiliki bisa yang mematikan, tapi puncak rantai makanan adalah Elang. Sang Ular tanpa sadar sudah tertangkap kedalam cengkraman sang Elang.
09/01/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Jurnal: Drabble | Sunoo Enhypen
FanfictionB×B Don't Read it, if you don't like it Hanya sekumpulan draft tentang Sunoo, Enhypen, dan lainnya. AllxSunoo (Menulis untuk kesenangan diri, jadi jangan mengharapkan lebih)