11. "Kisah Cintaku di 02.19" (Heenoo)

155 14 2
                                    

Di malam yang sesunyi ini
Aku sendiri tiada yang menemani

Sunyi dan sesak dalam kegelapan malam. Sendiri meratap pesan terakhir darinya setelah lebih dari satu triwulan. Entah bagaimana ia dapat melanjutkan hidup tanpa sang terkasih.

Ia salah, tidak ada pembenaran yang bisa ia sampaikan. Ia telah sakiti hati yang seharusnya ia jaga. Sang terkasih yang tulus memberikan cintanya, tapi ia nodai dengan sakit.

Akhirnya kini kusadari
Dia telah pergi
Tinggalkan diriku

Terpejam mata ini mengingat kisah indah yang pernah mereka rajut bersama. Indah, sangat indah. Sang terkasih, si Cantik, kini telah pergi. Setitik air mata kembali luruh, si Cantik telah pergi.

Bagaimana ini? Ia telah ditinggalkan karena kesalahannya sendiri. Bagaimana ia mengembalikan cahaya ke dalam hidupnya. Sang terkasih telah pergi bersama cahayanya.

Adakah semua kan terulang
Kisah cintaku yang seperti dulu

Setiap titik air mata yang luruh menandakan sebuah ketidakrelaan. Ia tidak bisa tanpa cahayanya. Ia ingin mengulan waktu, mencegah tingkah bodoh yang menyakiti Cantiknya.

Bisakah ia kembali merajut lagi kisah indah bersamanya, ia ingin mengharap. Ia hanya mencintai Cantiknya. Dalam laku bejat itu, hanya nama Cantiknya yang ia sebut. Bisakah ia mengulang waktu. Ia luruh dan runtuh.

---

Sakit melihat senyumnya tak lagi untuknya, tapi rasanya ia tak lagi berhak, saat dirinya yang membuat senyum itu hilang. Cahayanya disinari cahaya lain yang membuatnya semakin bersinar. Ia rindu.

"Dia makin cantik ya Seung?"
"Dia selalu cantik Hoon. Dia cantik dan selalu bersinar." balasnya atas pertanyaan sahabatnya.

Cantiknya akan selalu cantik, hanya saja sedih, melihat bukan dirinya yang berada di sisinya.

"Sampai sekarang, 3 bulan, ga pernah gue tau apa alasan kalian pisah. Tapi ngeliat lu se-down ini, dosa besar apa yang lu lakuin coba?"

Heeseung hanya tersenyum, dosanya? Ia telah menodai cinta tulus dari orang yang selalu ada untuknya. Dia yang selalu menyinari dalam gelapnya.

"See lu bahkan cuma senyum ga balas apapun. Yaudah, lu siap kalau seandainya Sunoo sama tuh anak baru akhirnya bareng?"

Pertanyaan yang menohok ulu hati dan kesadarannya.

"Gue cinta dia Hoon, tapi gue juga yang nyakitin dia. Gue ga merasa layak." Sakit baginya mengatakan hal itu.

Sunghoon menoleh ke arah Heeseung, entah kesalahan apa yang diperbuatnya, tapi dia benar-benar kacau.

"Bro, semua orang layak punya kesempatan kedua. Gue harap masalah kalian bisa selesai, at least kalau ga bisa balik ya bertemanlah."

Sunghoon benar, kini keduanya terdiam. Dalam diam Heeseung memikirkan perkataan sahabatnya itu.

Berteman ya? Sejujurnya ia menginginkan lebih dari itu, tetapi untuk sekarang, kata teman pun sulit untuk dicapai. Ia masih ingin bersama mataharinya. Ia masih ingin menjadi pelindungnya. Bisakah?

---

"Dek, si Heeseung tuh liatin kamu terus. Mana melas banget wajahnya, lesuh banget ngeliatin kita."

"Biarin sih kak, lagian tumben kak Jay peduli. Biasanya emosi banget bahas dia?"

"Gatau, keknya dia nyesel banget. Mana jadi kek penguntit lagi, kemana-mana ngikut."

"Tinggal kakak tegur aja."

"Maunya begitu Sun, tapi ada positifnya dikit."

"Ha?"

"Kamu ga sadar Dek, dia selalu bantuin kamu setiap kepepet."

Kakaknya benar, mantannya selalu ada di setiap situasi sulitnya.

"Gatau deh kak." Ucap Sunoo sambil melanjutkan kegiatannya. Dalam diamnya, hatinya masih berdebar mendengar namanya.














---
18/08/24

02.19 officially Heenoo/Heesun 😁

Aku selalu baca komen walau aku ga balas, maaf banget 🙏.

Now tell me your opinion tentang bahasa baku di book ini? Aku kesulitan menulis dengan bahasa gaul, jadi maaf banget kalau book ini baku banget bahasanya.

Daily Jurnal: Drabble | Sunoo EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang