05

48 5 1
                                    

Haloo

Bertemu lagi dengan Aya dan Aji!

Happy reading

---

"Anin! Udah pagi, Nin. Bangun!" Sedari tadi, Aya mencoba menggedor pintu kamar milik Anin yang terkunci. Gadis itu sepertinya belum membuka mata.

"Anin, hari ini mau ngerjain proker lagi, loh! Nanti kamu kena semprot Mas Aji kalau telat." Setelah ketukan pintu ketiga, gadis itu membuka pintu dengan mata yang cukup sayu.

"Ada apa? Masih pagi juga, udah berisik aja!" Aya mendengus kesal, ia segera mendorong sahabatnya itu untuk segera masuk ke dalam kamar mandi.

"Sana mandi! Aku udah diteror sama Mas Aji, Arya juga udah koar-koar di grup." Anin hanya mengangguk, ia masuk ke dalam kamar mandi sambil menguap.

Untuk mempersingkat waktu, Aya mengambil setelan baju untuk Anin gunakan. Setelahnya, ia menyiapkan minum dan sendok untuk bubur yang sempat ia beli di depan kost.

Kurang baik apa Aya sebagai sahabat, menyiapkan makanan dan pakaian agar mereka tidak terlambat pergi ke kampus. Untung saja, jam perkuliahan dimulai siang nanti.

"Nih bajunya, siap-siapnya harus sat set. Udah ditungguin soalnya." Anin hanya menurut, setelah memakai pakaian dirinya segera memakai skincare dengan kecepatan ekstra.

Beberapa menit kemudian, kedua gadis itu keluar dari kamar kost. Mereka memilih mengendarai motor agar cepat sampai ke area kampus.

"Tumben pagi banget," ucap Anin sembari fokus ke jalanan.

"Nanti kan ada matkul, jadi kita free nya pagi. Terus area kampus masih sepi juga, nggak terlalu malu, lah, buat cosplay jadi tokoh wayang." Anin tertawa mendengarnya, ia baru teringat jika Aya dan Mas Aji akan take video menggunakan baju wayang.

"Nggak sabar gue liat lo berdua mesra-mesraan, pasti lucu banget, sih!" Aya mendengus, ia tak mengindahkan ucapan itu.

Selepas bertempur dengan angin dan kemacetan kota, mereka berdua akhirnya sampai di ruang DPM. Ternyata Aji dan Arya sudah menunggu mereka di depan.

"Telat 10 menit," ucap Aji yang membuat Aya dan Anin meringis.

"Maaf, Mas. Tadi gue kesiangan, jadi kita lelet." Aji hanya mengangguk, ia segera memegang tangan Aya untuk masuk ke dalam.

"Di dalam udah ada Ibunya Arya, sana make up dulu." Aya yang bingung hanya mengangguk, ia mengikuti Aji yang masuk ke dalam.

"Loh, Ibu lo effort banget, Ar. Sampe make up segala." Arya menyengir, "Iya, katanya biar cakep kontennya."

Anin jadi senyum-senyum sendiri, ia sudah membayangkan betapa romantisnya mereka nanti.

"Anin, tolong bantuin aku pake bajunya." Sang empu tersentak, ia ikut masuk ke dalam dan membawa Aya untuk berganti baju.

Setelah keduanya memakai baju bertema Rama dan Sinta, Aya langsung melakukan serangkaian make up yang dilakukan oleh Ibunya Arya. Ketiga orang yang berada di dalam hanya terdiam saat hasil make up itu mulai terlihat.

"Cantik banget bestie gue! Lo kayak putri-putri jaman dulu tau, nggak?!" Anin bersorak kagum, ia masih tak menyangka polesan itu bisa merubah wajah Aya menjadi lebih cantik.

Berbeda dengan Anin, reaksi Aji hanya diam tetapi telinganya memerah. Arya yang tak sengaja melihat itu sedikit menahan tawa, ia sepertinya paham dengan arti tatapan itu.

"Cantiknya!" puji sang wanita itu, ia merasa puas dengan hasil make up-nya sendiri.

Aya melihat pantulan wajahnya di cermin, ia tersenyum cerah saat hasil make up-nya terlihat. "Kayak bukan aku, loh, Bu. Ini mah cantik banget!"

KatresnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang