08

24 4 0
                                    

Haloo

Hari ini double up, ya!

Happy reading

---

Aya yang baru saja masuk ke dalam kamar kostnya sedikit terkejut saat melihat Anin yang tengah tertidur. Ia geleng-geleng kepala, apalagi sampah bekas jajanan sudah berserakan di mana-mana.

"Anin, bangun!" Gadis itu menggeliat pelan, ia membuka matanya dan seketika terkejut saat wajah Aya berada di dekatnya.

"Setan!" Dengan cepat Aya memukul Anin dengan bantal agar gadis itu cepat tersadarkan.

"Setan, setan. Kamu, tuh, yang setan! Apa-apaan coba makan nggak di buang?!" Anin meringis, ia ikut memunguti hasil karyanya yang berserakan itu.

Setelah kamarnya cukup bersih, Anin membawa Aya untuk duduk di atas karpet. Ia memandang gadis itu dengan tatapan menyelidik.

"Lo abis ke mana sama Mas Aji? Mana perginya dini hari." Sebelum menjawab, Aya mengambil botol yang ada di atas nakas.

"Mbak Indi ngidam, terus Mas Aji minta tolong sama aku. Katanya dia nggak bisa masak." Anin masih dengan tatapan menyelidik itu, hal itu membuat Aya merasa dicurigai.

"Matamu itu, loh! Kayak mau keluar dari tempatnya."

"Gue nggak percaya, masa minta tolongnya sama lo?" Aya menghela nafas, ia akhirnya membalas pandangan itu.

"Kalau nggak percaya, tanya Bu Wati aja, tuh." Anin seketika menyengir, ia hanya penasaran saja dengan hubungan keduanya.

"Gue yakin, seratus persen, Mas Aji ada rasa sama lo. Mungkin dianya belum sadar, tapi gerak-geriknya udah jelas. Apalagi kejadian di pasar malam yang lo ceritain itu." Aya segera mengelak pernyataan Anin, mana mungkin kakak tingkatnya itu suka padanya.

"Nggak mungkin! Apa coba buktinya? Aneh-aneh aja kamu." Anin berdecak, ia kembali membuka suara tetapi langsung ditepis oleh Aya.

"Udah, masih pagi jangan ngawur! Awas, aku mau mandi." Anin mengangguk, sembari menunggu sahabatnya itu bebersih dirinya memilih bermain ponsel dan menghubungi seseorang.

---

"Lo pacaran sama Anin?" Bisma tersentak, ia segera mematikan panggilan itu.

"Hah?" Aji berdecak, ia duduk di sebelah Bisma yang mukanya masih cengo.

"Oh, iya Mas. Baru jadian, sih." Aji mengangguk, ia menyerahkan botol minum kepada Bisma.

"Makasih, Mas. Oh iya, lo lagi deket sama Aya, ya?" Mendengar pertanyaan itu, Aji menyemburkan minuman yang tengah ia teguk.

"Hah? Ngawur!" Setelah menetralkan nafasnya, ia menatap Bisma dengan pandangan curiga. "Berita dari mana itu?"

Bisma terkekeh, ia mengotak-atik ponselnya dan memperlihatkan sebuah gambar di mana Aji tengah menggandeng Aya di pasar malam.

"Mana ada nggak punya hubungan kayak gini? Lo pasti lagi pedekate, 'kan?" Aji segera menepis pernyataan itu, ia hanya tak sadar saja sudah menggenggam tangan Aya.

"Enggak! Aya yang ngajak gue ke pasar malam, kok. Kita, mah, pure tim. Apalah hubungan-hubungan itu." Bisma terkekeh pelan, ternyata kakak tingkatnya ini denial.

KatresnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang