8. Meow: "Mengungkap Rasa."

748 100 24
                                    

= Meow, Paw! =

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

= Meow, Paw! =
































































































































Hanaya benar-benar menepati janjinya untuk mentraktir Vanessa makan malam. Kedua anak hawa itu memutuskan untuk menikmati ayam goreng cepat saji saja dari restoran ayam goreng favorit mereka.

Si gadis mungil sudah pergi menuju kamar Vanessa terlebih dahulu, meninggalkan sang pemilik rumah yang saat ini tengah menyuci bekas peralatan makanan yang mereka gunakan sebelumnya.

Padahal, sebelumnya Hanaya sudah mengajukan diri— biar dia saja yang membersihkan piring makan itu. Namun, Vanessa berkata akan lebih baik jika dirinya saja yang mencuci piring-piring itu, dikarenakan Hanaya sudah membelikannya makan malam.

Karena tak ingin berdebat hanya dikarenakan hal sekecil itu, maka Hanaya memilih untuk mengalah dan menunggu Vanessa di kamar gadis bermata kucing itu saja.

Kedua mata Hanaya rasanya sudah sangat berat sekali. Ditambah lagi ranjang tidur milik Vanessa ini terasa begitu nyaman, seolah-olah memang menyuruh Hanaya agar gadis itu cepat terlelap.

Maka, dengan sisa kesadaran nya Hanaya pun memutuskan untuk memejamkan kedua matanya— membiarkan rasa kantuk dengan perlahan mengambil alih jiwa dan raga nya yang sudah lelah.

Tak lama kemudian, pintu kamar yang berwarna coklat usang itupun terbuka— menampakkan Vanessa yang baru saja melepaskan kunciran rambutnya. Gadis bermata kucing itu tersenyum tipis kala ia melihat Hanaya yang sudah terbaring diatas ranjang miliknya itu.

Hanaya itu orangnya mudah sekali terlelap di manapun dan kapanpun.

Setelah menutup pintu dan mematikan lampu kamar serta menyalakan lampu tidur yang terletak di atas nakas samping ranjang nya, Vanessa pun ikut mengisi ranjang itu— mengambil posisi berbaring tepat di samping Hanaya.

Ditatapnya lamat-lamat wajah mungil Hanaya— si perempuan pujaan hatinya itu. Lalu, satu tangan Vanessa bergerak untuk memberikan usapan penuh afeksi pada pucuk kepala Hanaya.

Pasti Hanaya sudah tidur, pikir Vanessa.

Maka tanpa ragu Vanessa pun mengikis jarak diantara wajahnya dan Hanaya,

Cup.

Sebuah kecupan hangat ia berikan di kening Hanaya yang tertutupi oleh beberapa helaian poni tipis. "Selamat malam, Hanaya," bisiknya dengan mesra.

Sepasang mata kucingnya itu kembali menatap wajah Hanaya lamat-lamat— dengan tatapan penuh cinta, sembari dirinya terus memuji betapa cantik jelita nya gadis mungil ini, sang penakluk hati sekaligus seseorang yang sudah Vanessa anggap sebagai tempat terakhir hatinya berlabuh.

Meow, Paw! | KittyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang