Jaemin menatap risih pada jam dinding yang saat ini seakan tengah menggodanya. Kenapa jarum jam itu sedari tadi terasa menetap disana? Seolah ia enggan untuk bergerak.
Padahal ia baru saja tiba di tempat itu sekitar satu setengah jam yang lalu, namun mengapa terasa sangat lama? Jujur saja saat ini ia hanya ingin pulang, ia tak ingin terjebak terlalu lama di tempat ini.
Saat ini Jaemin tengah berada di salah satu Brand butik lokal yang dikelola oleh mantan asisten Yoona. Butik itu baru didirikan beberapa hari yang lalu dan akan dilakukan acara pembukaan secara resmi pada malam ini.
Kemaren malam Jaemin mendapat telfon dari sang Bunda yang tengah berada di Paris untuk menghadiri event busana akhir pekan ini, Yoona meminta Jaemin untuk menggantikannya memenuhi undangan dari mantan asistennya itu. Bagaimanapun mereka pernah bekerja bersama selama beberapa tahun, dan Yoona merasa bahwa asistennya itu sangat berbakat didunia fashion, bahkan Yoona lah yang menyemangati sang asisten untuk memulai membuka usahanya sendiri.
Akhirnya dengan hati yang sedikit terpaksa, Jaemin menghubungi Haechan dan meminta izin atas ketidaksertaannya mengurus cafe esok hari.
Awalnya semua berjalan dengan lancar, Jaemin cukup menikmati acara malam hari itu, latar belakangnya sebagai anak dari salah seorang Desainer ternama, tentu membuat Jaemin tak terlalu asing dengan orang-orang yang hadir disana, begitupun dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan.
Namun, tiba-tiba Jaemin merasa sedikit terusik dan menjadi tak tenang setelah kedua bola matanya menangkap sesosok manusia yang telah lama menghilang dari hidup dan juga hatinya.
Lee Jeno.
Senyum ramah mengembang dari wajah Jeno yang kini terlihat tengah melirik kearah Jaemin yang merasa sedikit shock. Lelaki itu bahkan telah memerhatikan Jaemin sedari tadi.
Jaemin tak habis pikir, kenapa hari sial ini harus datang pada dirinya, sungguh ia tak ingin lagi bertemu, apalagi berurusan dengan lelaki brengsek itu.
Ingin sekali rasanya ia pulang saat ini juga, namun Jaemin merasa tak enak hati pada mantan asisten sang Bunda yang telah menyambut kedatangannya tadi dengan cukup hangat.
Setelah dua jam lamanya terjebak dalam situasi menyebalkan itu, akhirnya waktu yang sedari tadi dinantikan oleh Jaemin itu pun datang.
Acara resmi malam itu selesai, dan dilanjutkan dengan acara santai, minum-minum sembari bertukar cerita antara teman lama dengan berbagi topik terbaru seputaran Fashion maupun gosip-gosip lain.
Jaemin yang merasa sudah tak memiliki kepentingan lagi disana lantas menemui mantan asisten sang Bunda, ia menyampaikan salam dan juga kata selamat, lalu pamit untuk pulang lebih awal.
Namun lagi lagi, nasib sial seperti tengah mengikutinya hari ini, seketika saat hendak melajukan kendaraannya, Jaemin merasakan ada hal yang tak beres pada mobil kesayangannya itu.
Jaemin turun lalu mengecek sekitar, dan benar saja, ban mobil bagian depannya kempes.
"Oow shit !!"
Jaemin menendang ban itu dan melampiaskan kekesalannya.
"Waah, aku tak menyangka sekarang mulutmu itu sangat pandai dalam mengumpat"
Jaemin terdiam saat sebuah suara menyapa indera pendengarannya. Ia lantas memutar bola matanya, merasa jengah dengan pemuda yang sedari tadi telah ia coba hindari.
"Heey, kau tak akan bisa memperbaikinya hanya dengan berdiam diri seperti itu"
"Diamlah"
"Ooh hoou, okee, maaf.."
![](https://img.wattpad.com/cover/342802228-288-k232562.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [NOMINJAE] 🔞
FanficCinta, ketulusan, kesetiaan, bahkan kehormatan yang telah Na Jaemin berikan, ternyata tak mampu mengikat seorang Lee Jeno, yang akhirnya malah memilih mengkhianati dan mematahkan harapan Jaemin untuk hidup bahagia bersama sang terkasih. Setelah sek...