31. 2 JAM

286 30 3
                                    

Syeril merasa terganggu akan kehadiran Devano. Ia sudah emosi sejak pagi tadi.

"Gue muak di permainkan sama lo Van!!" Teriak Syeril dan seisi kantin melihat ke arah meja Syeril

"Gue gak mainin lo Sye!"

"Lo cuman mainin gue buat balas dendam kan!!"

Devano tidak ingin membuat gadisnya terluka karena emosinya, ia memeluk Syeril di hadapan orang banyak.

Syeril berusaha mendorong Devano tetapi tenaganya tidak sekuat tenaga Devano yang memaksa Syeril memeluknya.

"Lepasin gue!!"

Devano mengeratkan pelukannya.

"Van!!!!"

Devano melepaskan pelukannya, lalu Syeril menarik tangan Audrey menuju kelas.

Sesampainya di kelas Syeril duduk dan menangkup wajahnya di meja menggunakan tangan.

"Sye, lo gak apa-apa kan?"

Syeril menjawab dengan menggeleng kan kepalanya. Audrey hanya bisa mengelus-elus punggung Syeril.

Bel pulang sekolah berbunyi, waktunya murid SMA swasta Zungdam pulang.

"Sye, semangat dong!"

"Hem!!" Jawab Syeril dengan nada tidak semangat

"Lo suka sama Devano?"

"Gak!!!" Jawab Syeril dengan suara keras

"Biasa aja dong kalo gak suka!" Goda Audrey

"Lo lama-lama kaya bunda, jodoh-jodohin gue mulu!!"

"soalnya lo cocok sama Devano"

"Apa sih, yuk pulang!!" Ajak Syeril

Syeril dan Audrey menuju parkiran mobil.

"Tumben lo bawa mobil"

"Lagi pengen aja Sye, gue duluan ya Sye!"

"Hati-hati Drey"

Pulang sekolah Syeril tidak melihat Devano di parkiran sekolah, ntah sudah pulang duluan atau masih di kelas.

Syeril memasuki mobilnya lalu mengemudi menuju rumah.

"Bunda!!"

Sang bunda membukakan pintu, mata Syeril langsung tertuju pada lelaki tampan yang duduk di kursi ruang tamu.

"Devano!"

Devano tersenyum lebar sangat manis, sayang untuk di lewatkan.

"Lo ngapain disini!!" Teriak Syeril

"Sye!" Teguh sang bunda

"Dia!!!....ishh!" Hampir saja Syeril keceplosan soal Devano mempermainkan dirinya

"Dia kenapa Sye?!"

"Gak apa-apa bun, Syeril naik dulu!" Ucap Syeril berjalan menuju kamarnya

"Devano nya gak di temenin dulu?!"

"Bunda aja!" Teriak Syeril dari lantai dua

"Gak apa-apa tante, Devano tunggu Syeril turun"

"Tante bikinin jus dulu ya?!"

Devano mengangguk tanda menyetujuinya.

Beberapa menit kemudian ibunda Syeril menghantar segala jus jeruk dan cemilan untuk Devano.

Ibunda Syeril melihat ke arah kamar Syeril yang masih belum juga ada tanda-tanda Syeril turun.

"Makasih tante"

DEVANO PRINCE DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang