Part 3

82 10 1
                                    

8

Shikamaru tak tahu harus bagaimana. Semua kacau, harusnya hari ini Ia bertemu Ino, seperti janjinya, tapi tidak, Temari datang tanpa pemberitahuan. Betapapun rindu Shikamaru pada Ino, tapi Ia tak bisa mengabaikan Temari, maka Ia melupakan sebuah janji dan menghabiskan hampir seluruh harinya dengan Temari.

Entah kenapa Shikamaru merasa Temari tak seperti biasanya, gadis itu sedikit manja kali ini. Bahkan Ia tak membiarkan Shikamaru melirik handphonenya sedetik pun, katanya Ia sedang rindu.

Mereka tengah berada di salah satu hotel berbintang di Jepang. Temari masih punya hari libur hingga dua hari ke depan. Gadis itu memutuskan untuk menghabiskan hari liburnya di Konoha bersama Shikamaru.

Shikamaru tak punya suatu kalimat balasan, maka Ia hanya diam, meraup helai pirang itu dalam sebuah pelukan, berharap bisa menenangkan Temari.

"Aku tak ingin yang lain. Aku hanya menginginkanmu" Gadis itu kembali bersuara, sendu.

Sungguh mereka menghabiskan hari itu dengan senyum, walaupun pikiran Shikamaru beberapa kali terdistraksi oleh pirang yang lain, tapi Ia telah berusaha membuat gadis itu tersenyum sepanjang hari. Lalu mengapa Temari terlihat begitu gundah. Apakah gadis itu meragukannya. Batin Shikamaru.

Shikamaru melepas pelukannya, menatap mata kelam Temari yang tengah berkaca-kaca "Hei, ada apa?" Temari hanya menatapnya, menghembuskan nafas halus lalu menggeleng "Kau tahu aku mencintaimu, bukan" Shikamaru berusaha menenangkan. Gadis itu masih menunduk, terdiam. Beberapa detik terlewati dalam hening.


"You love me, right?"

"Hm"

"Then .... stay here tonight"

.....

.....

.

.

.

9

Shikamaru bertemu dengan Ino seminggu setelah Temari kembali ke Suna. Bagai sepasang kekasih yang baru bertemu setelah sekian lama, keduanya menghambur dalam sebuah pelukan erat sedetik setelah mereka bertemu pandang.

Shikamaru meraup sebanyak banyak nya wangi Ino, menyimpannya untuk kembali diingat saat takdir tak lagi berbaik hati. Shikamaru melepas pelukan, menatap cerahnya sang aquamarine, juga menyimpannya dalam memori untuk penghibur saat nanti hatinya mendung karena rindu. Tak lupa Ia juga menyimpan binar senyum Ino, juga bentuk wajah yang dipahat begitu sempurna.

Shikamaru tanpa sadar tersenyum. Jika Temari tak datang, apakah Ia dan Ino akan berakhir bersama. Batin Shikamaru.

"Jadi kau kosong kan hari ini, pokoknya kau harus menemaniku seharian" Lihatlah, betapapun Shikamaru mengabaikan, Ino akan selalu kembali bermanja padanya. Shikamaru masih tersenyum "Tak bisa Ino, aku hanya punya waktu satu jam" dan senyum Ino berganti menjadi cemberut, sontak membuat Shikamaru tertawa, wajah cemberut itu juga akan disimpannya.

"Shikaaaa" Ino merajuk, mengeratkan pegangannya pada lengan Shikamaru. Suara merajuk itu juga akan disimpannya.

"Ok aku bercanda, aku akan menemanimu kemana pun hari ini" Wajah itu kembali dipenuhi senyum, juga kembali menghadiahi Shikamaru sebuah pelukan

"Thanks Shika, sebenarnya di sini pun tak apa, tak perlu ke mana-mana, yang penting kita bersama" Kalimat itu diucapkan Ino dalam bisikan, masih dalam pelukan.

Senyum senang Shikamaru berganti menjadi senyum miris, sampai kapan Ia akan seperti ini. Sampai kapan Ia menutupi hubungannya dengan Temari dari Ino. Apakah saat itu tiba, Ia akan siap melihat tangis Ino. Apakah Ia siap kehilangan senyum itu. Atau apakah takdir masih memberinya pilihan yang lain. Apakah ada akhir yang lain untuk kisah mereka bertiga. Shikamaru tak ingin melihat Ino atau pun Temari menangis.

Fate or DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang