Part 3

65 12 0
                                    

7

Ino sedang berada di mini market yang tak jauh dari rumahnya, saat aquamarinenya terpaku pada sosok berambut merah yang juga tengah berada di sana

"Gaara" Ino menyapa memastikan apa yang ada di pikirannya

"Ino" ternyata pria merah itu juga mengenalinya. Ino tersenyum, ini kejutan yang menyenangkan. Gaara adalah salah satu teman akademik Ino tapi hanya beberapa tahun, pada tahun terakhir pria itu kembali ke kampung halamannya.

"Wah sudah lama sekali, Gaara. Apa yang kau lakukan di Konoha?" Mereka sebenarnya dulu tak terlalu akrab, hanya saja Gaara salah satu anggota tim basket yang dipimpin Shikamaru membuatnya sedikit banyak berinteraksi dengan sosok itu.

"Hanya beberapa urusan, kau tahukan, kakakku akan segera bertunangan" Ino teringat sosok perempuan berambut pirang yang beberapa kali terlihat bersama Gaara "Temari?" Pria itu hanya bergumam. Sebenarnya Ino jengkel, dijawab seperti itu, seakan tak menghargai Ino sebagai lawan bicara.

"Oh calonnya orang Konoha?" Ino hanya berbasa-basi, tapi pria di sampingnya sontak memandangnya dengan ekspresi bingung "Kau tak tahu?"

"apa?"

"Kakakku akan bertunangan dengan Shikamaru"

.....

"Dua minggu lagi"

.....

.

.

.

Suasana semakin dingin, Ino tak memprediksi ini. Harusnya tadi Ia mengeluarkan jaket dari kopernya. Penumpang lain sudah terlelap, hanya dia yang terjaga. Ino tak punya pemandangan lain, maka Ia kembali memandang ke jendela, kali ini tatapannya ke bawah, menyaksikan kerlap-kerlip lampu bumi yang terlihat sangat cantik. Dia tak tahu sekarang posisinya di mana, hanya saja jelas Konoha sudah tertinggal ratusan mil di belakang.

Ah pasti mereka tengah mempersiapkan pesta pertunangan itu.

8

"Apakah ayah harus pergi?" Ino masih bergelayut manja di lengan ayahnya, bahkan saat pria 50 tahunan itu telah mengeluarkan koper "Ino, ayah hanya pergi 3 hari, itu pun bersama Shikaku" Ino tahu, ini hanya perjalanan biasa tapi entah kenapa Ino tidak rela.

"Baiklah, jika Ino bosan di rumah, Ino akan ke rumah Shikamaru" Tubuh ayahnya yang tengah berjalan menuju mobil sontak berhenti "Kau bisa menginap di rumah Choji, Shikamaru sedang sibuk, Ino" ayahnya seperti mengulas senyum terpaksa, lalu kembali meneruskan langkah menuju mobil. Ino hanya tersenyum, mengangguk.

......

"Ayah pergi, Ino"

.

.

.

.

"Are you alright?" Tangisan Ino sepertinya mengundang perhatian perempuan 50 tahunan yang duduk di sampingnya. Perempuan itu menatap khawatir, segera Ino menghapus kasar pipinya yang basah, memaksakan seulas senyum.

"I'm Okay"

9

Ino tersadar. Ada apa. Rasanya tubuhnya tengah terombang ambing. Yang Ia ingat, mereka sedang latihan gerakan Cheer yang akan ditampilkan pada pertandingan basket minggu depan. Ia teringat tubuhnya sedang berada di puncak, saat susunan tubuh yang dijejakinya goyah. Ino masih mengingat saat tubuhnya menghantam lantai, rasa sakit yang begitu nyeri pada persendian kakinya membuatnya hilang kesadaran.

Fate or DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang