Part 3

43 6 2
                                    

8

Seperti apa yang telah Ia rencanakan dirinya hamil. Anggaplah Ia pembohong, dia tak pernah mengkonsumsi pill pencegah kehamilan itu setelah malam malam yang mereka habiskan. Namun Ia tak mempunyai cara lain untuk membuat Shikamaru mempercepat pertunangan mereka, bahkan Ia takut Shikamaru mulai jatuh cinta pada Ino.

Tak ada sedikitpun rasa curiga Shikamaru saat Ia mengatakan bahwa dirinya hamil, membuatnya sedikit menyesal melihat betapa percayanya laki-laki itu padanya. Pria jenius itu hanya terdiam, lalu mengatakan akan bertanggung jawab, segera membawa keluarganya ke Suna untuk melamar.

Pertunangan mereka akan berlangsung dua minggu lagi sebelum musibah itu terjadi. Calon ayah mertuanya, Shikaku dan Ayah Ino yang berada dalam satu mobil mengalami kecelakaan, membuat mereka berdua tewas di tempat. Hari-hari berduka itu Temari habiskan di Konoha, menemani Shikamaru yang sedang terpuruk.

Dalam hari-hari itu Temari menyadari bahwa Ino telah mengetahui perihal pertunangan kami. Gadis itu seperti hilang dari hidup Shikamaru hingga suatu hari Ia meminta bertemu. Itu pertemuan langsung pertama mereka. Temari tak tahu bahwa Ino akan setepuruk ini, gadis itu tak ubahnya seperti mayat hidup saat menemuinya.

Ia menyerahkan sebuah kalung yang katanya seharusnya menjadi miliknya. Saat itu Ia hanya terdiam, tak tahu harus mengatakan. Mereka hanyalah dua wanita yang mencintai pria yang sama, dengan rasa cinta yang besarnya mungkin juga sama.

Fokus Temari berganti pada koper besar Ino. Ia tahu gadis itu akan pergi, informannya mengatakan bahwa gadis itu telah menjual semua hartanya di Konoha. Temari berpikir mungkin itu lebih baik, di luar sana gadis secantik Ino dapat dengan mudah mendapatkan pria lain.

Ia penasaran apakah gadis itu akan menghadiri pernikahannya yang masih belum jelas tanggalnya. Sebaiknya tidak, harap Temari. Ia sangat tahu, calon tunangan nya takkan senang melihat kondisi Ino yang seperti ini, pria itu pasti akan melakukan segala cara untuk membuat sahabatnya kembali seperti dulu.

"Tapi kau akan datang ke pernikahan kami kan?"

.....

.....

"Kuusahakan"

.

.

.

9

Hari pertunangannya tiba, walau masih diselimuti duka, Temari dan Shikamaru sepakat tak menunda hari pertunangan. Acara itu diadakan di Konoha, dihadiri oleh para bangsawan Suna dan Konoha, keluarga serta teman-teman Shikamaru. Temari bahagia, sangat malah. Walau sesekali Shikamaru terlihat melamum, tapi Temari tahu pria itu juga bahagia.

"Ino tak datang" Acara petunangan itu selesai. Temari sepakat untuk tinggal sementara di Konoha sebelum acara pernikahan mereka yang akan diadakan di Suna

"Apa yang kau harapkan?" Shikamaru mengangkat alis, mungkin tak menyangka kalimat itu keluar dari mulut tunangannya. Temari mencoba tersenyum "Itu sangat wajar, jika aku jadi Ino, aku juga takkan datang ke acara pertunagan pria yang kucintai" Shikamaru tersenyum

"Kau benar"

.....

"Tenanglah, Dia akan baik-baik saja"

.

.

.

10

Temari tahu, bahwa Shikamaru telah mengetahui perginya Ino dari Konoha. Ia juga mengetahui orang-orang suruhan pria itu yang disebar di seluruh Jepang untuk mencari Ino. Tapi dirinya yang paling tahu bahwa usaha itu takkan membuahkan hasil. Anggaplah dirinya jahat, tapi sungguh itulah yang terbaik untuk mereka bertiga. Harusnya Shikamaru sadar, bahwa mereka dan Ino tak bisa hidup di tempat yang sama. Pikir Temari.

Fate or DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang