7

2.4K 270 15
                                    

12 Januari
1159 words
.
.
.

Wei Wuxian mengerjapkan matanya. Ia terbangun di ruangan asing. Ruangan itu tidak besar tapi sangat nyaman, hanya ada sebuah lemari dan sebuah meja kecil serta kasur single bed yang ia tempati sekarang. Kasur saja, tanpa ranjang. Sepertinya ini kamar seseorang.

Tunggu!

Kamar?

Wei Wuxian langsung bangun dan duduk dengan mata yang melebar. Ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi.

Kejadian sebelumnya...

Semalam...

Kemarin...

ASTAGA!!!

ULAR PITON!!

"KYAAAAAAAAA!!!!!".

BRAAAAKK!!!


"Wei Ying?!!".

"Adik Wei ada apa?!".

Wei Wuxian menoleh kearah pintu yang baru saja di dobrak oleh Lan Wangji dan disusul kakaknya yang datang setelahnya.

Lan Wangji. Benar. Karena pria tampan itu dirinya pingsan. Wei Wuxian melihat sesuatu di balik handuk Lan Wangji kemarin malam, lalu kemudian pingsan karena terkejut.

Lan Wangji yang tengah menyiapkan sarapan yang sudah dibeli oleh kakaknya terkejut ketika mendengar teriakan Wei Wuxian yang tiba-tiba saja terdengar. Dan tanpa pikir panjang ia mendobrak kamarnya sendiri.

Benar, itu adalah kamar si tampan.

"A- ah, maaf bukan apa-apa". Ujar Wei Wuxian sembari tersenyum canggung.

Lan Wangji masih menatap si cantik dengan lurus yang membuat si cantik gugup karena mata tajam beriris emas itu.

"Ma- maksudku tadi a- ada kecoa. Iya! Kecoa lewat!". Lanjut Wei Wuxian.

"Benarkah? Ah, Wangji sepertinya hari ini kau harus membersihkan kamar mu, adik Wei melihat kecoa di kamarmu". Sahut Lan Xichen. Lan Wangji mengangguk.

"Mn".

Lan Xichen tersenyum kepada Wei Wuxian.

"Sepertinya adik Wei sudah baik-baik saja, kalau begitu segeralah untuk sarapan". Ujar Lan Xichen kepada Wei Wuxian yang masih terdiam, mengangguk kecil.

"Wangji, kakak pergi berjualan dulu. Ini sudah hampir jam delapan". Lanjut Lan Xichen kepada Lan Wangji.

"Mn. Hati-hati kakak".

Kemudian Lan Xichen meninggalkan mereka berdua dalam keadaan canggung.

Wei Wuxian menunduk dengan wajah memerah, bayang-bayang adik kecil milik Lan Wangji yang tidak bisa di bilang kecil malah lebih mirip ular piton itu berkeliaran di otaknya.

Gawat itu, otak Wei Wuxian sudah kotor ditambah itu ya makin kotor.

Lan Wangji yang menyadari wajah si cantik memerah segera menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Wei Wuxian tersentak ketika merasakan sesuatu yang menyentuh dahinya, serta aroma cendana yang menguar.

"Wei Ying?".

"Iya Lan Zhan ada apa?".

"Lebih baik?". Tanya Lan Wangji, di angguki oleh si cantik.

"Mn, aku sudah baik-baik saja. Ngomong-ngomong apa yang terjadi kemarin Lan Zhan?". Tanya Wei Wuxian balik.

Lan Wangji terdiam. Jika diperhatikan ujung kedua telinganya memerah.

Oh, my Lan Zhan!! [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang