38

1.8K 192 12
                                    

8 Februari
1110 words
.
.
.

Di pagi hari yang cerah, matahari menyinari bumi dengan sinarnya yang hangat dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang. Katanya, sinar matahari di pagi hari itu vitamin buat tulang.

Hari cerah ini secerah senyuman Wei Wuxian yang baru saja membuka mata, dirinya sudah bersih dan berpakaian. Juga kekacauan semalam akibat olahraga malam mereka sudah di bereskan , dan pelakunya adalah Suaminya sendiri. Tersangka utama yang menggempur dirinya semalam suntuk.

Wei Wuxian tidak bisa menemukan Lan Wangji di kamar, mungkin suaminya itu sudah bangun dan berada di luar.

CEKLEEK~

Pintu kamar hotel yang mereka tempati terbuka. Itu Lan Wangji rupanya dengan nampan berisi sarapan pagi untuk sang istri tercinta.

Wei Wuxian menatap suaminya dengan wajah yang tambah cerah.

"Lan Zhan!". Pekik si cantik sembari menghampiri sang suami.

"Mn". Timpal Lan Wangji.

"Wei Ying, sarapan". Lanjut si tampan sembari membawa nampan itu ke meja yang ada di ruangan itu, kemudian kembali dan menuntun sang istri untuk duduk di kursinya. Wei Wuxian tersenyum.

"Terimakasih suami, sudah mengurus istri ini dengan baik". Ujar Wei Wuxian sembari tersenyum manis. Lan Wangji yang melihatnya ikut tersenyum, senyuman yang hanya diperuntukan kepada istrinya seorang.

"Tidak ada maaf dan terimakasih". Ujar Lan Wangji.

"Hm? Apa maksudnya?". Tanya Wei Wuxian.

"Diantara kita". Jawab Lan Wangji, Wei Wuxian ber-oh ria sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

...***...

Setelah sarapan dan bersiap, kedua pasang pengantin baru itu kembali ke kediaman keluarga Jiang. Pesta yang digelar sudah mulai ramai selepas break.

Ya masa kan di geder non stop terus-terusan, kasian.

Kali ini menampilkan sekelompok gadis cantik yang menamai diri mereka dengan IHJIJIK, salah satu girlband yang penggemarnya banyak. Mereka meliuk-liukan badannya sembari menyanyikan lagu goyang dombret.

Dari kejauhan, mama Cangse tersenyum melihat kedua pasang pengantin baru itu. Lebih tepatnya karena melihat cara jalam putranya dan Jiang Cheng, sepertinya baik dirinya maupun sang besan akan segera mendapatkan cucu. Mama Cangse tertawa jahat di balik kipas yang menutupi sebagian wajahnya.

Saat ini kedua belah pihak keluarga tengah berkumpul di ruang tamu rumah si juragan beras yang sudah resmi menjadi besan konglomerat Wei. Sementara di luar pestanya masih meriah, biarkan saja katanya. Memang pesta rakyat, sesekali menghibur mereka yang sudah bekerja keras setiap hari.

Papa Wei kenapa tidak sekalian jadi presiden saja?

Kembali ke cerita, mama Cangse mengeluarkan beberapa kartu bergambar pemandangan dari dalam kotak yang di bawa Wen Ning.

Astaga, Wen Ning akhirnya kembali muncul di adegan. Haha.

"Apa itu ma?". Tanya Wei Wuxian sembari menunjuk ke beberapa kartu yang di keluarkan mama Cangse.

"Ini adalah beberapa tempat yang akan kalian datangi selama masa bulan madu". Jawab mama Cangse dengan tenang.

Madam Yu terkejut mendengarnya, jujur saja besannya itu tidak memberitahukan tentang rencana ini kepadanya.

Oh, my Lan Zhan!! [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang