15

2.2K 280 27
                                    

17 Januari
1052 words

.
.
.

Wei Wuxian kembali bertanya di rumah Lan Wangji. Di luar dugaan, si tampan pulang lebih awal karena ruko tempatnya bekerja harus tutup. Alasannya?

Katanya sih putri mereka masuk rumah sakit. Nah loh?

"Wei Ying". Sahut Lan Wangji yang kembali dari dapur dengan sebuah gelas berisi jus mangga. Masih ingat kalau lemari es miliknya diisi penuh oleh si cantik? Bahkan sampai membuat Lan Xichen terheran.

"Oh, terimakasih Lan Zhan!". Wei Wuxian berseru senang lantas meneguk jus mangga segar yang disuguhkan si tampan.

"Mn". Balas Lan Wangji.

Ia mendesah lega ketika cairan sari buah itu melewati tenggorokannya.

"Ngomong-ngomong Lan Zhan, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu". Ujar Wei Wuxian setelah meletakkan kembali gelas yang setengah kosong di meja kecil di sampingnya.

"Apa?".

"Aku tidak pernah melihatmu memainkan ponsel selama aku di sini, apa kau punya ponsel?". Tanya Wei Wuxian.

"Tidak punya". Lan Wangji menjawab sembari menggelengkan kepalanya.

'Sudah kudugong!'. Batin Wei Wuxian.

Sesuai dugaannya si tampan ternyata tidak memiliki barang yang membuat generasi sekarang menggila tanpanya.

Ia kemudian menggeledah tas selempang miliknya, lalu mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang berlogo semangka tergigit di kardusnya.

"Ini, untuk Lan Zhan". Wei Wuxian menyerahkan kotak yang ternyata adalah kardus berisi ponsel itu kepada Lan Wangji.

Lan Wangji menatap Wei Wuxian dengan bingung. Maksudnya ini dirinya dikasih ponsel gitu?

"Untuk ku?". Tanya Lan Wangji.

"Mn, untuk Lan Zhan ku". Jawab Wei Wuxian sembari tersenyum manis.

"Kenapa?". Tanya Lan Wangji dengan dahi sedikit mengkerut, sumpah Wei Wuxian melihatnya sekilas.

"Aiyaaa ada apa dengan ekspresi di wajahmu itu Lan Zhan? Aku tidak bermaksud apa-apa hanya ingin memberikan ini sebagai hadiah untukmu". Jawab Wei Wuxian mencoba meyakinkan Lan Wangji supaya laki-laki tampan itu mau menerima pemberiannya.

"Aku tidak bisa menghubungi mu kalau kita berjauhan, karena kau bilang tidak punya ponsel. Makanya aku memberikan ini padamu". Lanjutnya.

Lan Wangji masih tetap diam tidak menerima barang yang diserahkan oleh si cantik Wei Wuxian itu.

Bukannya tidak menghargai pemberian orang lain, hanya saja sang kakak mengajarkan untuk tidak sembarang menerima barang dari orang lain. Dan dirinya tidak bodoh untuk mengetahui harga barang yang ada di tangan Wei Wuxian.

Si cantik berdecak kesal. Lama-lama, tangannya pegal tergantung terus di udara.

Memang apapun yang digantung-gantung begitu tidak enak.

Ia dengan cepat menyerahkan kotak berisi ponsel itu kepada Lan Wangji, sementara si tampan berjengkit kaget karenanya.

"Kelamaan!! Terima saja kenapa, tanganku pegal tahu!". Wei Wuxian ngomel dengan bibir yang mengerucut seperti bebek.

"Maaf".

"Aiyaaa jangan meminta maaf, aku benar-benar tulus memberikan ini padamu. Tidak mengharapkan imbalan apapun". Tukas Wei Wuxian sembari melambaikan tangannya di depan wajah.

'Ya sebenarnya ada imbalannya, yaitu kau harus menjadi milikku. Hehehe'. Batin Wei Wuxian nista.

"Terimakasih". Ujar Lan Wangji, Wei Wuxian mengangguk.

Oh, my Lan Zhan!! [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang