32

1.8K 222 20
                                    

1 Februari
1029 words
.
.
.

"Saya Lan Xichen, kakaknya Wangji". Ujar Lan Xichen memperkenalkan diri sembari tersenyum kepada kedua orang tua si cantik.

Mama Cangse yang mendapat senyuman dari pria tampan tidak bisa untuk tidka merona.

"Ah, kami orang tua A-Ying. Pacar adikmu". Ujar Mama Cangse sembari balas tersenyum.

"Pacar?". Beo Lan Xichen.

"Lho kau tidak tahu? Apa adikmu belum memberi kabar kalau mereka sudah berhubungan?". Tanya mama Cangse dengan wajah bingung.

Sedangkan Lan Xichen yang mendengar sebuah kata ambigu dari wanita paruh baya itu terdiam dengan wajah yang menahan malu, ia melirik adiknya yang duduk di sebelahnya dengan wajah lempeng dan telinga merah.

Sialan, seperti yang dirinya duga ternyata.

Astaga seorang Lan Xichen mengumpat.

"Maafkan saya". Ujar Lan Xichen sembari membungkuk kepada orang tua si cantik.

Mama Cangse bingung dan terkejut dengan Lan Xichen yang tiba-tiba membungkuk padanya.

"Eh?! Kenapa kau meminta maaf nak? Ayo bangun, jangan seperti ini". Sahut mama Cangse sembari membantu si sulung Lan bangun.

"Adikmu tidak salah. Justru kami yang sangat berterimakasih padanya. Benar begitu bukan suami ku?".

"Itu benar. Kita akan dapat cucu".

Lan Xichen yang sudah tidak tahu mau berkata apa lagi kepalang terlalu bingung dengan semuanya. Apa semua orang kaya seperti mereka?

Si sulung terlalu banyak terkejut hari ini. Dimulai dirinya yang terkejut ketika pulang mendapati mobil mewah sebanyak tiga buah terparkir di depan rumahnya serta orang-orang berseragam hitam putih dengan tubuh tegap yang berbaris rapi.

Dan adiknya hanya bilang yang datang itu Wei Wuxian serta kedua orang tuanya. Tapi itu sih lebih mirip kunjungan presiden ke rumahnya. Dan ia bisa tahu kalau dugaannya benar tentang Wei Wuxian yang bukanlah orang biasa.

Kemudian dirinya kembali terkejut karena ibu dari Wei Wuxian memberitahu bahwa adiknya yang suci dan polos telah berhubungan dengan dengan Wei Wuxian.

Tunggu dulu, berhubungan macam apa yang ada dalam pikiranmu wahai kakanda?

"Lan Wangji bilang kau akan menikah?". Tanya papa Wei.

"Benar tuan". Jawab Lan Xichen sembari mengangguk.

"Tidak nak tidak. Jangan memanggil kami seperti itu, panggil saja ayah dan ibu seperti bagaimana adikmu memanggil kami". Bantah papa Wei ketika mendengar si sulung Lan memanggil dirinya tuan.

"A- ah baik a- ayah".

"Jadi, kapan pernikahanmu itu berlangsung?". Tanya papa Wei lagi.

"Sepertinya tiga hari lagi ayah, tapi tidak akan meriah". Jawab Lan Xichen.

Mama Cangse yang sedari tadi diam menyimak terpikirkan sebuah ide, ia melirik putranya yang tidak tahu malu bermesraan dengan bungsu Lan. Lebih tepatnya Wei Wuxian menggelendoti Lan Wangji seperti kucing dengan manja sedangkan si tampan hanya mengusap pucuk kepala Wei Wuxian dengan wajah lempeng.

Ok abaikan duo bucin itu.

"Kenapa tidak akan meriah? Bukankah pesta pernikahan itu harusnya meriah?". Tanya mama Cangse. Lan Xichen tersenyum maklum mendengarnya.

"Itu karena saya tidak memiliki modal yang cukup ibu". Jawab Lan Xichen masih tetap tersenyum.

Mama Cangse melirik suaminya dan dan papa Wei membalas lirikan mata istrinya yang menyiratkan sesuatu itu. Ia sudah hafal.

Papa Wei mengangguk, dan mama Cangse tersenyum senang.

"Besok bawa kami menemui calon mertuamu nak. Kita akan membicarakan tentang pernikahan kalian". Ujar papa Wei.

"Itu tidak perlu ayah, saya sudah mengurusnya". Lan Xichen menolak dirinya merasa tidak enak jika orang lain yang hanya berstatus sebagai orang tua dari kekasih adiknya terlibat dalam masalahnya.

"Tidak ada penolakan, ini mutlak dan kau sebagai anak yang berbakti harus menuruti perkataan orang tua". Ujar mama Cangse yang tiba-tiba berperan menjadi orang tua dari kedua laki-laki bermarga Lan itu.

Lan Xichen hanya terdiam tidak berani menjawab karena menurutnya mama Cangse yang dalam mode tidak mau dibantah lebih menyeramkan daripada madam Yu.

...***...

Orang tua Wei Wuxian pamit setelah makan malam bersama di rumah kecil yang hangat itu. Membawa serta putra mereka untuk bermalam di hotel bersama mereka. Meskipun Wei Wuxian yang merengek tidak mau ikut ingin tinggal bersama lan Wangji, tapi demi kesejahteraan telinga Lan Xichen dan untuk mencegah kehamilan si cantik sebelum pernikahan mereka di gelar akhirnya papa Wei dan mama Cangse berhasil membawa paksa Wei Wuxian.

Diiringi tangisan bombai dari si cantik, sedangkan Lan Wangji hanya menatap kepergian mereka dengan datar.

Lan Xichen menatap adiknya, ia tahu sebenarnya sang adik menginginkan kekasihnya bersama lebih lama. Tapi lan Xichen tidak membujuk Wei Wuxian karena dirinya ingin tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya, rumah juragan beras kedatangan tamu istimewa. Siapa sangka ternyata mereka mengenal kedua orang tua Wei Wuxian yang sering tampil di televisi. Sepertinya semua orang mengenal mereka, terbukti dengan bisik-bisik tetangga yang membicarakan kakak beradik Lan itu.

Sepertinya hanya si sulung dan si bungsu Lan yang tidak tahu menahu tentang Wei Wuxian dan keluarganya.

Papa Wei adalah seorang pengusaha ternama yang sayap bisnisnya tersebar dimana-mana, dan dirinya sering terlihat di beberapa saluran televisi di berbagai acara amal.

Begitu juga dengan mama Cangse yang merupakan seorang aktivis pembela perempuan dan anak-anak.

Dan saat ini madam Yu juga tuan Jiang kaget mendapati kedua orang penting berpengaruh itu bertamu di rumahnya. Bersama sang calon menantu dan adiknya, ternyata si bungsu Lan menjalin kasih dengan putra tunggal mereka.

"Suatu kehormatan rumah kami bisa kedatangan anda berdua sekalian". Ujar madam Yu sembari tersenyum.

"Terimakasih, kedatangan kami untuk membicarakan pernikahan Xichen". Ujar papa Wei. Tuan Jiang mengangguk.

"Biak saya mengerti".

Kedua pasang suami istri itu mulai membicarakan perihal masalah pernikahan si sulung Lan dengan si bungsu Jiang itu, mama Cangse juga mengusulkan untuk menikahkan Lan Wangji dan Wei Wuxian sekalian. Dirinya khawatir jika lama-lama barengan terus itu anak muda bisa-bisa tekdung duluan anaknya.

Ya, meskipun dirinya akan senang jika mengetahui fakta itu.

Madam Jiang mengangguk setuju dengan usulan mama Cangse.

Dan pernikahan mereka akan diadakan tiga hari mendatang. Semuanya di tanggung oleh keluarga Wei sebagai hadiah pernikahan keduanya katanya.

Dan madam Yu tidak bisa tidak senang karena keluarga Wei menjadi besannya. Memang tidak salah pilih menjadikan Lan Xichen sebagai menantunya.

Dan madam Yu tetaplah madam Yu seorang ibu-ibu komplek yang suka menggosip. Dirinya bisa pamer nanti kepada para ibu-ibu lain yang mengincar si sulung Lan.

Hahaha sialan. Di dunia nyata ada tidak ya mertua seperti mereka?

Aku mau. Hiks.

.
.
.

TBC

Nyicil ya guys, dua chapter dulu 🤣

Aku gabut dari subuh soalnya, dan sekarang mau ngebabu dulu. Kalian jaga kesehatan selalu ya, jangan sakit-sakit.

Semoga kalian suka, terimakasih banyak.

Ong Keow Ban, 2024.

Oh, my Lan Zhan!! [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang