13

2.1K 256 11
                                    

17 Januari
1097 words
.
.
.

Akibat ulah Nie Huaisang kemarin yang tanpa sadar Jiang Cheng terhipnotis olehnya, mengungkapkan sendiri rahasianya dan ternyata disaksikan oleh orang-orang yang belum keluar dari kelas saat itu. Jadilah sebuah gosip hangat di kampus Jiang Cheng.

Gosip itu tersebar dari salah satu akun lambe kampus yang terpercaya bahkan sampai ke akun base kampus.


'PRIMADONA KITA CINTANYA BERTEPUK SEBELAH TANGAN! INTIP POTRET KEBERSAMAAN MEREKA DI CITYMALL HARI MINGGU KEMARIN.'


Begitulah kira-kira artikelnya.

Jiang cheng berjalan dengan penuh aura membunuh. Orang-orang yang kebetulan berada disekitarnya menyingkir pelan, sumpah demi apapun keturunan madam Yu kalau marah itu sebelas dua belas sama leak.

Dalam hati Jiang Cheng mengutuk pemuda bermarga Nie yang sialnya adalah temannya sendiri.

Karena jika bukan gara-gara Nie Huaisang, gosip itu tidak akan ada. Oh dan jangan lupakan kalau akun lambe itu dipegang  oleh Nie Huaisang sendiri. Singkatnya, pemuda penyuka seni itu bigos. ALias biang gosip.

Jiang cheng menambah kecepatan langkahnya ketika melihat objek yang berada di pikirannya ada di depan matanya.

"HUAISAAAAANG!!".

Teriakan Jiang Cheng membuat Nie Huaisang yang berada di ujung lorong menoleh dengan wajah terkejut.

Nie Huaisang tersenyum ketika melihat jiang Cheng yang dengan kecepatan penuh berlari menghampiri dirinya.

Tanpa pikir panjang, pemuda bermarga Nie itu membalikan badannya dan berlari secepat kilat untuk menghindari Jiang Cheng. Dirinya masih sayang nyawa soalnya.

"BERHENTI KAU SIALAN!!  JANGAN BERLARI ATAU KU PATAHKAN KAKI PENDEK MU!!".

"AMPUNI AKU BRO JIAAAANG!!".

Dan terjadi kembali aksi kejar-kejaran di siang hari itu.


...***...



Ini hari ke empat si cantik berada di Gusu. Dan misi pertamanya memikat hati Lan Wangji lewat mulutnya berjalan sukses.

Memang masakannya sangat enak, tidak ada yang bisa menandinginya.

Saat ini si cantik tengah masak, meminjam dapur hotel dengan koneksinya ia bebas berkreasi di sana. Tentu saja untuk kemabli mengantarkan bekal makan siang Lan Wangji.

Si tampan bilang hari ini pun dirinya masih bekerja di ruko beras kemarin.  Jadi Wei Wuxian tidak perlu repot-repot mencari keberadaan Lan Wangji seperti kemarin.

Ngomong-ngomong tentang pekerjaan, Wei Wuxian sedikit heran. Kenapa Lan Wangji memilih bekerja kasar begitu daripada bekerja di tempat yang lebih layak?

Padahal si tampan punya wajah yang menyesatkan. Dan setidaknya dia tamat sekolah sampai menengah atas. Apa sesusah itu mencari pekerjaan di kota ini? Apa Lan Wangji tidak mencari pekerjaan lewat internet?

Ah, ngomong-ngomong lagi sejak dirinya di sini sampai sekarang ia tidak tahu nomor telepon milik Lan Wangji dan dirinya juga tidak pernah melihat si tampan memegang ponsel.

Jangan-jangan dia tidak punya?

Wei Wuxian menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pemikiran tentang pekerjaan dan ponsel milik Lan Wangji. Itu akan ia tanyakan nanti.

Sembari bersenandung si cantik menata masakannya di dalam rantang biru kembali. Dengan semangat juang yang membara Wei Wuxian mengepalkan tangannya. Ia siap untuk mendapatkan hati Lan Wangji.


Oh, my Lan Zhan!! [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang