Hai, kenalan dulu gak sih, Dishky disini..
Semoga kalian suka kisah bidadari turun dari kayangan ini, ya!
Langsung aja masuk part pertamanya.
***
Shavella sedang berjalan-jalan di taman sambil bersenandung ceria. Ia menyentuh kelopak bunga, lalu tiga kupu-kupu keluar dari dalam kelopak bunga yang disentuhnya.
Bidadari bergaun merah muda itu tersenyum pada tiga kupu-kupu yang kini beterbangan mengelilingi tubuhnya.
Kemudian Shavella berjalan ke arah barat, pada sungai yang airnya mengalir dengan tenang. Ia menjaga langkahnya agar tidak terpeleset untuk menuju ke bebatuan besar ditengah aliran sungai.
Disana ia duduk dan menyembur-nyemburkan air dengan tangannya ke udara.
Sendirian.
Sejak dulu Shavella hanya punya satu teman, Aster. Sayangnya, sejak dua hari lalu status temannya itu sudah berubah menjadi ratunya sendiri.
Disinilah tempat mereka sering bermain dahulu. Dan mulai sekarang mungkin ini hanya akan menjadi tempat bersejarah dalam persahabatan mereka.
Shavella menunduk, saat ia menggerakkan jari telunjuknya keatas dan kebawah, beberapa ikan mas warna warni melompat sesuai arah gerakan telunjuknya.
"Sedang apa kau bidadari cantik?" Tubuh Shavella terhenyak. Baru menyadari dibelakangnya ada sosok lelaki berpakaian serba hitam. Nyala merah membara dimatanya membuktikan bahwa dugaannya benar.
Dia iblis.
Pantas saja banyak bidadari yang tidak berpikir panjang merelakan tubuhnya, ternyata iblis yang datang serupawan ini. Shavella saja terpana saat pertama kali melihatnya. Tapi dia tidak mau melakukan dosa.
Ternyata berita itu benar, kaum iblis sudah memasuki alam kayanga . Dan ia lupa pada peringatan itu 'jangan pernah sendirian'.
Shavella bangkit dari duduknya. Ia harus segera pergi dari sini atau akan terhasut godaan sang iblis seperti bidadari yang lain. Atau buruknya, ada yang melihat mereka disini lalu mengadukan yang tidak-tidak pada ratu.
Harusnya Shavella berhasil terbang dengan selendangnya kalau saja pergelangan tangannya tidak lebih dulu dicekal sang iblis.
Melihat usahanya menahan bidadari berhasil, sang iblis menyeringai puas. "Jangan pergi bidadari, temani aku sebentar disini. Aku akan memperlihatkan padamu kasih sayang yang sebenarnya."
Demi apapun Shavella tidak tahan disentuh sosok ini, tapi kekuatannya seolah lenyap tak tersisa ketika mereka bersentuhan. Dan disini tidak ada siapapun yang bisa menolongnya. "Pergi! Lepaskan aku. Kumohon!"
Iblis itu tidak peduli pada permohonan Shavella, ia mendekatkan wajahnya pada bidadari cantik itu hingga berjarak kurang dari satu jengkal. Matanya tertuju pada bibir mungil Shavella.
"Jangan! Kumohon jangan jadikan aku pelampiasan nafsumu." Demi apapun tubuhnya tidak bisa digerakan sama sekali.
"Diamlah! Aku menginginkanmu."
Tidak ada lagi yang bisa Shavella lalukan saat ini selain memejamkan mata.
Nasib baik ternyata masih berpihak padanya. Suara langkah laki terdengar tak jauh dari tempat itu. Dalam sekejap tubuhnya normal, iblis tampan itu sudah tak ada dimana-mana menyisakan suara geraman. Menghilang.
Dari balik pepohonan seorang bidadari bergaun putih bermahkota datang. Itu Aster. Ratunya para bidadari. Tidak sendirian ia membawa pengawal bidadari bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadarinya Calvin
General FictionNote: Cover ngambil di Pinterest. Jatuh cinta bagi kaum bidadari adalah dosa. Sudah menjadi hukum mutlak bahwa kaum iblis akan selamanya berada di jalan yang salah. Bidadari itu bukan malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tapi iblis selalu...