Lucanne Axl Wirayudha
****
Pagi ini, Lucanne memandang antusias pada Calvin yang sedang bercerita tentang gadis dari antah berantah yang mengajaknya menikah saat di pernikahan Lucas kemarin. Yang paling membuat ceritanya menarik adalah kecantikan gadis itu yang disebut Calvin mirip bidadari.
Kedengaran hiperbola. Tapi selama ini Lucanne tau seberapa tinggi selera Calvin memilih pacar yang kebanyakan dinilai dari tampangnya. Hati mah belakangan, makanya tidak heran kalau Calvin sering gonta ganti cewek. Dan kalau Calvin bilang cewek kemarin itu cantik buaangettt berarti memang ada sesuatu pada diri cewek itu yang berbeda dari mantan Calvin yang lain.
"Tapi itu orang beneran manusia bukan? Jangan-jangan jin yang menyerupai, loh. Kakinya napak atau melayang?" Lucanne menaruh curiga.
Calvin malah dibuat ragu. "Eh, gue gak tau sih. Kakinya ketutupan dress soalnya." Ia membuat balon dari permen karet dimulutnya yang sudah kurang terasa manis, mengingat hal yang bisa memperkuat bukti kalau gadis itu bukan jelmaan jin. "Tapi berdarah-darah gitu masa bukan manusia."
Lucanne manggut-manggut. Mereka sedang sarapan di ruang makan rumah oma. Semalam Lucanne tidur dikamar Calvin sampai pagi, Calvin jadi tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut karena tidak kebagian tempat. Soalnya kasur Calvin single bad. Sialan emang nih si Lucanne.
Meski Lucanne dan Lucas adalah saudara kembar, tapi jangan samakan mereka. Selain wajahnya, sifatnya juga gak mirip. Untung sih, setidaknya ada salah satu anggota dari keluarga itu yang masih waras.
Bahkan dari kecil Lucanne lebih menempel pada Calvin daripada dengan Lucas. Tapi, sejak Lucanne sukses menjadi fotografer model terkenal, mereka jadi jarang sekali bertemu karena sering kali Lucanne harus keluar negri. Tidak ada benua yang belum ditapaki lelaki itu. Berbeda jauh dengan Calvin yang sehari-harinya hanya berkeliling Jakarta membawa map coklat berisi berkas lamaran kerja.
"By the way, namanya siapa? Biar gue cari di sosial media." Lucanne sudah bersiap dengan ponsel ditangannya. Namun Calvin tak kunjung menjawab.
"Jangan bilang lo gatau, lagi?""Hn." Cengiran Calvin bikin dia kelihatan bodoh. "Mana sempet kenalan."
Lucanne berdecak. Menaruh kembali ponselnya ke atas meja lantas menegak susu digelasnya sampai habis. "Terus lo hari ini mau gue anterin nyari dia kemana?"
"Gue gak yakin sih dia masih disana atau enggak, tapi karena kemarin gue ninggalin dia rumah sakit, mending kita cari disana dulu. Soalnya dia bilang bakal nungguin gue disana."
****
"Ini Neng Ibu beliin bubur ayam dari depan rumah sakit, kamu teh belum sarapan kan?." Untuk kedua kalinya Shavella diberi makanan oleh wanita paruh baya di depannya. "Kenapa atuh enggak diambil, kamu teh gak suka bubur ayam ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadarinya Calvin
General FictionNote: Cover ngambil di Pinterest. Jatuh cinta bagi kaum bidadari adalah dosa. Sudah menjadi hukum mutlak bahwa kaum iblis akan selamanya berada di jalan yang salah. Bidadari itu bukan malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tapi iblis selalu...