[ - 7 ]

124 15 0
                                    

Heyoo minna! Dah tau lanjutan cerita kali ini? Yup biar gak penasaran, mari kita baca sampe habis. Lets go! >//<

Nyali Kenav hampir goyah usai mendengar benda jatuh di sebuah kamar kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nyali Kenav hampir goyah usai mendengar benda jatuh di sebuah kamar kosong. Keringat membasahi lensa kacamatanya. Kenav benar-benar telah melakukan ide gila! Baru kali pertama Kenav sangat niat menghampiri seorang mayat. Pasalnya, tadi Kenav juga sempat melihat Lars diam-diam memasuki ruangan ini.

Kenav menarik selimut putih sampai memperlihatkan raut wajah mayat, membayangkan jika seandainya mahluk itu tiba-tiba melek, Kenav mungkin akan terjungkal maksimal.

Ternyata harapan Kenav terwujud. Akhirnya ia menemukan sebuah bukti untuk dijadikan bahan penyelidikan.

Sebuah flasdisk mini.....

"Rasanya kurang etis nyimpen benda beginian sama orang yang meninggal. Ahh bodo, gue koleksi aja buat bukti!"

Sekilas sudut mata Kenav menangkap sosok lain di balik jendela membuat sensasi bulu kuduk semakin bertambah.

Glek!

Cowok berkacamata bergegas keluar ruangan usai beberapa menit.

"Dah selesai misi lo?"

Kenal akan suara tersebut, Kenav membalikkan badan untuk menghadapnya. Beruntung bukan musuh. Nafas Kenav bisa sedikit lega.

"Sampe keringetan gitu sayang." Nara mengusap dahi pacarnya dengan lembut sebelum menghindar.

"Lo.... lo.... lo ngapain tiba-tiba muncul kayak tukang parkir?" gelagap Kenav.

"Ya nguntitin lo dong!" delik Nara.

"Kok... kok nge gas? Kan bisa lebih santai jawabnya." Dada Kenav seakan sesak.

"Ga penting! Gue cuma mau tau apa yang lo selidiki. Barang kali gue bisa bantu biar cepet tuntas kasusnya."

"Raa..."

"Buruan sini! Gue tau lo lagi nyembunyiin sesuatu. Bentar lagi jam kuliah gue dimulai."

"Santai Ra, gue bisa mengatasi sendiri... sekali-sekali lah gue yang berusaha sebagai pacar lo."

"Balikin ga?"

Suara dingin Nara amat menusuk relung jantung. Rasanya seperti bukan aura pacarnya yang Kenav kenal. Firasat sangat bertentangan dengan situasi saat ini.

"Tenang sayang, lo jangan ngeremehin gue kayak gitu."

"LO SUKA BANGET NYARI RIBUT SAMA GUE DULUAN ANJAY! SELALU ANGGAP GUE ANTAGONIS!" bentak Nara muak.

"Aa.. a... sorry, gue gak bermaksud..."

Tanpa peduli lagi. Kenav langsung berlari dengan kecepatan kelinci, berharap Sang pacar tidak mengejar.

"KENAV!"

***

Nuansa sayu masih terbawa sampai kantin. Nara benar-benar tidak habis pikir atas keraguan Kenav terhadapnya. Perlahan Nara kembali mengamati kantin. Ya, galau bukanlah penghalang sisi logisnya. Otaknya harus tetap bekerja dan berpikir untuk mengungkapkan kebenaran.

Theory 247  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang