Seperti hari-hari sebelumnya, Nadlyne sudah bergegas berangkat mengendarai Ferrari Purosangue kesayangannya untuk sampai ke kantor tepat waktu. Setiap hari ia selalu menyempatkan diri untuk ke kantor, walaupun dirinya lebih suka menghabiskan waktu di butik, tetapi ia tetap memenuhi kewajibannya dikantor
Pukul 09.00 Nadlyne sudah sampai di kantor, para pegawai yang sudah berada di kantor dan melihat Nadlyne sampai pun menyapa atasannya itu dengan sopan dan dibalas senyuman oleh Nadlyne. Ketika telah sampai di ruangannya, Nadlyne segera menghubungi rekan kerjanya 'Jonathan' sekaligus orang kepercayaan papanya itu, dengan cepat Jonathan mengangkat sambungan
"Pak Jo, saya sudah di ruangan. Bapak bisa segera ke ruangan saya?" ucap Nadlyne lewat sambungan telepon
"Baik, saya segera ke ruangan ibu sekarang" balasnya. Tidak butuh waktu lama, Jonathan pun sudah berada di ruangan Nadlyne
"Selamat pagi Ibu Nadlyne yang terhormat" sapa Jonathan
"Pagi Bapak Jonathan Arlo kesayangan bokap" Nadlyne tersenyum manis ke arah Jonathan. "Jadi hari ini ada jadwal apa saja?" lanjutnya
"Hari ini lumayan senggang bu, hanya ada meeting di jam 09.30 dengan perusahaan kencana dan di jam 14.30 dengan Pak Wisnu Jaya" jelas Jonathan
"Okay, Pak Jo tolong dampingi saya di meeting bersama perusahaan kencana, untuk meeting dengan Pak Wisnu Jaya biar Aurelie yang dampingi saya" balas Nadlyne
"Baik bu, ada lagi selain itu?" tanya Jonathan
"Tidak ada, itu saja" jawab Nadlyne
"Kalau begitu saya permisi" pamit Jonathan dan diberi anggukan serta senyuman oleh Nadlyne.
***
Pada pukul 16.00 akhirnya seluruh pekerjaan Nadlyne di kantor sudah selesai, ia pun segera meninggalkan kantor dan pergi ke butik kesayangannya. Setelah menempuh 45 menit perjalanan, akhirnya Nadlyne sampai di butik. Seperti biasa, sudah ada Kanaya yang menyambutnya dengan wajah ceria
"Selamat sore ibu bos yang paling cantik, tumben sekali jam segini sudah sampai butik, biasanya juga masih repot dengan urusan kantor" ucap Kanaya menghampiri Nadlyne
"Selamat sore Kanaya, kantor lagi lumayan senggang makanya bisa datang ke butik awal waktu. Gimana hari ini na? aman?" ujar Nadlyne
"Aman dong, tadi beberapa pesanan sudah ada yang ambil. Ohya tadi ada klien yang mau ambil pesanan jas tapi beliau mau ada tambahan tuxedo, sedangkan gue ga bisa buat design baru dan ngepasinnya, yang bisa cuma lo lyne. Jadi gue jadwalkan untuk ketemu lo nanti malam" ucap Kanaya
"Oh okay, atur aja. Gue standby butik ko"
"Siap bu bos" Kanaya memberi hormat
"Upacara kali ah, pake hormat segala"
"Hahaha mang napa sie? ga boleh?" jawab Kanaya dengan tampang tengilnya
"Kebiasaan tengilnya mulai keluar deh, gue ke dalam duluan ya, babay Kana!" Nadlyne berlalu pergi meninggalkan Kanaya begitu saja
"Ish, main tinggal tinggal aja lo" Kanaya segera menyusul masuk ke dalam butik
Jam menunjukan pukul 19.00, seperti yang tadi dikatakan Kanaya, ia sudah menjadwalkan temu untuk Nadlyne dan kliennya. Sekarang Kanaya sudah bersama klien tersebut, ia segera mengarahkan kliennya bertemu Nadlyne
Tok.. tok..
"Masuk" sahutan Nadlyne dari dalam
"Permisi bu, kliennya sudah datang" ucap Kanaya dan masuk ke dalam ruangan bersama klien tersebut
"Halo selamat malam, perkenalkan saya Nadlyne" sapa Nadlyne, kemudian Nadlyne menjabat tangan kliennya dan tersenyum ramah
"Halo selamat malam Ibu Nadlyne, saya Gapaulo" jawab Gapaulo dengan balas tersenyum sambil menatap mata Nadlyne intens
"Jadi bagaimana pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nadlyne to the point
"Seperti yang tadi siang sudah kakak saya katakan kepada staff ibu, dia ingin menambahkan tuxedo. Sebetulnya ini bukan untuk saya, tapi untuk kakak saya. Karena malam ini dia tidak bisa datang kesini langsung, jadi saya yang datang" jelas Gapaulo
"Ohya, pantas dinote nama pemesan beda ya, Arsenio bukan Gapaulo" ucap Nadlyne menatap note yang berada di mejanya
Ya betul, yang tadi siang datang ke butik bertemu dengan Kanaya adalah Arsenio bukan Gapaulo. Dan yang memesan jas beserta tuxedo ini pun Arsenio, tetapi Arsenio berhalangan hadir
Jadi Arsenio meminta Gapaulo yang ke butik. Setelah itu Nadlyne menangani kliennya itu dengan sebaik mungkin, sampai akhirnya selesai sudah semua urusannya
***
(Room chat Arsenio — Gapaulo)
Arsenio :
Gapa, gimana udah beres?Gapaulo :
Udah, lo kenapa ga bilang kalau yang punya butik anaknya Pak Hartono sen?Arsenio :
Anaknya Pak Hartono? Hartono Wijaya?Gapaulo :
IyaaaArsenio :
Loh gue ga tau, itu aja gue dapat rekomendasi dari assistant gue makanya pesan jas dan tuxedo disanaGapaulo :
Iya itu butik Nadlyne, anaknya Pak Hartono. Dia memang punya butik juga namanya Fransisca Boutique. Butik yang tadi lo pesan jas apa coba namanya?Arsenio :
Fransisca Boutique juga namanyaGapaulo :
Nah kan! btw sen, lo udah pernah ketemu anaknya Pak Hartono?Arsenio :
Belum lahGapaulo :
Ohya gue lupa, kan lo juga baru beberapa bulan balik Indo. Kalau bukan karena bokap nyokap meninggal juga kayanya lo bakal tetap stay di BelandaArsenio :
Ya jelas lah, lebih damai disana, ga ada lo soalnyaGapaulo :
Kampret lo, tapi sumpah sen anaknya Pak Hartono cantik banget aslinya. Pembawaannya juga tenang, enak diajak ngobrol. Designnya juga bagus bagus banget, amazed banget gueArsenio :
Baru pertama kali ketemu aja udah kaya si paling tau segalanya lo, udah ah cepat balik jangan kelamaan disanaGapaulo :
Hahaha siap abangkuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Do I Begin
Romance[NARASI SEDANG DI PERBAIKI, MASIH BERANTAKAN!] Kisah dua orang yang dipertemukan karena keadaan, dua orang yang terpaksa memulai ikatan demi kesepakatan orang tua. Keadaan ini memaksa mereka untuk menerima takdir dan membawa mereka ke ambang takdir...