9

2.7K 167 1
                                    

Setelah satu bulan berlalu, ucapan Arsenio yang mengajaknya menikah selalu terputar dikepala Nadlyne layaknya kaset rusak. Ia tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Nadlyne rasanya ingin pergi keujung dunia dan berteriak sekencang-kencangnya. Kepalanya terasa sangat penuh karena akhir-akhir ini Nadlyne selalu memikirkan hal itu

"Lyne, lo salah kasih design, bukan yang ini yang gue minta." Kanaya menghampiri Nadlyne yang sedang berada di ruang design butik.

"Hah? oh sorry-sorry, lo minta design yang mana memangnya?" Nadlyne membuyarkan lamunannya kala mendengar ucapan Kanaya

Kanaya mendekat ke arah Nadlyne yang sedang duduk di sofa seraya ikut duduk di sana, "Lyne, gue perhatikan lo akhir-akhir ini banyak melamun, lagi ada yang menggangu pikiran lo?"

"Perasaan lo aja kali, Na," bantah Nadlyne

"Ngga, Lyne, Aurelie juga bilang lo di kantor banyak melamun. What's wrong?"

"It's okay, gue mungkin terlalu memikirkan masalah kantor aja, lo tau sendiri kan setelah bokap pergi gue jadi super sibuk bolak balik New York - Indo urus kantor." jelas Nadlyne berbohong, padahal urusan kantor tidak pernah menjadi masalahnya

"Serius karena alasan itu?" tanya Kanaya

"Iyaa, lo jangan khawatir. Everything is good and will always be good." Nadlyne tersenyum

Kanaya menatap mata Nadlyne, "Okay, but gue pesan satu hal. Lo jangan selalu menutupi perasaan ga baik-baik lo ke gue ataupun Aurelie, kalau ada ap- apa, tell me or Aurelie please." ujarnya, "Lyne, gue sama Aurelie sayang banget sama lo. Lo jangan pernah rahasiakan apapun dari kita berdua ya." lanjut Kanaya kembali.

Nadlyne merentangkan tangannya mengisyaratkan agar Kanaya masuk ke dalam pelukannya, Kanaya menurut, mereka berdua pun berpelukkan. "Iyaa, thank you yaaa" ucap Nadlyne

'Sorry, Na, gue bohong. Perasaan gue lagi campur aduk sekarang, tapi gue ga mau cerita ke lo ataupun Aurelie karena ga mau membebani kalian atau buat kalian ikut ke dalam masalah gue.' ucap Nadlyne dalam hati

"Yaudah sana lo balik kerja, tadi minta design yang mana?" Nadlyne melepas pelukan

"Biar gue ambil sendiri aja, lo jangan kebanyakan melamun. Awas aja, nanti gue bawa ke Pak Ustadz biar lo diruqyah." ucap asal Kanaya yang membuat Nadlyne tertawa. Lalu Kanaya berlalu keluar ruang design, kembali mengurus pekerjaannya.

'Gue udah ambil keputusan, semoga ini keputusan yang terbaik.' gumam Nadlyne dalam hati dan segera berlalu ke ruangannya.

***

Sekarang pukul 22.30, Nadlyne baru saja pulang dari butik. Ia sudah 20 menit sampai rumahnya dan segera membersihkan tubuhnya. Beberapa saat kemudia, handphone Nadlyne berdering menampilkan nomor tidak dikenal, Nadlyne pun langsung mengangkatnya

"Halo, selamat malam" ucap Nadlyne

"Selmat malam, Nad, maaf mengganggu waktunya. Saya Arsenio, saya udah terima surat perjanjian dari kamu. Ini artinya, kamu setuju nikah dengan saya?" ucap Arsenio dalam sambungan telepon. Ternyata Arsenio sudah menerima surat perjanjian yang Nadlyne kirimkan tadi pagi saat ia di butik.

"Ini hanya untuk Papa saya."

"Ya, saya pun sama, hanya untuk orang tua saya. Saya pikir setelah satu bulan kamu udah lupakan ucapan saya"

Where Do I BeginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang