Pukul 2 dini hari Nadlyne terbangun dari tidurnya, ia terbangun karena mendengar ketukan pintu berulang kali dari luar kamarnya. Dengan sekuat tenaga ia mengumpulkan nyawa, kemudian segera bangkit untuk membuka pintu
Setelah pintu terbuka Nadlyne terkejut karena mendapatkan Arsenio yang sedang bersandar ditembok kamar Nadlyne dengan penampilan yang sangat kacau. Nadlyne bingung sendiri melihat keadaan Arsenio
"Nad" ucap Arsenio sambil tersenyum ke arah Nadlyne seraya melangkah masuk ke dalam kamar
"Sen kamu ngapain?" tanya Nadlyne
"Ayo cepat kamu masuk, pintunya mau saya tutup" ucap Arsenio. Nadlyne bingung dengan tingkah Arsenio, ia ingin melangkah keluar kamar tetapi tangannya ditahan oleh sang tuan
"Mau kemana? kita harus istirahat" Arsenio menarik tangan Nadlyne, ia menutup pintu kamar
"Kamu kenapa si sen? saya ga suka dengan sikap kamu ini" Nadlyne menarik tangannya dari genggaman Arsenio
"Tapi saya suka hahaha" Arsenio berbaring diatas bed dan menumpukan tangan dikepala, ia menatap Nadlyne yang sedang berdiri dihadapannya
"Ini jam berapa? kenapa kamu masih cantik, masih pakai dress putih tadi. Tapi gapapa, saya suka penampilan kamu sekarang, like a princess" lanjut Arsenio tersenyum jahil
Nadlyne memang belum sempat menghapus make up dan mengganti pakaiannya sepulang dari pernikahan, karena dirinya sudah sangat lelah ditambah sedikit perdebatan dengan Arsenio tadi
"Sini cantik" Arsenio bangkit dari tidurnya. Ia lalu menarik tangan Nadlyne yang membuat Nadlyne duduk berhadapan dengannya dibed
"Kamu sangat cantik Nad, tapi sayang kita ga saling cinta" ucap Arsenio menatap dalam mata Nadlyne. Jeda beberapa saat, mereka saling menatap satu sama lain sampai Nadlyne berucap
"You are drunk" ucap Nadlyne karena mencium bau alkohol yang menyeruak dari tubuh Arsenio
"Yes, i'm drunk because of you. Kamu buat pikiran saya penuh, saya selalu kepikiran tentang pernikahan mainan dengan kamu ini, pernikahan ini sangat menyebalkan" ucap Arsenio tersenyum
"Ya memang, sama menyebalkannya dengan kamu" sahut Nadlyne
"Hahaha kamu juga sama menyebalkannya Nad, but you are also very impressive, very expensive and hard to come by like a rare diamond" tanpa persetujuan, Arsenio mengelus pipi Nadlyne
"Kamu jangan pernah pergi dari saya ya? karena kata Pak Michael, kamu ga punya siapa siapa lagi didunia ini selain saya hahaha" Arsenio lalu menyudahi usapannya pada pipi Nadlyne
"Karena saya udah jadi suami kamu, mulai sekarang saya akan menjaga kamu layaknya seorang suami menjaga istri, kamu mau kan saya jaga?" Arsenio mentoel hidung Nadlyne
"Saya bisa jaga diri saya sendiri, saya juga ga perlu kamu dihidup saya. Saya lebih baik sendiri di dunia ini daripada harus bersama dengan orang seperti kamu" ucap Nadlyne menatap tajam Arsenio
"It's okay princess, saya ga memaksa"
"Dipandang sedekat ini wajah kamu kelihatan tambah cantik" Arsenio mendekatkan wajahnya ke wajah Nadlyne tetapi ditahan oleh Nadlyne
"Don't come near me!" seru Nadlyne dengan tatapan tajam. Tiba tiba saja Arsenio menubruk pundak Nadlyne, ia tidak sadarkan diri sekarang
Nadlyne menghembuskan nafasnya kasar, kemudian ia menarik tubuh Arsenio, membenarkannya untuk berbaring dibed. Nadlyne membuka sepatu sang tuan dan menyelimutinya, kemudian ia segera keluar dari kamar tersebut
*** Next day
Pagi ini pukul 09.00 Arsenio terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa berat. Beberapa saat kemudian ia menyadari bahwa dirinya sekarang tidak berada dikamarnya tetapi dikamar yang ditempati oleh Nadlyne
Arsenio langsung bangun dari tidurnya dan melihat kesekeliling kamar tidak ada Nadlyne dikamar tersebut. Arsenio segera berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga, kemudian menghampiri salah satu pelayan
"Bu, Nadlyne dimana ya?" tanya Arsenio
"Nona Nadlyne tadi baru saja kembali ke kamar, sepertinya sekarang sedang membereskan barangnya" jawab pelayan
"Membereskan barangnya? memang Nadlyne mau kemana?" tanya Arsenio
"Tadi Nona bilang hari ini akan pulang ke Indonesia tuan" ucap pelayan tersebut kemudian Arsenio diam sesaat, ia memijat pelipisnya yang terasa pening
"Semalam Nadlyne tidur dimana bu?" tanya Arsenio kepada pelayan
"Semalam Nona tidur dikamar tamu bawah tuan" ucap pelayan
"Sekarang Nadlyne disana?" tanya Arsenio
"Iya tuan" jawab pelayan
Kemudian Arsenio segera beranjak menghampiri Nadlyne. Pintu kamar tamu yang ditempati sang puan terbuka sedikit dan terlihat Nadlyne yang sedang duduk disofa dengan penampilan rapi dan ipad ditangannya
Tok.. tok..
"Saya boleh masuk?" Nadlyne tidak menjawab apapun, ia tetap fokus pada ipadnya
"Saya kenapa bisa ada dikamar kamu?" sambung Arsenio bertanya, ia masuk ke dalam kamar tersebut tanpa persetujuan Nadlyne
"Kamu tanya sama diri kamu sendiri" balas Nadlyne dengan pandangan tetap ke ipad
Arsenio mengingat ingat kejadian semalam, tetapi dirinya hanya mengingat ketika pelayan membukakan pintu rumah kemudian ia naik ke lantai dua dan mengetuk pintu kamar Nadlyne, selebihnya ia sudah tidak mengingat apapun
"Sorry nad, i was drunk last night. Saya ga melakukan hal aneh ke kamu kan?" ujar Arsenio dengan terus menatap Nadlyne. Nadlyne tak menjawab. Ia segera memasukan ipad ke dalam tas kemudian bangkit dari duduknya
"Kamu ga bisa pulang hari ini" lanjut Arsenio
"Kenapa?" tanya Nadlyne sambil menatap mata Arsenio tajam
"Kita masih har—" balas Arsenio terpotong
"Kamu pasti bisa handle semua sendiri, saya tetap pulang ke Indonesia hari ini" Nadlyne ingin beranjak pergi, tetapi tangnnya digenggam Arsenio
"Maaf kalau tingkah saya semalam buat kamu ga nyaman" ucap Arsenio
"Yes, i am very uncomfortable" jawab Nadlyne penuh penekanan dan melepaskan genggaman tangan Arsenio, Nadlyne segera berlalu dari hadapan Arsenio. Jujur saja Nadlyne sangat tidak suka dengan sikap Arsenio semalam
"Bodoh Arsenio bodoh" Arsenio berucap seraya mendudukan diri dibed dan mengacak surai hitam legamnya
Nadlyne keluar rumah dan langsung menghampiri mobilnya yang sudah disiapkan dihalaman tepat didepan pintu utama
Kemudian Nadlyne segera meninggalkan rumah sang tuan. Nadlyne melajukan mobilnya ke bandara karena 30 menit lagi ia akan take off
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Do I Begin
Romance[NARASI SEDANG DI PERBAIKI, MASIH BERANTAKAN!] Kisah dua orang yang dipertemukan karena keadaan, dua orang yang terpaksa memulai ikatan demi kesepakatan orang tua. Keadaan ini memaksa mereka untuk menerima takdir dan membawa mereka ke ambang takdir...