Part 1

10.2K 238 18
                                    

Srekk.... Srekk..

Suara gorden yang disibak kasar sayup-sayup mampir ke telinga gadis yang masih asik bergelung di atas kasurnya, berkelana di alam mimpi.

"Salmaira Ghania, Bangun! Anak gadis jam segini belum bangun! Makanya jodohnya dipatok perawan lain!" Seru Mami sembari berkacak pinggang.

Ghani yang terusik tidurnya, mengerjap perlahan. Menyeimbangkan cahaya yang berasal dari luar jendela.

Hoammmmm.....

Ghani menguap lebar, meregangkan otot-ototnya.

"Mowwhning.. Mawwwhhmihhh...." Ucap Ghani masih dengan posisi menguapnya.

"Mornang morning! Gak ada morning lagi! Tuh matahari udah di pucuk! Ayam aja malu ngliatin kamu!" Seru Maminya. Ghania hanya terkekeh dengan nyawanya yang belum penuh.

"Lihat si Pandu aja udah mau nikah, Ghania! Si Agnes anaknya bude Dini yang dulu kamu gendong-gendong, sekarang udah punya anak dua!"

"Kan si Agnes kebelet nikah Mi! Takut goal sebelum halal!" Jawab Ghani asal.

"Inget ya, Nduk! Kamu itu bentar lagi udah 30 tahun! Mami udah malu anaknya dibilang perawan tua!" Omel Maminya lagi.

"Enggak ya... I'm still 28 Mih!"

"28 gundulmu! Ntar malam aja jam 12 kamu udah 29 tahun, Ghania!"

Gadis itu sudah menampilkan sederet giginya.

"Duh... Mami ilang cantiknya loh... Gak boleh mayah-mayah... Nanti cepet tuakk..." Ucap gadis itu sembari bergerak bergelayut di lengan Maminya.

"Minggir... Minggir.. Mami gak mau di gelayutin kamu! Bau iler!"

"Hehe..." Ghania hanya terkekeh.

"Cuci muka sana! Habis itu langsung turun! Papi udah nungguin di ruang tamu!" Tambah Maminya lagi, gadis itu hanya mencebik sembari membawa langkahnya ke kamar mandi.

***

Ghania mendudukan dirinya di ruang tengah.

"Pwapihhh! Guten morgen! " Sapanya kepada lelaki paruh baya yang sedang menikmati kopinya sembari membaca berita terkini melalui gadget di tangannya.

"Hem..." Jawab Papinya tanpa mengindahkan kehadiran gadis itu. Ghania memberengut kesal.

"Ck. Kata Mami suruh buru-buru ke sini. Eh, malah gak dianggap! Emang bener kata orang, kayaknya Ghani ini cuma anak pungut!" Ujarnya asal.

"Ya emang, Mami sama Papi nemunya di bak sampah depan komplek. Kirain bayi kucing, taunya bayi koala. Tidur muluk hidupnya!" Jawab Papinya sarkas. Ghania hanya terkikik, sudah biasa jokes itu keluar diantara mereka.

Ghania memilih mengambil sepotong pisang goreng hangat dari piring yang disediakan Mamanya untuk Papanya itu.

"Kapan rencana mau bawain menantu buat Papi?!" Tanya lelaki dihadapan Ghani tanpa basa-basi, membuat sepotong pisang yang belum sempurna masuk ke kerongkongan berhenti dan salah masuk. Menjadikan gadis itu terbatuk-batuk di tempatnya.

Mamanya yang datang dari arah dapur menyodorkan segelas air putih yang langsung diterima gadis itu sebagai pertolongan pertama.

"Kenapa dari pagi Mami dan Papi omongannya cuma seputar nikah sih?" Jawab gadis itu setelah berhasil selamat dari kejadian tersedaknya.

"Ingat ya... Pandu sepupu kamu udah mau nikah, tinggal dua bulan lagi! Mau ditaroh mana muka Mama dan Papa kalau di pesta Pandu nanti ditanyain sama keluarga, kerabat juga rekan bisnis Papa. Anaknya kapan? Kok gak ada kabar? Kamu udah mau 30, Ghania! Bukan saatnya main-main!" Terang Papanya panjang lebar.

Silly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang