Part 11

3K 219 88
                                    

"Rony si kampret emang!

Cupu loe!

Ngapain bawa-bawa orang tua!

Kalau berani sini maju lawan gue!

Arggghhhh... Papi doain apa sih buat Ghania!!!

Tuhan! Dosa gak sih nyantet orang!

Gue pengen nyantet Rony!

Biar bisa membunuh tanpa perlu menyentuh!!!"

Ghania masih terus mengumpati Rony, sembari melempar masuk bola ke dalam keranjang yang tak pernah melewati sasaran.

Rony tertawa di tempatnya, sembari melipat kedua tangannya di dada. Baru kali ini dalam seumur hidupnya ada seseorang yang berani terang-terangan mengumpatinya. Bahkan sejak pertemuan mereka yang pertama.

Gadis itu terlalu menarik!

Ghania cukup terkejut, saat membalikan badannya dan yang ia temui adalah seseorang yang menjadi penyebab kekesalannya.

Dimana Irfan?!

Rony berjalan ke arahnya sembari membawa paperbag titipan Mamanya, saat Ghania  terang-terangan menolak kehadirannya. Rony menunggu Ghania yang sedang menghubungkan teleponnya kepada Irfan dan mengalihkan semua caci makinya kepada lelaki di seberang.

Rony tak menyangka, saat Irfan menghubunginya setengah jam yang lalu. Bahwa ia bersama Ghania-yang rupanya mereka saling kenal.

"Udah?" Tanya Rony menatap Ghania yang sudah mengerucutkan bibirnya, mencebik berkali-kali.

"Eitsss... Mau ngapain, Anda?" Tanya Ghania, saat melihat pergerakan Rony yang semakin mendekat.

Rony mengulurkan tangannya, menyerahkan paperbag yang sudah ia bawa sejak tadi.

"Apakah ini sogokan?" Tanya Ghania yang masih membiarkan tangan Rony menggantung di udara.

"Kamu tau itu, Salmaira... Pakai ini untuk dinner kita malam ini..." Ucap Rony. Ghania mencebik.

"Drama banget! Sinetron mana yang loe tonton? Habis itu si cewek nerima bajunya. Terus dia ganti, minta pendapat si cowok. Dia muterin badannya. Terus si cowok bakal bilang 'cantik!' terus dari situ si cewek baper, terus jadian deh! Cih!! Klasik!" Ejek Ghania panjang lebar. Rony tertawa untuk pertama kalinya di depan orang asing seperti Ghania.

"Buka dulu... Mama bilang suruh bawain kamu baju selengkapnya..."

"Gue bilang, gak semiskin itu Rony! Gue bisa beli baju sendiri. Dan gue gak mau ikutan dinner! Titik!" Ucap Ghania mencoba menegaskan.

"Harus mau!"

"Kok loe maksa sih?!"

"Karena kamu pacar saya!"

"Gak bisa! Melakukan pengakuan sepihak adalah bentuk dari sebuah penjajahan! Gue gak terima itu! Titik!"

"Tapi saya maunya kamu! Titik!"

Silly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang