Part 6

3.1K 189 43
                                    

Ghania menggerutu mendapati Rony yang masih membuntuti langkahnya menuju tempat parkir rumah sakit.

"Ngapain ngikutin, sih?!" Ujar Ghania memberengut kesal.

"Karena saya butuh tumpangan." Jawab Rony jujur. Ghania mengernyit, sepertinya lelaki di hadapannya sedang kehilangan kewarasan diri.

Bagaimana mungkin dia akan menumpang pada gadis seperti dirinya?!

Ditengah, malam!

Apa kata orang yang mengenal keluarga besar, Bramantyo?!

Juga, kalau Papi Ghania memergokinya, apa gak akan berakhir di gantung di pohon tomat punya bi Asih!

Gila!
Ini benar-benar gila!

Ghania gak se-desperate itu, kan?!

Masa harus berduaan dengan seorang duda!

"Bapak kan bisa telepon asisten bapak, sopir bapak, atau apapun yang biasa dilakukan. Oh... Saya pesankan gojek kalau perlu..." Ghania mencoba memberi pencerahan pada lelaki di hadapannya itu.

"Kamu gak mau saya mintain tumpangan?" Tanya Rony polos.

"Ck. Bukan gitu... Saya gamau orang ngira saya nyulik suami orang." Jawab Ghania tegas.

"Tapi saya belum pernah menikah, Salmaira!" Jawab Rony jujur. Entah mengapa baru kali ini dia ingin menegaskan statusnya. Ghania melongo tak percaya. 

Fakta apalagi ini, Tuhan?!

Ghania serasa mendapat jackpot tak terduga. Sepertinya bakal merayakan makan gratis setahun!

Selamat menikmati kebangkrutan, Miss Rania!

Informasi yang tertutup di hadapan publik tentang keluarga Bramantyo.
Kini, seolah terbuka lebar-lebar di hadapannya!

Bisa jadi headline news, berapa duit nih!

'Mencengangkan, salah satu anak Bramantyo Group memiliki anak di luar nikah.'

Mungkin begitu judul yang terbayang di otak licik Ghania.

Tetapi Ghania tetiba kembali mengutuk pikiran konyolnya, dia kini mengubah narasi otaknya.

Bagaimana jika malah berita tentangnya ikut terseret di dalamnya.

'Putri tunggal Haryanto Corps terlibat hubungan gelap dengan salah satu penerus Bramantyo Group'

Oh, No! Ghania tidak akan mau terjebak dalam kekonyolan pikirannya.

"Wahhhh... Kacau! Terus Faresta terbuat dari apa?" Beruntungnya hanya pertanyaan itu yang berhasil keluar dari mulut Ghania, menanggapi fakta yang baru ia dengar.

"Tepung tapioka..." Jawab Rony asal.

"Oh pantes..! Makanya gedenya jadi cowok casanova!" Komentar Ghania.

Sebenarnya Ghania menjadi lebih pernasaran dengan status hubungan lelaki di hadapannya dengan Faresta yang katanya anaknya. Sedangkan  Rony malah berusaha menemukan maksud kalimat Ghania.

Tepung tapioka dan cowok casanova!

Apa hubungannya?

Namun, tetiba kedua sudut bibirnya tertarik. Entah mengapa gadis di hadapannya memiliki banyak sekali kosa kata random, yang membuatnya merasa terhibur.

"Ini... Bapak beneran mau nebeng saya?" Tanya Ghania memastikan. Dia belum mencari letak motornya.

"Saya gak setua itu Salmaira! Kenapa kamu terus-terusan memanggil saya dengan sebutan 'Bapak'?"

Silly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang