Part 12

3.1K 192 41
                                    

"Papih!" Ucap Ghania terkejut, dia menatap ke sekeliling namun terlihat biasa saja.

Wah sialan!

Kerjaan Irfan kah?

Ghania mencoba mencari kambing congek diantara mereka!

Namun wajah-wajah innocent itu tak bisa di tebak!

Irfan si kampret, emang!

Berapa duit dia jual gue?!

Umpat Ghania di dalam hati.

Ghania menoleh ke arah lain, memastikan tidak ada penghulu yang ikut datang ke pertemuan mereka.

Bisa terkena sial seumur hidup kalau harus mendadak kawin!

Tapi sepertinya imajinasi Ghania tak akan terjadi. Ghania berangsur-angsur bisa merasakan napas lega.

"Mana anak tukang cuci spanduk pemilu?! Mami pengen lihat?!" Namun, kelegaan Ghania rupanya hanya bersifat sementara. Karena kini Mamanya ikut bergabung ke tengah-tengah mereka.

Bugh

Dan satu pukulan dari tas tangan Maminya mendarat di punggung gadis itu, dan membuatnya mengaduh lirih.

Benar-benar hari tersial baginya!

"Bagus ya... Alasan klasik 'Ghania gak mau kawin! Mau keluar dari rumah!' tau-taunya malah gandeng anak sahabat Mami!" Tuduh Maminya.

Dahlah...

Ghania menghela napas kasar, dia menoleh ke arah Rony meminta bantuan. Tapi si empunya malah pura-pura sibuk mengotak-atik gawainya.

Si kampret emang!

Emang salah percaya manusia!

Musyrikkk... Tarik sist semongkoh!

Selamat mati suri, dah gue!!

Ghania mengumpat di dalam hati. Memutar otaknya yang sudah beku.

Pada cupu semua nih!

Mana satu lawan banyak!

Mau menang darimana?!

Arrghhhh....

Gue gak mau kawin sama Rony!!

"Kok diem aja?" Tanya Maminya, sedangkan Papi Ghania sudah menatapnya dengan penuh selidik.

"Ghania mau ke ruang ICU aja, Mih!" Ucapnya asal.

"Kenapa?!" Tanya Papinya polos.

"Dahlah... Sekarat! Piu piu... Ambulance... Help me!!! " Ucap Ghania sembari berakting pingsan. Sedangkan Oma dan keluarga Rony hanya bisa tertawa melihat kelakuan random gadis di hadapannya.

"Ghania! Bangun! Malu sama keluarga Rony!" Ucap Mami Ghania sembari menepuk-nepuk pipi Ghania.

"Ghania mau bangun, syaratnya  Mami Papi gak boleh nyuruh kawin!" Ucap Ghania masih dalam posisi tidur.

"Okay..." Ucap Papinya santai, sementara Ghania langsung duduk tegak kembali.

"Sekarang jelaskan! Kenapa bisa sama Rony?!" Pinta Papinya baik-baik.

"Dih! Gak ada ya... Ini cuma ke-salah-paha-man! Ghania gak kenal Rony!" Ucap Ghania tegas.

"Kok kamu gitu sih, sayang?" Ucap Rony tak mau kalah. Ghania menoleh sembari menatap penuh kedengkian.

"Emang anak dakjal!" Ghania mencebik lirih, karena gerak bibirnya tak dapat terbaca.

"Wahhh... Udah jauh ternyata, Pih..." Ucap Maminya. Sedangkan keluarga Rony masih memantau kehebatan Ghania dalam memenangkan perdebatan ini.

Silly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang