SHANUM (3)

42 9 2
                                    

۞بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم۞

Heyy! Maaf, baru up karena author akhir-akhir ini sibuk.

Jangan lupa untuk fllw ig author ya bolo :

@zhirhzlfa
@zxlfaraa_

satu catatan :  saya ngga maksa buat fllw ig author. Tapi ya usahakan

***

"Ambilin itu ayam goreng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ambilin itu ayam goreng."

"Halah, jupuk dewe to Bib!"

Mendengar jawaban Kakaknya, Labib lebih memilih mengambil lauk yang diinginkannya sendiri tanpa bantuan kakak nya.

''Owalah Gusti! Kagungan Mbak kok koyo ngene," gumam Labib tapi masih terdengar di telinga Shanum. Emosi Shanum terpancing oleh gumaman Labib. Dia lalu menarik rambut sang adik laki-lakinya itu.

Gayatri yang melihat anaknya yang sedang bertengkar, berusaha untuk melerainya. "Ya Allah Gusti. Nak, ayo lepaskan rambut adikmu. Bisa-bisa Labib botak nanti."

"Lagi hening-heningnya malah bertengkar," ucap Ayah Shanum
lantang.

Brak! (Gajendra menggebrak meja)

Kakak dan adik itu segera menghentikan aksi pertarungan mereka.

"Bisa berhenti gak?" seru Gajendra.

"Ngapunten Ayah," tutur Shanum dan Labib seraya menunduk.

"Yawes, maem sing bener. Gak usah berantem."

Shanum dan Labib segera menghabiskan makanannya yang masih tersisa di piring. Belum berhenti sampai disini, disekeliling mereka masih terasa bau permusuhan. Shanum melayangkan tatapan tajam pada adiknya. Labib juga tak mau kalah, ia kembali melayangkan tatapan yang sangat tajam seperti pedang.

"Wes! Nggak usah mulai lagi Bib!" sergah Gayatri sebelum anaknya mulai bertengkar kembali.

Memang, sering terjadi pertengkaran antara anak pertama dengan anak keduanya. Mereka terkadang memilih untuk akur beberapa saat saja. Dan setelah itu- kalian bisa tebak sendiri.

Selepas makan malam, Shanum pergi ke kamarnya. Tak disadari, adiknya mengekorinya.

Di depan kamar, langkahnya terhenti karena Shanum merasa ada seseorang di belakangnya. Ia menoleh dan mendapati adiknya sedang menjulurkan lidah seolah mengejek kakaknya.

"Bib! Kowe ngopo melu-melu Mbak? (Kamu ngapain ikut-ikut Kakak?)" tanya Shanum.

"Yo nggak opo-opo to. Mosok ndak boleh," jawab Labib.

SHANUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang